LOGIKA MATEMATIKA DALAM AL-QUR’AN hakikatnya logika matematika merupakan alat pembuktian kebenaran sedangkan sebagai orang muslim kita harus meyakini kebenaran dalam al-qur’an. Seperti pada surat di bawah ini Pada surat Al-mu’minun ayat 102-103 Ayat 102 ”Barang siapa berat timbangan kebaikannya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung” ayat 103 “Dan barang siapa ringan timbangan kebaikannya maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri mereka kekal di dalam neraka” Sehingga dari logika yang di peroleh dapat di telaah maknanya “siapa berat timbangan kebaikannya maka mereka orang yang beruntung Dan siapa ringan timbangan kebaikannya maka mereka orang yang merugikan dirinya sendiri mereka kekal di dalam neraka” Pernyataan terasebut mengandung implikasi dan konjungsi. P = berat timbangan kebaikannya Q = orang yang beruntung R = siapa ringan timbangan kebaikannya S = orang yang merugikan dirinya sendiri mereka kekal di dalam neraka. Nilai kebenaran implikasi dan konjungsi p q r s pàq ràs pàq Ù ràs B B B B B B B B B B S B S S B B S B B B B B B S S B B B B S B B S B S B S B S S S S B S S B S B S B S S S S B S S B B B B B B S B B S B S S S B S B B B B S B S S B B B S S B B B B B S S B S B S S S S S B B B B S S S S B B B Deskripsi nilai logika matematika adalah sebagai berikut 1. Pernyatan pertama pàq Ù ràs = B “jika berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika ringan timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang merugi “ Pernyatan tersebut bernilai benar sesuai dengan firman Allah surat Al-mu’minun 2. Pernyatan ke dua pàq Ù rà~s = S “jika berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ Pernyatan tersebut bernilai salah karna tidak sesuai dengan firman Allah Qs. Al-mu’minun 102-103 bahwa orang yang ringan timbangnya maka ia termasuk orang yang merugi dan mereka kekal didalam neraka” 3. Pernyatan ketiga pàq Ù ~ràs “jika berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang merugi “ 4. Pernyatan ke empat pàq Ù ~rà~s = B “jika berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ Pernyatan tersebut bernilai benar sesuai dengan firman Allah. 5. Pernyatan kelima pà~q Ù ràs = B “jika berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia ringan timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang merugi “ 6. Pernyatan ke enam pà~q Ù rà~s = S “jika berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ 7. Pernyatan ke tujuh pà~q Ù ~ràs = S ”jika berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang merugi “ 8. Pernyatan ke delapan pà~q Ù ~rà~s = S “jika berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ 9. Pernyatan ke Sembilan pàq Ù ràs = B “jika ia berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang merugi “ Pernyatan ini benar karna sesuai dengan firman allah 10. Pernyatan ke sepuluh ~pàq Ù rà~s = S “jika ia tidak berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ 11. Pernyatan ke sebelas ~pàq Ù ~ràs = B “jika ia tidak berat timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang beruntung dan jika tidak ringan timbangan kebaikanya maka termasuk orang yang merugi “ 12. Pernyatan ke duabelas ~pàq Ù ~rà~s = S “jika ia tidak berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ 13. Pernyatan ke tiga belas ~pà~q Ù ràs = B “jika iatidak berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia ringan timbangan kebaikanya maka ia termasuk orang yang merugi “ 14. Pernyatan ke empat belas ~pà~q Ù rà~s = s “jika iatidak berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ Pernyatan ini salah karna tidak sesuai dengan mu’minun 15. Pernyatan ke lima belas ~pà~q Ù ~ràs = B “jika iatidak berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ 16. Pernyatan ke enam belas ~pà~q Ù ~rà~s = B “jika iatidak berat timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang beruntung dan jika ia tidak ringan timbangan kebaikanya maka ia tidak termasuk orang yang merugi “ Pernyatan berikut bernilai benar karna sesuai dengan firman allah mu’minun 102-103 Dari pernyatan-pernyatan tersebut juga di jelaskan pada ayat QS. Al-Anbiya’ 47 dan QS. Al-A’raf 8-9 Ø Pada ayat QS. Al-Anbiya’ 47 Allah Ta’ala berfirman . وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِيْنَ 47 Artinya “Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawipun, pasti Kami akan mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” QS. Al-Anbiya’ 47 Ø Dan Pada ayat lain juga di jelaskan QS. Al-A’raf 8-9 أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ 9- الأعراف 8-9 Artinya “Timbangan pada hari itu menjadi ukuran kebenaran, barangsiapa yang berat timbangan kebaikan nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung, Dan barangsiapa yang ringan timbangan kebaikan nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.” QS. Al-A’raf 8-9
Kataal-ushb (membanggakan diri)dan al-dhuhur (angkuh)masing masing disebut 27 kali 3. Kata al-dhallun (orang sesat)dan al mauta (orang mati jiwanya)masing masing disebut 17 kali 4. But 70 kali 5. Kata al-'aql (akal)dan al-nur (cahaya) masing masing disebut 49 kali 6. Kata al-jahr (nyata)dan al-alaniyah (terang)masing masing disebut 16 kali
AYATAYAT ALQURAN TERKAIT RUMPUN ILMU AGAMA. Pembahasan pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang rumpun ilmu yang diatur dalam dalam UU RI No. 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi pada pasal 10 ayat 1 bahwa, rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kumpulan sejumlah pohon, cabang, dan ranting ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis.
MATEMATIKA DALAM AL-QUR’AN Oleh Nurul Syifa Azzahra* Bismillâhi Walhamdulillâhi wash-shalâtu wassalâmu ala rasûlillâh, Penyebutan ilmu matematika secara khsusus dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tersurat, namun disebutkan secara tersirat. Sebagaimana penyebutan bilangan-bilangan angka yang merupakan sebuah dasar dari matematika. Penyebutan angka-angka ini menunjukkan perhatian al-Qur’an terhadap bidang ilmu, khususnya matematika. Juga bukanlah secara kebetulan atau asal bunyi. Semuanya telah ditetapkan dengan komposisi yang jelas dan akurat. Tidak ada kesalahan sedikitpun. “Kitab al-Qur’an ini tidak ada keraguan di dalamnya dan ia menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”. Al-Baqarah [2] 2. Al-Qur’an ini mencakup segala tata aturan kehidupan, dan selalu dijadikan hujjah bagi segala hal yang berkaitan dengan ibadah ataupun yang lainnya. Al-Qur’an yang tiada keraguan didalamnya adalah petunjuk bagi manusia khususnya mereka yang beriman dan bertakwa kepada Allah l. Al Qur’an sebuah kitab suci agama Islam sebagai sumber pokok ajaran agama. Dengan demikian al-Qur’an sebagai kitab petunjuk bagi setiap insan untuk memperoleh kebahagiaan dan keselamatan hidup dunia dan akhirat. Sumber Ilmu Dalam al-Qur’an terdapat pentunjuk bagaimana manusia cara memperoleh ilmu pengetahuan. Ditemukan banyak ayat yang memberi isyarat kebenaran ilmu pengetahuan dan hakikat ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu ada dua sumber, yaitu pertama ayat al-Matluwah yang dapat dibaca yakni al-Qur’an dan kedua ayat al-Majluwah yang dapat dilihat yakni alam semesta. Keduanya bersumber dari Allah l ayat al-Matluwah adalah firmannya dan ayat al-Majluwah adalah ciptaannya. Inilah hakikat ilmu pegetahuan yang tak terbatas. Al-Qur’an dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada manusia secara langsung, sebagaimana diberikan kepada para Nabi dan Rasul. Allah l memberikan ilmu pengetahuan kepada mereka yang bukan para Nabi dan Rasul melalui proses pembelajaran dan aktualisasi potensi akal dan qalbu serta indera yang telah Allah l anugerahkan kepada manusia sejak lahir. Maka ilmu pengetahuan hendaknya di abadikan untuk Allah l, yaitu ketika seseorang yang berilmu maka seharusnya semakin bertambah ilmunya semakin bertambah keimanan dan ketakwaannya kepada Allah l. Banyak ayat-ayat al-Qur’an memberikan petunjuk dan dorongan agar manusia menggunakan akal pikiran, hati, indera mata, telinga untuk memperoleh pemahaman dan pengetahuan. Hakikat ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an adalah rangkaian aktivitas manusia dengan prosedur ilmiah baik melalui pengamatan, penalaran, maupun intuisi, serta mengandung nilai-nilai logika, estetika, hikmah, rahmah dan petunjuk bagi kehidupan manusia baik di dunia maupun di kemudian hari. al-Qur’an banyak mengandung nilai-nilai empirik serta isyarat yang diberikan pengetahuan baik melalui ayat-ayat tertulis yaitu al-Qur’an, maupun ayat-ayat yang terbentang luas dialam semesta beserta isinya. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Allah l telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an. Manusia hanya tinggal menggali dan mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada. Antara ilmu pengetahuan dan al-Qur’an terdapat kaitan erat. Akan tetapi keterkaitan antara keduanya disesuaikan dengan porsi yang sesuai. Al-Qur’an ini digunakan untuk mengembangkan matematika, misalnya dalam al-Qur’an terdapat bahwa al-Qur’an berbicara mengenai kelompok, golongan, atau kumpulan. Dalam al-Qur’an surat Fathir [35] 1 dan surat An-Nur [24] 45. Berdasarkan dua ayat tersebut terdapat dua konsep yang terkandung di dalamnya dan dapat dikembangkan lebih lanjut. Pertama, konsep mengenai kelompok atau kumpulan objek-objek dengan sifat tertentu yang disebut dengan himpunan. Kedua, konsep bilangan yang dalam masing-masing ayat tersebut dinyatakan dalam banyak sayap dan banyak kaki. Itu merupakan konsep yang berkaitan dengan himpunan. Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang terdefinisi dengan jelas.[1] Keajaiban Statistik Al-Qur’an sendiri telah memberikan bukti konkret tentang statistika. Dalam al-Qur’an terdapat keajaiban statistik statistical miracle dalam penyebutan kata. Dalam masalah mengumpulkan data matematika yaitu mencatat atau membukukan data, al-Qur’an juga membicarakannya.[2] Matematika digunakan untuk melaksanakan perintah-perintah Allah l yang termuat dalam al-Qur’an. Sebagai contoh, Matematika digunakan dalam konteks fikih, yaitu penentuan ukuran dua kulah, shalat, puasa, zakat, haji, dan pembagian harta waris faraid. Matematikawan Muslim terdahulu mempelajari Matematika terutama untuk masalah faraid, pembuatan kalender, penentuan arah kiblat, perhitungan waktu shalat, penentuan nilai zakat, dan untuk muamalah lainnya. Matematika diajarkan dengan tujuan untuk digunakan dalam melaksanakan tugas penghambaan sekaligus tugas kekhalifahan. Matematika diajarkan dalam rangka mengembangkan potensi intelektual sekaligus potensi spiritual. Penyebutan اَفَلَا تَتَفَكَّرُوْنَ apakah tidak berpikir, اَفَلاَ تَعْقِلُونَ apakah tidak bernalar, dan اَفَلاَ تَذَكَّرُوْنَ apakah tidak belajar mendorong manusia untuk mengembangkan potensi intelektualnya. Potensi intelektual tidak cukup karena al-Qur’an juga menyebutkan potensi spiritual untuk dikembangkan, misalnya pada Ali Imrân [3] 13, al-A’râf [7] 179, dan al-Hajj [22] 46. Otak head/kognitif dan hati heart/afektif dikembangkan melalui pembelajaran Matematika untuk menghasilkan amal saleh hand/psikomotorik. Matematika dan Kandungan Nilai-Nilai al-Qur’an Matematika dikaitkan dengan kandungan nilai-nilai al-Qur’an. Matematika dilandasi nilai-nilai al-Qur’an untuk mengembangkan akhlaqul karimah dalam rangka mencipta manusia menjadi khairaummah yang diliputi amilushshalihah. Nilai-nilai al-Qur’an diinternalisasi melalui Matematika. Kajian terkait internalisasi nilai Islami dalam Matematika telah dilakukan. Dilakukan internalisasi nilai-nilai al-Qur’an melalui materi aljabar. Strategi internalisasi yang dilakukan adalah; infusi menekankan aspek nilai al-Qur’an yang ada dalam materi, analogi melakukan analogi nilai kebaikan, uswah hasanah menunjukkan perilaku yang patut dicontoh terkait matematika misalnya kejujuran, kesungguhan, ketepatan, ketaatan, dan ketelitian.[3] Matematika merupakan ilmu yang berkembang sehingga pada zaman dahulu hanya ditemukan dasar-dasarnya saja tidak seperti zaman sekarang. Sejarah Matematika juga tidak banyak orang yang tahu sehingga sebagian orang menganggap Matematika bukan ilmu yang harus dipelajari oleh umat Islam, padahal pada masa kejayaan Islam, Matematika merupakan kajian yang sangat penting. Mengenai sejarah Matematika dapat dilihat bahwa para ilmuwan Muslim ikut berkontribusi dalam mempelajari dan mengembangkan Matematika. Salah satu ilmuwan yang paling terkenal adalah Al-Khawarizmi, ia dijuluki dengan gelar “bapak Aljabar” karena dia menemukan dasar Matematika dengan konsep yang mudah, penemu angka nol, dan penemu ilmu tertinggi dalam Matematika yaitu logaritma. Matematika termasuk ilmu yang datang dari Allah l. Dalam al-Qur’an banyak ayat-ayat yang menunjukkan Matematika, yaitu mengenai bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional. Matematika sangat bermanfaat karena dapat membantu manusia dalam beribadah, yaitu salat, zikir, dan masalah faraid. al-Qur’an banyak menunjukkan fenomena “ketelitian” dan bukti untuk semua makhluk cerdas di alam semesta. Bukti bahwa al-Qur’an tidak tercampur oleh keinginan manusia. Sifat manusia dari Nabi Muhammad n tidak dapat menginterfensi al-Qur’an. Wa Allâhu a’lam bi ash shawwâb.[] Mutiara Hikmah Dari Ibnu Mas’ud a, Rasulullah n bersabda, إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ، وَلَا يُعْطِي الدِّينَ إِلَّا لِمَنْ أَحَبَّ، فَمَنْ أَعْطَاهُ اللهُ الدِّينَ، فَقَدْ أَحَبَّه. ”Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada hamba yang Dia cintai dan yang tidak Dia cintai. Namun Allah tidak memberi ilmu agama kecuali kepada orang yang Dia cintai. Karena itu, siapa yang Allah beri ilmu agama, berarti Allah mencintainya.” Ahmad 3672, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf 34545 Marâji’ * Mahasiswi Prodi Ilmu Kimia FMIPA [1] Bush & Young, 1873 2 Buku Digital [2] Salah satunya disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Kahfi [18] 49 [3] Abdussakir dan Rosimanidar. Model integrasi Matematika dan Alquran serta praktik pembelajarannya. Buku Digital File lengkapnya dapat di wonload pada link berikut ini
Haiii makasih udah mau singgah di blog gue yang berisikan tentang curhatan gue dan catetan-catetan kecil yang gue ambil dari isi pokok hadist-hadist, yang pastinya karangan gue sendiri ;)) Selamat membaca bro/sist ;) Pages. Beranda; Ayat-ayat Al Quran Berhubungan dengan ilmu fisika.
Tulisan ini membahas Matematika dalam al-Qur’an yang memfokuskan kajiannya pada deskripsi-deskripsi Matematika dalam al-Qur’an. Sumber data dalam artikel ini diperoleh melalui karya ilmiah yang membahas tentang Matematika dalam al-Qur’an. Sumber pokok tersebut diperkuat dan ditunjang dengan data lain yang relevan disebut data sekunder, yaitu berupa buku-buku atau sumber-sumber dari penulis lain yang berbicara tentang Matematika dalam al-Qur’an. Tulisan ini adalah penelitian kepustakaan library research dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan dengan apa adanya dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu. Hasil dari tulisan ini memperlihatkan bahwa Matematika dalam al-Qur’an dilakukan dalam upaya membangun kembali semangat umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada bidang matematika melalui kebebasan penalaran intelektual dan kajian-kajian rasional–empiris dan filosofis dengan tetap merujuk kepada kandungan al-Quran. Sehingga umat Islam akan terus bangkit dan menelaah yang terkandung dalam al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ANDRAGOGI 3 01, 2021, 35-51. P-ISSN 2716-098X, E-ISSN 2716-0971 35 MATEMATIKA DALAM AL-QUR’AN Kidup Supriyadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia Matematika; al-Qur’an; Ilmu Pengetahuan; Variabel Tulisan ini membahas Matematika dalam al-Qur’an yang memfokuskan kajiannya pada deskripsi-deskripsi Matematika dalam al-Qur’an. Sumber data dalam artikel ini diperoleh melalui karya ilmiah yang membahas tentang Matematika dalam al-Qur’an. Sumber pokok tersebut diperkuat dan ditunjang dengan data lain yang relevan disebut data sekunder, yaitu berupa buku-buku atau sumber-sumber dari penulis lain yang berbicara tentang Matematika dalam al-Qur’an. Tulisan ini adalah penelitian kepustakaan library research dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan dengan apa adanya dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu. Hasil dari tulisan ini memperlihatkan bahwa Matematika dalam al-Qur’an dilakukan dalam upaya membangun kembali semangat umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada bidang matematika melalui kebebasan penalaran intelektual dan kajian-kajian rasional–empiris dan filosofis dengan tetap merujuk kepada kandungan al-Quran. Sehingga umat Islam akan terus bangkit dan menelaah yang terkandung dalam al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam Mathematics, al-Quran, Science, Variables This paper discusses mathematics in the Qur'an, which focuses on the descriptions of mathematics in the Qur'an. The data sources in this article were obtained through scientific works that discuss mathematics in the Qur'an. This main source is strengthened and supported by other relevant data called secondary data, namely in the form of books or sources from other writers who talk about Mathematics in the Qur'an. This paper is a library research library research using a qualitative approach, which attempts to describe a variable, symptom or situation as it is and is not intended to test certain hypotheses. The results of this paper show that mathematics in the Qur'an is carried out in an effort to rebuild the enthusiasm of Muslims in developing knowledge in the field of mathematics through freedom of intellectual reasoning and rational-empirical and philosophical studies while still referring to the contents of the Koran. So that Muslims will continue to rise and examine what is contained in the al-Qur'an as the holy book of Muslims Kidup Supriyadi 36 Al-Qur’an adalah kalam Allah Swt yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw secara bertahap dengan lapadz dan maknanya, dan merupakan sumber hukum utama dan pertama bagi ummat islam untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di bukan hanya memberikan sumber hukum tetapi juga memuat tentang ilmu pengetahuan, bahkan al-Qur’an menempatkan ilmu dan ilmuan dalam kedudukan yang tinggi sejajar dengan orang-orang yang beriman QS al-Mujadilah QS-581 Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” Ayat-ayat dalam nash al-Qur’an menganjurkan manusia untuk menuntut ilmu, hal in tertuang dalam surat al-Alaq ayat 1- 5, agar manusia membaca, karena membaca merupakan kunci ilmu pengetahuian. Allah berfirman Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan 2 Dia telah menciptakan manusia dari 'Alaq 3 Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah 4 Yang mengajar manusia dengan pena 5 Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya. Dalam surat al-Nahl QS1678 menjelaskan bahwa pintu masuk ilmu melalui panca indra dianataranya dapat berupa indra penglihatan,indra pendengaran sehingga manusia dapat menerima dan mengembangkan ilmu pengetahuian yang awalnya mereka sama sekalai tidak mengetahuimya. Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. Menurut Syeikh Mahmud Abdul Wahab Fayid mengatakan bahwa ayat ini mendahulukan pendengaran dan penglihatan dari pada hati disebabkan karena keduanya itu sebagai sumber petunjuk berbagai macam pemikiran dan merupakan kunci pembuka pengetahuan yang Imam al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab mengatakan, bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum, semua bersumber dari al-Qur’an al-Karim. Matematika merupakan cabang suatu ilmu pengetahuan dan mempunyai fungsi sebagai Mathematics is the Quin and the Serve of Science yaitu matematika merupakan ratunya ilmu sekaligus pelayan bagi ilmu-ilmu lain. Saihu, “Modernisasi Pendidikan Islam,” Al Amin Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam 1, no. 1 2018 1–33. Kidup Supriyadi 37 Matematika sebagai pemecahan masalah Mathematics as problem solving, matematuika sebagai penghungung antara ilmu pengetahuan lain mathematics as connection , matematika sebagai alat berfikr kritis matthematic as reasoning dan matematika sebagai alat komunikasi mathematics as communication. Fungsi al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan memuat petunjuk terhadap ilmu pengetahuan termasuk kepada ilmu pengetahuan matematika. Ayat-ayat dalam al-Qu’ran dapat ditemukan ayat yang menunjukkan konsep matematika antara lain bilangan cacah, barisan, bilangan bulat, bilangan pecahan, lingkaran dan himpunan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan library research, yaitu suatu riset atau penelitian murni. Penelitian kepustakaan adalah sebuah penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data dengan memverifikasi data dan sember pustaka yang secara langsung terkait dengan pokok tema penelitian atau data primer. Dalam penelitian ini sumber pokok diperoleh melalui karya ilmiah yang membahas tentang matematika dalam al-Qur’an. Sumber pokok tersebut diperkuat dan ditunjang dengan data lain yang relevan atau data skunder yang dari berbagai buku atau sumber dari penulis lain yang berbicara tentang matematika dalam al-Qur’an. DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan sebelumnyan bahwa al-Qur’an diantaranya berfungsi sebagai sumber ilmu pengetahuan, dan termasuk juga menjadi sumber ilmu pengetahuan matematika. Matematika berupaya menjawab kejadian alam sekitar, mengenalkan dan memahami pola keteraturan dan hubungan antara berbagai sifat melalui penyederhanaan permasalahan. Setiap ilmu pengetahuan berawal dari mencari kepastian dan persetujuan matematis yang bahkan al-Qur’an juga menjelaskannya, bagaimana Allah menciptakan segala sesuatu dengan ukuran dan kadarnya. Firman Allah Swt QS ar-Ra’ad [138] Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang Sempurna dan yang bertambah. dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. Dalam QS al-Hijr [15;19] “Dan kami Telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 2008, 10. Saihu, “Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Fazlurrahman,” Andragogi Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 1 2020 85, doiorg/ Kidup Supriyadi 38 Firman Allah Swt dalam QS Maryam [1984] Maka janganlah kamu tergesa-gesa memintakan siksa terhadap mereka, Karena Sesungguhnya kami Hanya menghitung datangnya hari siksaan untuk mereka dengan perhitungan yang teliti. Firman Allah dala QS Maryam [1994] Sesungguhnya Allah Telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Firman Allah Swt QS Al-Furqon [252] Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaanNya, dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. Dalam nash al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menunjukkan konsep matematika. 1. merupakan kumpulan objek-objek yang berbeda dan dapat didefinisikan dengan jelas, dimana makna dan contoh anggotanya juga jelas dan tidak bersifat relatif. Ayat Alquran yang dapat menggambarkan tentang himpunan adalah Surat Al-An’am ayat 128, Surat Al-Baqarah ayat 97, surat Al-Hujarat ayat 13, surat Taha ayat 6, surat Az- Zumar ayat 9, dan surat Lukman ayat 20. a. Dalam QS Al-An’am [6128] Allah berfirman Dan ingatlah hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya dan Allah berfirman hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia’, lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian yang lain dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami’. Allah berfirman Neraka itulah tempat kamu diam, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki yang lain’. sesungguhnya Tuhanmu maha bijaksana lagi maha mengetahui.” Al- An’am 128 b. Dalam QS Al-Waqiah [567-10] Dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan. alangkah ulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,ialah mereka yang menerima buku catatan Mualimul Huda, “Mengenal Matematika dalam Prespektif Islam”, Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan 2, no. 2, 2017 190-193. Kidup Supriyadi 39 amal dengan tangan mereka yang menerima buku catatan amal dengan tangan kiri. c. Dalam QS Taha [20 6 ], Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. d. Dalam QS Az- Zumar [38 9]31 Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. e. Dalam QS Lukman [3120] Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah Telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang keesaan Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. Berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an diatas dapat dijadikan suatu konsep Himpunan dalam matematika. Himpunan adalah kumpulan atau kelompok, gugus atau set. Himpunan dapat dibayangkan sebagai suatu kumpulan benda-benda baik yang jelas real maupun yangb tidak jelas abstrak. Himpunan yang jelas artinya himupnan yang angota-anggotanya dapat ditetapkan dengan jelas. Himpunan yang tidak jelas artinya himpunan yang anggota-anggotanya tidak dapat ditetapkan secara dapat dinyatakan dengan menggunakan diagram Venn. Pada ayat tersebut Allah Swt menciptakan makhluknya Jin dan Manusia. Kedua makhluk tersebut tidak saling berisian atau himpunan lepas. Jika A menyatakan himpunan makhluk Jin dan B menyatakan himpunan makhluk Manusia, maka dapat dinyatakan dalam diagram Venn Negoro dan B. Harahap, Enskiklopedia Matematika Jakarta, Ghalia Indonesia, 1998, 129. Kidup Supriyadi 40 Pada operasi himpunan terdapat operasi gabungan himpunan atau union dilambangkan dengan dengan” U “ baca gabungan atau union. Notasi pembentukan himpunan adalah AUB = { x € A atau € B}Konsep ini terdapat pada QS A-Waqiah [567-10] Dan kamu menjadi tiga golongan kanan. alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang beriman paling dahulu, ialah mereka yang menerima buku catatan amal dengan tangan kanan. ialah mereka yang menerima buku catatan amal dengan tangan kiri. Dalam konsep matematika ayat tersebut dapat gambarkan melalui dengan diagram Venn Pada QS al-Fatihah [17] ditemukan konsep matematika mengenai himpunan. Konsep himpunan yang ditemukan dalam beberapa ayat tersebut dapat digambarkan dengan diagram Venn. Yaitu jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Surat Al-fatihah merupakan surat pertama dalam al-Qur’an dan merupakan rukun shalat, maka shalat tidak sah ketika seseorang tidak membaca surah al-Fatihah. Pada ayat ini nilai keimanan yang dapat diambil adalah manusia dibagi dalam tiga golongan, yaitu a Orang orang yang diberi nikmat, b orang orang yang dimurkai, c orang yang sesat. Dari ayat tersebut dapat diintegrasikan dalam materi himpunan dalam pembelajaran matematika yang dinyatakan dalam diagram venn di bawah ini. Keterangan S = Semua Manusia A = Orang diberi kenikmatan B = Orang dimurkai C = Orang Sesat Dari gambar diagram tersebut dapat kita ambil dua konsep dalam himpunan yaitu a. Hubungan himpunan B dengan C, dari gambar diagram venn di atas sangat jelas bahwa semua anggota dalam himpunan B yaitu orang dimurkai merupakan himpuan bagian dari himpunan C yaitu orang sesat. Secara keimanan sangat jelas bahwa setiap orang yang dimurkai oleh Allah pasti mereka termasuk golongan Kidup Supriyadi 41 orang-orang yang sesat, maka secara matematis dapat disimbulkan dengan 𝐵 ⊂ 𝐶 dapat dibaca himpunan B merupakan himpunan bagian subset dari C, hal ini dapat diterpakan konsep himpunan bagian subset dalam notasi pada himpunan,. b. Hubungan himpunan A dengan himpunan B dan C secara keimanan dapat kita ambil hikmah bahwa jika kita termasuk kedalam kelompok manusia yang dimurkai oleh Allah pasti kita akan menjadi manusia sesat lantaran tidak diberi nikmat oleh Allah yang berupa keimanan. Selanjutnya jika kita kaitkan dalam pembahasan himpunan dalam matematika; hubungan dari dua himpunan tersebut merupakan himpunan B dan C bukan merupakan anggota himpuna A. Dengan demikian dapat juga dapat dinyatakan dalam simbol dalam operasi himpunan yaitu 𝐴C = 𝐵 𝖴 𝐶, yang menyatakan bahwa 𝐴𝐶 yang memiliki makna lawan dari orang yang diberi petunjuk. 2. Konsep perkalian Cartesius Allah Swt berfirman dalam QS al-Baqarah [2261] Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui. Dari ayat tersebut dapat dibuat formulasi sebagai berikut Y = AxBxCY = 1x7x100 = 700 Niai A dapat berubah-ubah dan merupakan bilangan Asli atau bilangan Natural N = 1,2,3,... sebagai simbol jenis infak sodakoh, zakat dan lainnya. B dan C merupakan konstanta dengan nilai B =7 dan nilai C = 100, dan Y adalah total kebajikan yang diterima. Misalkan apabila seseorang melakukan amal soleh A =3, maka total kebajikannya adalah Y = A x B x C = 3 x 7 x 100 = 2100. Konsep perekalian kartesius dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut Total Kelipatgandaan Kebajikan Apabila rumus tersebut dihubungkan dengan pelipatan pahala yang dijanjikan orang-orang yang berinfak secara ikhlas hanya dengan mengharap ridlo Allah Swt, maka hasil yang sudah diperoleh akan dilipatgandakan, sehingga akan membentuk rumus baru yaitu Y = AxB7xC100xD2 Muhammad Sholikhin, Mukjizat Matenatika Al-Qur’an PT. Elex Media Komputindo, jakarta, 2011, 282. Muhammad Sholikhin, Mukjizat Matenatika Al-Qur’an, 283. . Kidup Supriyadi 42 Rumus kartesiusnya adalah Total Kelipatgandaan Kebajikan Dari tabel tersebut apabila seseorang melakukan suatu kebaikan misalnya satu kebaikan memberi sedekah maka akan menerima kebaikan 700 kali lipat, hal ini berarti harta yang disedekahkan nilainya bukan berkurang tetapi semakin bertambah atau dilipatgandakan. 3. Konsep Bilangan dalam al-Qur’an Barisan adalah susunan bilangan-bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan tertentu. Bilangan-bilangan yang tersusun tersebut disebut suku Barisan bilangan aritmetika tiap suku mempunyai beda selisih yang sama. Misalnya 2,5,8,11,.... Baris Geometri tiap suku mempunyai rasio atau perbandingan yang sama. Misalnya 3,6,18,27,.... Konsep barisan bilangan terdapat dalam QS As-Shaff[611-4], Allah berfirman Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. Ayat diatas menjelaskan kesamaan konsep menganai barisan yang padat. Sebagai contoh pada barisan real X = 1n adalah barisan yang padat, dimana n adalah bilangan asli {1,2,3,4,...,n}, sehingga nilai x mendekati nol periksaan kekonvergenan barisan tersebut dapat diperiksa dengan defnisi barisan konvergen, konvergen Cauchy, konvergen seragam, dan konvergen Lipshit. Kekokohan barisan tersebut sudah diperlihatkan oleh Nabi Muhammad saw ketika mengatur barisan dalan peperangan juga mengokohkan dalam perjalanan sejarah Islam. Firman Allah Swt QS Al-Mulk [67;3 Yang telah menciptakan tujuh langit berlais-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Ayat tersebut menjelaskan tentang lapisan langit yang mengikuti barisan bilangan Riil yaitu suatu fungsi yang terdefinisi pada bilangan asli N = {1, 2, 3,..} dengan range termuat pada himpunan Riil. Kidup Supriyadi 43 4. Bilangan Cacah dan Bilangan Bulat Firman Allah Swt dalam QS Al-Fajr ayat 2-3, Allah berfirman yang artinya “dan malam yang sepuluh dan yang genap dan yang ganjil.” QS Al-Fajr [89 2-3]. Dan malam yang sepuluh. Dan yang genap dan yang ganjil. Malam yang sepuluh itu ialah malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan dan ada pula yang mengatakan sepuluh yang pertama dari bulan Muharram Termasuk di dalamnya hari Asyura. Ada pula yang mengatakan bahwa malam sepuluh itu ialah sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah. Jika dilihat lebih jauh ayat tersebut menjelaskan tentang bilangan cacah yaitu bilangan yang terdiri dari nol dan bilangan asli. Sepuluh malam terakhir yang dijelaskan pada bulan Ramadhan tersebut menunjukkan bilangan-bilangan pada matematika khususnya bilangan cacah. Sedangkan untuk bilangan bulat dijelaskan Allah dalam surat Al- Isra ayat 12 Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu kami hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu Telah kami terangkan dengan jelas. Apabila tanda malam dan tanda siang menunjukkan tanda positif dan tanda negatif pada garis bilangan “malam + dan siang - atau sebaliknya” Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri bilangan negatif, nol, dan positif. Jika ada sebuah bilangan bulat positif 3 diberi tanda negatif, maka akan menjadi bilangan negatif -3, dan sebaliknya, jika negatif dihilangkan maka akan menjadi positif begitu juga sebaliknya. Begitulah pergantian malam dan siang wallhu’alam 5. Bilangan Pecahan Pembagian harta waris faraidh yang akan dibagikan kepada ahli warisnya menggunakan konsep matematika yaitu konsep bilangan pecahan, Fersekutuan Terbesar FPB dan Persekutuan Terkecil KPK. Masalah faraidh merupakan masalah yang berkenaan dengan peraturan dan pembagian harta warisan bagi ahli waris menurut bagian yang ditentukan dalam al-Qur’an. Dalam perhitungan pembagian harta warisan maka harus diketahui terlebih dahulu berapa jumlah semua harta warisan yang ditinggalkan, berapa jumlah ahli waris yang berhak menerima, dan berapa bagian yang berhak diterima ahli waris “Furudhul Muqaddarah” Pembagian harta warisan dengan penggunaan konsep bilangan pecahan, persekutan Terbesar FPB dan Persekutuan terkecil KPK Allah berfirnan pada surat An-Nisa ayat 11 dan 12 Allah mensyari'atkan bagimu tentang pembagian pusaka untuk anak-anakmu. yaitu bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan, dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika Kidup Supriyadi 44 orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya saja, Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. Pembagian-pembagian tersebut di atas sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau dan sesudah dibayar hutangnya. Tentang orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Firman Allah Swt pada QS Annisa [412] Dan bagimu suami-suami seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika Isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau dan seduah dibayar hutangnya. para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau dan sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki seibu saja atau seorang saudara perempuan seibu saja, Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika Saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat kepada ahli waris. Allah menetapkan yang demikian itu sebagai syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun. Persoalan waris pernah dikisahkan bahwa suatu waktu ada tiga orang menemui Ali bin Abi Thalib, mereka membawa persoalan waris yang rumit. Ketiga orang ini, mempunyai 17 ekor unta sebagai harta warisan. Mereka hendak membaginya dengan pembagian yang berbeda yakni ½, 1/3, dan 1/9. Jika menggunakan perhitungan langsung masing-masing mendapat 8½, 5 2/3, dan 1 8/9., tentunya tidak mungkin dalam perhitungan unta yang dalam keadaan hidup. Ketika itu, Ali bin Abi Thalib menyarankan agar mereka menambahkan 1 ekor unta dengan cara meminjam kepadanya, sehingga jumlah unta sekarang menjadi 18 ekor. Alhasil mereka mendapatkan angka bulat yakni 18 ekor sehingga mudah dalam pembagian. Sehingga masing-masing mereka mendapatkan 9 ekor ½ bagian, 6 ekor 1/3 bagian, dan 2 ekor 1/9 bagian. Sehingga total yang dibagikan tetap 17 sehingga satu ekor unta milik Ali bin Abi Thalib pun diambilnya kembali. Dalam kisah tersebut ternyata saidina Ali sangat pandai dalam perhitungan matematika, sehingga dapat memecahkan persoalan yang sangat sulit dalam pembagian harta warisan. 6. Angka 19 dalam al-Qur’an Mualimul Huda dan Mutia, “Mengenal Matematika dalam Perspektif Islam”, Fokus Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan, No. 02 Desember 2017, hlm. 188-189. Kidup Supriyadi 45 Al-Qur’an berbicara tentang matemtika hususnya angka 19 yang merupakan kunci utama dalam awal surah yaitu surah al-Fatihah ayat 1 Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ayat tersebut menjelaskan bahwa saya memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut nama Allah. setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan Maha Pemurah salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim Maha Penyayang memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya. “Bismillaahirrahmaanirrahiim” kalimat itu terdiri dari 19 huruf yang nyata. Dari 114 surah dalam al-Qur’an, terdapat 113 surah yang diawali dengan Basmallah. Pada nash al-Qur’an terdapat suatu bilangan 19 yang menempati posisi istimewa sebagai mana firman Allah Swt dala, surat Al-Muddatstsir ayat ayat 30-31 Di atasnya ada 19 malaikat penjaga. Dan tidak Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat, dan tidaklah kami menjadikan jumlah mereka itu yakni 19 melainkan cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah ilmunya, dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang yang beriman tidak ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir mengatakan “Apa yang dikehendaki Allah dengan ini bilangan 19 sebagai perumpamaan?...” . Dalam buku Tafsir Al-Amânah ketika menafsirkan Surah Al-Muddatstsir, Rasyad Khalifah mengatakan bahwa jumlah bilangan kata-kata basmalah yang terdapat dalam Al-Quran tersebut walaupun berbeda-beda, keseluruhannya habis terbagi oleh angka 19. Perinciannya adalah sebagai berikut1 Ism dalam al-Qur’an sebanyak 19 kali; 2 Allah sebanyak kali yang merupakan perkalian dari 19 x 142; 3 Ar-Rahman sebanyak 57 kali yang merupakan perkalian dari 19 x 3; 4 Ar-Rahim sebanyak 114 kali yang merupakan perkalian dari19 x 6. Dalam hal ini sangat jelas Al-Quran merupakan suatu kitab yang seimbang dan memvawa kebenaran. Firman Allah Swt dalam Surah Asy-Syura 42 17 Allah-lah yang menurunkan Kitab dengan membawa kebenaran dan menurunkan neraca keadilan. dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat ? Kata ismi disebutkan 19 kali dalam al-Qur’an. 1919 = 1. Kata “Allah” disebutkan 2698 kali dalam Al-Qur’an, 269819 = 142. Kata Arrahman disebutkan 57 kali dalam Al – Qur’an, 5719 = 3, dan kata Arrahiim disebutkan 144 kali dalam Al–Qur’an, 14419 = 16. Dan semua angka yang disebutkan dalam kalimat tersebut, bisa M Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran Mizan Jakarta Selatan, 2001, 144. Kidup Supriyadi 46 dibagi dengan 19. Angka 19 itu adalah angka yang terdiri dari angka 1dan 9. Angka-angka tersebut merupakan angka ganjil, dan Allah suka dengan yang ganjil-ganjil. Ada yang menafsirkan bahwa angka 1 tersebut menunjukkan “Tauhid”, karena Tuhan hanya satu. Dan angka 9, merupakan angka tertinggi. Jadi, jika manusia berbasis pada niat dan semangat “Tauhid”, maka semua aktivitasnya akan mencapai angka tertinggi atau maksimal, sehingga ia akan meraih kesuksesan juga kemuliaan. Dalam analisis yang lebih antropologis, angka 1 bisa diartikan sebagai visi, dimana setiap langkah harus focus pada satu tujuan. Sementara angka 9 itu simbol ikhtiar, dan setiap ikhtiar itu harus maksimal. Dalam setiap langkah manusia, baik individu maupun kelompok harus fokus pada satu tujuan dengan ikhtiar yang maksimal. Itulah yang disebut dengan antropologi bilangan 19 dalam Al Qur’an dapat ditunjukkan dalam beberapa fakta mulai yang mudah sampai yang sangat kompleks sehingga diperlukan bantuan kalkulator atau komputer. Berikut ini adalah beberapa fakta yang mudah mengenai bilangan 19 dalam al-Qur’ Banyaknya surat dalam Al Qur’an adalah 114 = 19 x 6. 2. Jika nomor surat mulai surat pertama sampai surat terakhir dijumlahkan akan diperoleh 1 + 2 + 3 + 4 + … + 112 + 113 + 114 = 6555 = 19 x 345. 3. Ayat dalam Al Qur’an yang diturunkan pertama kali adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Banyaknya kata dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 adalah 19 kata dan banyaknya huruf yang menyusun 19 kata tersebut adalah 76 = 19 x 4 huruf. 4. Banyaknya ayat dalam surat Al-Alaq adalah 19 ayat dan banyaknya huruf adalah 304 = 19 x 16 huruf. 5. Surat Al-Alaq adalah surat ke-96 dan surat An Nas surat terakhir adalah surat ke–114. Banyaknya bilangan mulai 96 sampai 114 adalah 19 bilangan, yaitu 96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114. Jika bilangan-bilangan tersebut dijumlahkan maka diperoleh 96 + 97 + 98 + … + 114 = 1995 = 19 x 105. 6. Ayat terakhir yang diturunkan adalah surat ke-110. Surat ke-110 memuat 3 ayat dan ayat pertama memuat 19 huruf. 7. Kata “qur’an” disebut sebanyak 57 = 19 x 3 kali dalam 38 = 19 x 2 surat berbeda. Pada konsep teori bilangan angka 19 termasuk bilangan prima yang merupakan bilangan yang hanya habis dibagi dengan dirinya sendiri dan dengan angka 1. Pemilihan bilangan prima 19 ini dapat dimaknai sangat tepat untuk menjelaskan kei’jazan al-Qur’an, karena bilangan prima ini dengan sendirinya telah menepis peluang keraguan dalam menentukan bilangan mana yang dipilih dari dua bilangan perkalian. Sebagai contoh, jika bilangan 27 yang disebutkan dalam al-Qur’an, hal ini akan menjadikan perdebatan apakah angka 3 atau angka 9, sebab hasil perkalian dua angka 3x9 mengahasilkan bilangan 27, karena bilangan 27 tidak termasuk pada bilangan prima. Dengan demikian pemilihan angka 19 bukan secara Makiyatul Asadah, Matematika Islam, Relasi Harmonis Matematika dengan Islam, Pekalongan PT. Nasya Expanding Management, 155. 25 Abdussakir, “Matematika dalam Al-Qur’an”, Makalah disampaikan dalam Annual Conference on Islamic Studies “Relasi Kajian Islam dan Sains dalam Merespons Tantangan Lokal dan Global”, November 2006, 3. Kidup Supriyadi 47 kebetulan tetapi berdasarkan perhitungan yang sangat tepat dan cermat. Al-Qur’an merupakan kitab suci bagi ummat islam yang berfungsi sebagai pedoman atau petunjuk untuk menghadapi kehidupan di dunia dan kehidupan diakherat kelak. Selain itu al-Qur’an juga merupakan sumber berbagai ilmu pengetahuan termasuk juga ilmu matematika. Terdapat ayat-ayat al-Qur’an yang memuat konsep matematika diantaranya adalah konsep himpunan, konsep bilangan yang terdiri bilngan cacah, bilangan asli, bilangan bulat, bilangan prima dan juga bilangan cacah. Matematika dalam al-Qur’an menunjukkan bahwa ilmu ini sebagai salah satu jalan atau “shiroth” untuk lebih memahmi tentang kebesaran Allah Swt dengan berbagai macam ciptaan-Nya. Kidup Supriyadi 48 DAFTAR PUSTAKA Abdussakir, “Matematika dalam Al-Qur’an”, Makalah disampaikan dalam Annual Conference on Islamic Studies “Relasi Kajian Islam dan Sains dalam Merespons Tantangan Lokal dan Global”, 2006 Al-Qattan. Manna Khalil Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Bogor Pustaka Litera Antar Nusa, 2015 Anshori. Ulumul Quran. Jakarta Rajawali Press, 2013 Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib Ringkasan Ibnu Kasir Jilid 3, Jakarta, Gema Insani, 2012. Asadah, Makiyatul. Matematika Islam, Relasi Harmonis Matematika dengan Islam. Pekalongan PT. Nasya Expanding Management, 2003. Dharmawan, Evawati Alisah, dan Eko Prasetyo. Filsafat Matematika ,Jakarta Prestasi Pustaka, 2007. Fariha, Syaifina Nur. “Pengembangan Soal Matematika Berintegrasi Nilai Keislaman untuk Melatihkan Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Siswa”, Skripsi UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2019. Harahap, ST, Negoro dan B. Enskiklopedia Matematika. Jakarta, Ghalia Indonesia, 1998. Huda, Mualimul “Mengenal Matematika dalam Prespektif Islam”, Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan 2, no. 2, 2017. Muhaisin, Salim. Biografi al-Qur’an al- Karim. Surabaya CV. DWI MARGA, 2000. Muhlisrarini, dan M Ali Hamzah. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2016. Reys, Robert E. Helping Children Learn Mathematics. America United States of America, 1998. Saihu. “Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Fazlurrahman.” Andragogi Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 1 2020 85. doiorg/ ———. “Modernisasi Pendidikan Islam.” Al Amin Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam 1, no. 1 2018 1–33. Shihab, M. Quraish Wawasan Al-Qur’an, Bandung Mizan, 1996 ______. Mukjizat Al-Quran. Jakarta Selatan Mizan, 2001. Sholikhin, Muhammad. Mukjizat Matenatika Al-Qur’an. Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2011. Sumarmo, Utari Berpikir dan Disposisi Matematika Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik, Bandung FPMIPA-UPI, 2010 Team Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Modul HIKMAH Qur’an Hadits,Sragen Akik Pusaka, 2012. Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 2008. ... Al-Quran selaku salah satu sumber ilmu pengetahuan, termasuk matematika. Ayat-ayat Al-Quran memuat sebagian konsep matematika yang terdiri dari konsep beberapa jenis bilangan Supriyadi, 2021. ...Agung KurniadiRora Rizky WandiniAl-Quran ialah mukjizat terbesar yang diterima nabi Muhammad SAW dengan keindahan dan keteraturan gaya bahasa di dalamnya yang tidak dapat ditandingi manusia manapun. Telah banyak dilakukan riset untuk mengungkapkan keindahan dan keteraturan gaya bahasa maupun angka yang ada di dalam Al-Quran. Riset ini dilakukan untuk mengetahui pola matematika yang ada di dalam surat Quraisy. Riset ini menggunakan riset deskriptif yang mengungkapkan pola matematika dalam surat Quraisy. Data yang digunakan merupakan angka yang menjadi penyusun ayat dalam surat Quraisy. Hasil riset mengungkapkan stuktur matematika terkandung di dalam surat dan berhubungan dengan bilangan prima. Nilai numerik nama surat memiliki kelipatan 2 ke-305, nilai numerik ayat berjumlah 6052 merupakan kelipatan 2 ke-3026, hubungan huruf yang terpakai dan tidak terpakai dalam surat memiliki perbedaan 14 kelipatan angka 2, penggabungan jumlah huruf tiap ayat menghasilkan kelipatan angka 2 dan hasil perhitungan tiap huruf setiap ayat dalam surat menghasilkan kelipatan 2 ke- Urutan surat dan jumlah keseluruhan surat dalam AL-Quran menghasilkan kelipatan 2 dengan angka Huda Mutia MutiaThe science of Islam sourced from the Qur'an and Hadith should not be positioned in a place apart from other clusters of science, but should be put as a source of knowledge. The Qur'an and Hadith as the source of Islamic teachings serve as guidance al-huda, explanation at-tibyan, differentiator al-furqan, and even healer as-syifa'. There are many mathematical studies in the Qur'an that describe the science integrated in the Qur'an. One of the Qur'an explains about mathematical concepts such as set, line, calibrate, integer, fraction, and circle. Mathematics is a central science in everyday life and mathematics has been introduced early on. Mathematics is the language used in the creation of the universe. Thus, to learn and understand the verses of Kauniyyah is necessary mathematics. Understanding of the universe will lead to the awe of the power of Allah SWT. In addition, mathematics is also capable of providing a deeper approach to understanding Qawliyyah verses. Muslim scientists contribute thoughts and findings on mathematics. This proves that there is no dichotomy between science and religion. Keywords science, mathematics, Qur’anan berbicara tentang matemtika hususnya angka 19 yang merupakan kunci utama dalam awal surah yaitu surah al-Fatihah ayat 1Al-QurAl-Qur'an berbicara tentang matemtika hususnya angka 19 yang merupakan kunci utama dalam awal surah yaitu surah al-Fatihah ayat 1Matematika dalam Al-Qur'anAbdussakirAbdussakir, "Matematika dalam Al-Qur'an", Makalah disampaikan dalam Annual Conference on Islamic Studies "Relasi Kajian Islam dan Sains dalam Merespons Tantangan Lokal dan Global", 2006Manna Khalil Studi Ilmu-Ilmu Qur'an. Bogor Pustaka Litera Antar NusaAl-QattanAl-Qattan. Manna Khalil Studi Ilmu-Ilmu Qur'an. Bogor Pustaka Litera Antar Nusa, 2015Pengembangan Soal Matematika Berintegrasi Nilai Keislaman untuk Melatihkan Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi SiswaSyaifina FarihaNurFariha, Syaifina Nur. "Pengembangan Soal Matematika Berintegrasi Nilai Keislaman untuk Melatihkan Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Siswa", Skripsi UIN Sunan Ampel, Surabaya, Children Learn Mathematics. America United States of AmericaRobert E ReysReys, Robert E. Helping Children Learn Mathematics. America United States of America, Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut FazlurrahmanSaihuSaihu. "Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Fazlurrahman." Andragogi Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 1 2020 85. doiorg/ -. "Modernisasi Pendidikan Islam." Al Amin Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam 1, no. 1 2018 1-33.
.