KajianTarbiyatul Aulad oleh Habib Hasan Al Jufri. By admin Mar 24, 2021. Sabtu, 20 Maret 2021. Hidayatullah Semarang! Membangun generasi GOLD, menuju insan khairu ummah % % Support Admin PAUD Available from 07:00 to 15:00. Support Admin SDIH Available from 07:00 to 15:00.
Sabtu, 16 Oktober 2021-Sebagai pengantar kajian Habib Hasan Al Jufri mengingatkan kepada peserta kajian berkenaan dengan kejadian apapun bagi seorang yang beriman pasti bermaanfaat bagi orang yang beriman. Pada bulan Robiul Awal ummat Islam masih dalam suasana memperingati kelahiran Rosulullah shalallahu alaihi wassalam. Memperingati hari kelahiran Nabi shalallahu alaihi wassalam termasuk bid’ah hasanah yang dianjurkan oleh para ulama dalam rangka untuk mencintai dan mengingat kembali tentang kisah-kisah shiroh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam. Meneladani Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam bisa dengan cara meneladani para ulama sholeh yang mempelajari dan meniru akhlak Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam. Oleh karena itu kenalkan anak-anak kita dengan para ulama. Kajian dilanjutkan pembahasan tentang perasaan diri kepada anak-anak. Bagaimana perasaan diri orang tua yang tidak bisa dilepas terhadap anak-anak, tidak bisa orang tua melupakan atau melepas anaknya meskipun anaknya sudah dewasa. Ada cerita pada jaman nabi ada seorang shahabat Nabi shalallahu alaihi wassalam yaitu Al Qomah yang tidak bisa mengucapkan kalimat thoyibah ketika menjelang ajalnya, karena ibunya sakit hati dan tidak memaafkan anaknya. Akhirnya Rosulullah shalallahu alaihi wassalam melakukan cara dengan solah-olah akan membakar Al Qomah supaya ibunya tersadar, akhirnya ibunya sadar dan memaafkan anaknya sehingga Al Qomah bisa mengucapkan kalimat thoyibah kemudian meninggal. Kecintaan orang tua kepada anak merupakan kebanggaan bagi orang tua, oleh karena itu di dalam Al Quran disebutkan anak adalah termasuk perhiasan dunia. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam mendapat penjagaan dari Allah Ta’ala, sejak kecil Nabi shalallahu alaihi wassalam diasuh oleh Bani Sa’adah dari kalangan keluarga yang paling harmonis. Halimah Sa’diyah adalah wanita yang terhormat yang keluarganya mendukung untuk mengasuh Nabi shalallahu alaihi wassalam. Ketika Halimah mengambil Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam untuk diasuh maka, keluarganya diberikan banyak sekali keberkahan dari Allah Ta’ala. Pada saat Nabi shalallahu alaihi wassalam putranya meninggal dunia, Beliau meneteskan air mata, ketika shahabat bertanya kenapa Nabi shalallahu alaihi wassalam menangis, Beliau mengatakan ini adalah rahmat Allah Ta’ala yang ditanamkan pada hati manusia. Bahkan hewanpun diberikan insting mencintai anak-anaknya, contohnya kuda yang kakinya menginjak-injak tanah tidak mengenai anaknya. Sifat cinta, yang dan kelembutan yang ditanamkan dalam hati orang tua agar orang tua memberikan terbaik pada anak-anaknya. Perasaan cinta orang tua perlu dikendalikan dan diarahakan agar tidak memberikan kecintaan yang keliru sehingga anak menjadi sosok yang lemah. Kasih sayang orang tua kepada anaknya adalah wujud kecintaan Allah Ta’ala kepada manusia. Penghormatan-penghormatan adab atau akhlak orang tua terhadap anak-anak diajarkan dalam Islam, yaitu dengan menyayangi anak-anak. Dicontohkan para ulama dalam majelis ilmu sangat memperhatikan anak-anak yang ikut di dalam majelis ilmu, bahkan diminta untuk duduk di depan. Dengan demikian anak-anak menjadi lebih semangat dalam mengingikuti majelis ilmu, meskipun demikian orang tua perlu mengingatkan agar anak-anak tidak sombong. Ketika Nabi Muhhmmad shalallahu alaihi wassalam melihat seorang ibu yang menggendong bayinya dengan penuh kasih sayang, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam bertanya kepada seorang ibu tersebut apakah kamu menyayangi anakmu, seorang ibu menjawab iya Rosulullah, kemudian Rosulullah shalallahu alaihi wassalam mengatakan Allah Ta’ala jauh lebih besar sayangNya kepada anakmu itu. kajian berlanjut..
HabibHasan merupakah ayah Habib Abu Bakar Assegaf dan mertua Habib Taufik Assegaf salah satu tokoh ulama kharismatik di Kota Pasuruan. Dikutip dari pwnujatim.or.id, Pasuruan tak lepas dari ketokohan KH Abdul Hamid, sang waliyullah. Pada saat Haul Kiai Hamid Pasuruan, beberapa waktu lalu, Habib Hasan Assegaf memimpin Yasin-Tahlil.
Semarang-Sebagai pengantar kajian Habib Hasan Al Jufri memberikan nasehat kepada peserta kajian berkenaan dengan keberadaan kita di bulan Shafar, bahwa jangan sampai kita menjadi penyebab datangnya musibah yang diturunkan dari Allah Ta’ala, tetapi sebaliknya Habib Hasan mengajak peserta kajian untuk berusaha menjadi pembuka turunnya rahmat dari Allah Ta’ala. Kajian dilanjutkan pembahasan tentang pentingnya memilih pasangaan sebelum menikah dalam rangka untuk menyiapkan pendidikan anak-anak keturunan yang dilahirkan. yang paling mendasar yaitu untuk mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan pernikahan, yang mana sebelum akad nikah atau ijab qobul dibacakan bersama atau disepakati dari kedua belah pihak. Tujuan utama dari menikah adalah dalam rangka untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Selain itu juga pernikahan ialah kesunnahan Nabi, sehingganya siapa saja umat manusia yang membenci sunnah Nabi, maka tidak termasuk dari golongan atau umatnya. Hal itu dikarenakan bahwasannya indikator bahwa manusia mempunyai agama ialah yang mematuhi aturan yang sudah melekat pada agama itu ketika memilih calon baik suami ataupun istri alangkah baiknya mempertimbangkan empat hal, sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu alaihi wasallam “Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah berdasarkan agamanya niscaya kamu akan beruntung”. HR Bukhari dan Muslim. Hadist di atas telah dijelaskan 4 kriteria yang harus diperhatikan sebagai motivasi dalam memilih seorag wanita untuk dijadikan sebagai seorang istri. Ke empat kriteria tersebut ialah Pertama, karena hartanya kekayaannya, makasudnya ialah hendaknya seorang pria dalam memilih seorang wanita yang mempunyai banyak harta untuk dijadikannya sebagai seorang istri. Kedua, memilih wanita untuk dijadikan sebagai istri karena keturunannya. Yang dimaksud dalam hal ini ialah seorang pria boleh menikahi seorang wanita dari keturunannya nasabnya keluarganya yang baik atau telah memiliki strata sosial yang terpandang di dalam masyarakat. Maka dari itu, setelah menikah suami akan naik pula strata sosialnya di masyarakattersebut. Ketiga, harus menikahi wanita karena kecantikannya. Seorang pria ialah makhluk visual, oleh karenanya sudah fitrahnya mereka menyukai wanita-wanita yang cantik, bahkan tidak sedikit seorang pria meletakkan kecantikan sebagai kriteria utama dalam memilih seorang istri. Faktor kecantikan ini adalah salah satu bagian daya tarik yang menjadi pemenuhan fitrah serta penguat kecenderungan terhadap pasangannya. Keempat, karena agamanya, ketakwaan seorang calon istri hendaknya menjadi hal prinsip yang harus dipertimbangkan oleh seorang pria ketika memilih pasangannya. Dianjurkan pula dalam memilih pasangan jangan dari keluarga yang dekat untuk menghindari lahirnya keturunan yang lemah jasmani dan lemah akalnya. Hal ini sangat sesuai dengan hasil penelitian ilmiah yang dihasilkan oleh para ahli medis. Selain itu juga dianjurkan untuk mencari jodoh yang masih perawan, dan menikahi perempuan yang subur. Ketika menjawab pertanyaan peserta tentang bagaimana bagi yang sudah terlanjur menikah tetapi ternyata pasangannya tidak sholih atau sholihah, dengan bijaksana Habib Hasan menjawab Pertama, tetap disyukuri karena sudah memiliki pasangan atau keluarga adalah salah satu nikmat yang diberikan Allah Ta’ala. Kedua, jangan khawatir karena kesholihan seseorang tidak tergantung kepada istri atau suami, tetapi itu menjadi urusan pribadi dengan Allah Ta’ala. Ketiga, Jadikan sebagai perjuangan untuk merubah atau berdakwah dengan mengetuk pintu hidayah dari Allah Ta’ala dan mengajak pasangannya menjalankan perintah Allah Ta’ala dengan cara yang menarik atau lemah lembut. kajian berlanjut..
.
  • fsj1v60x7o.pages.dev/954
  • fsj1v60x7o.pages.dev/317
  • fsj1v60x7o.pages.dev/403
  • fsj1v60x7o.pages.dev/353
  • fsj1v60x7o.pages.dev/565
  • fsj1v60x7o.pages.dev/435
  • fsj1v60x7o.pages.dev/363
  • fsj1v60x7o.pages.dev/559
  • fsj1v60x7o.pages.dev/593
  • fsj1v60x7o.pages.dev/40
  • fsj1v60x7o.pages.dev/191
  • fsj1v60x7o.pages.dev/4
  • fsj1v60x7o.pages.dev/523
  • fsj1v60x7o.pages.dev/637
  • fsj1v60x7o.pages.dev/917
  • habib hasan al jufri semarang