Adabeberapa hal atau upaya yang bisa kita lakukan sebagai remaja dalam menghadapi globalisasi. Aksi ajakan mencintai produk-produk lokal (Sumber: theactualstyle.com) 1. Mencintai produk dalam negeri. Mencintai produk dalam negeri adalah sikap yang bisa dikembangkan untuk menghindari gaya hidup ala Barat yang berlebihan. 2. Beberapa tindakan di era global - Pertanyaan!Beberapa tindakan di era global 1. Menjaga keutuhan NKRI 2. Melakukan demonstrasi anarkis 3. Mencintai produk dalam negeri 4. Memupuk budaya hedonisme. Upaya menghadapi globalisasi untuk memperkokoh kehidupan bangsa Indonesia ditunjukkan dengan nomora. 1 dan 2b. 2 dan 3c. 3 dan 4d. 1 dan 3Jawaban yang tepat adalah d. 1 dan 3Upaya menghadapi globalisasi untuk memperkokoh kehidupan bangsa Indonesia yang ditunjukkan dengan nomor tersebut adalahd. 1 dan 3Menjaga keutuhan NKRI adalah tindakan yang penting dalam menghadapi globalisasi. Dalam era globalisasi, adanya ancaman terhadap keutuhan negara dapat datang dari berbagai arah, seperti pengaruh ideologi asing, separatisme, dan perpecahan sosial. Oleh karena itu, menjaga keutuhan NKRI merupakan salah satu upaya penting dalam menghadapi produk dalam negeri juga merupakan upaya penting dalam menghadapi globalisasi. Dalam era globalisasi, produk dari luar negeri dapat dengan mudah masuk ke pasar domestik, yang dapat mengancam keberlangsungan industri dalam negeri. Dengan mencintai dan mendukung produk dalam negeri, dapat memperkuat ekonomi domestik dan melindungi kepentingan bangsa demikian, jawaban yang tepat adalah d. 1 dan menjaga keutuhan NKRI adalah upaya yang penting dalam menghadapi globalisasi. Globalisasi membawa pengaruh dari berbagai aspek, termasuk ideologi, budaya, dan ekonomi dari luar negeri. Dalam proses ini, terdapat kemungkinan munculnya ancaman terhadap keutuhan negara, seperti pengaruh ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, separatisme, dan perpecahan menghadapi globalisasi, menjaga keutuhan NKRI menjadi prioritas. Hal ini mencakup upaya untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, menjaga keberagaman yang ada, serta mencegah terjadinya perpecahan dan konflik yang dapat merusak stabilitas negara. Dalam konteks ini, tindakan seperti memperkuat semangat kebangsaan, mempromosikan persatuan, serta memperkuat lembaga-lembaga negara dan hukum menjadi sangat itu, mencintai produk dalam negeri juga merupakan upaya yang signifikan dalam menghadapi globalisasi. Dalam era globalisasi, produk dari luar negeri mudah masuk ke pasar domestik. Hal ini dapat berdampak negatif pada industri dalam negeri, seperti kehilangan pangsa pasar, penurunan produksi, dan hilangnya lapangan kerja. Dengan mencintai dan mendukung produk dalam negeri, seperti membeli produk lokal, mengapresiasi keunikan dan kualitas produk dalam negeri, serta memberikan dukungan terhadap industri dalam negeri, kita dapat memperkuat ekonomi domestik dan melindungi kepentingan demikian, menjaga keutuhan NKRI dan mencintai produk dalam negeri adalah dua tindakan yang penting dalam menghadapi globalisasi. Keduanya memiliki peran yang saling melengkapi dalam memperkokoh kehidupan bangsa Indonesia di tengah arus globalisasi yang semakin global saat ini dapat mencakup beberapa hal berikutPandemi COVID-19 Pandemi global ini telah mengganggu kehidupan dan perekonomian di seluruh dunia, mempengaruhi kesehatan masyarakat, mobilitas, dan kerja sama iklim Perubahan iklim menjadi tantangan serius yang mempengaruhi ekosistem global, kesehatan manusia, dan keberlanjutan lingkungan. Peningkatan suhu rata-rata bumi, cuaca ekstrem, dan kenaikan permukaan air laut adalah beberapa contoh dampak yang dapat ekonomi Ketimpangan ekonomi global menjadi isu yang mendesak, dengan kesenjangan yang semakin melebar antara negara-negara maju dan berkembang, serta dalam masyarakat di dan keamanan Konflik bersenjata, terorisme, perang saudara, dan upaya destabilisasi politik merupakan tantangan global yang berkelanjutan, mengancam keamanan dan stabilitas di banyak Indonesia di era globalisasi dapat mencakup beberapa aspek berikutEkonomi Indonesia sebagai negara dengan populasi besar dan ekonomi berkembang memiliki peran penting dalam perekonomian global. Indonesia dapat berperan sebagai pasar yang menarik bagi investasi, serta berkontribusi dalam perdagangan regional dan internasional Indonesia aktif berperan dalam kerjasama regional seperti ASEAN Association of Southeast Asian Nations dan berpartisipasi dalam organisasi internasional seperti PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencari solusi bersama terhadap isu-isu lingkungan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan sumber daya alam yang berlimpah. Negara ini dapat berperan dalam melindungi lingkungan dan mengambil langkah-langkah untuk keberlanjutan, termasuk dalam pengelolaan hutan, mitigasi perubahan iklim, dan energi menghadapi era globalisasi, beberapa langkah yang dapat kita lakukan meliputiPendidikan dan peningkatan keterampilan Memperoleh pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan keterampilan sesuai dengan kebutuhan global adalah penting dalam menghadapi persaingan di pasar kerja keragaman dan inklusi Menghargai keragaman budaya, agama, dan etnis serta mendorong inklusi sosial adalah langkah penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dalam era dan adaptasi Mengembangkan inovasi, teknologi, dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan adalah kunci untuk menghadapi tantangan dan peluang yang muncul dalam era hidup masyarakat Indonesia pada era global saat ini dapat beragam, tergantung pada faktor sosial, ekonomi, dan demografis. Namun, beberapa tren yang dapat diamati antara lainPenggunaan teknologi dan internet Masyarakat Indonesia semakin terhubung dengan kemajuan teknologi dan internet. Penggunaan media sosial, e-commerce, dan aplikasi digital telah menjadi bagian penting dalam kehidupan konsumsi produk global Globalisasi membawa masuknya berbagai produk dan merek global ke pasar Indonesia. Masyarakat Indonesia semakin mengadopsi gaya hidup konsumsi yang dipengaruhi oleh produk luar lingkungan dan keberlanjutan Kesadaran akan isu lingkungan dan keberlanjutan semakin meningkat di kalangan masyarakat Indonesia. Ada kecenderungan untuk mengadopsi praktik yang ramah lingkungan, seperti penggunaan produk organik, daur ulang, dan energi Indonesia yang memiliki keragaman budaya dan agama juga tercermin dalam gaya hidup masyarakat. Adanya toleransi antaragama, perayaan festival dan tradisi lokal, serta penghormatan terhadap keberagaman menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di era global saat artikel kali ini di motorcomcom jangan lupa simak artikel menarik lainnya disini.

RadarBojonegoro - Penyebaran informasi hoax, pelecehan seksual, serta tindakan-tindakan yang mengandung provokasi banyak menghiasi berita di dunia pertelevisian, serta media sosial. Penyebaran berita ini tidak hanya dalam lingkup nasional melainkan sudah mencakup internasional. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai- nilai pancasila.

Perkembangan era global saat ini menjadi salah satu alasan seseorang terjun ke dalam dunia wirausaha, selain jenuhnya melakukan pekerjaan kantoran ataupun merasa bosan diperintah dan disuruh-suruh oleh atasan. Dalam memulai wirausaha atau memulai merintis usaha baru, kerap kali wirausahawan tidak menyadari tantangan kewirausahaan yang harus dihadapi nantinya. Ditambah dengan adanya perubahan era globalisasi dari hari ke hari menyebabkan tantangan kewirausahaan yang harus dihadapi seorang wirausahawan semakin berat pula. Salah langkah dalam menghadapi tantangan kewirausahaan akan menimbulkan dampak yang sangat fatal. Dampak fatal yang bisa saja diterima, seperti usaha yang baru dirintis tersebut bisa bangkrut atau gulung tikar dan terlilit hutang besar. Untuk itu, yuk ketahui tantangan seorang wirausaha dan cara mengatasinya di era global yang bisa diantisipasi oleh seorang wirausahawan baru. Serta bisa menambah wawasan bagi seorang wirausahawan dalam menghadapi semua tantangan-tantangan yang datang nantinya. Baca juga 20+ Sifat Sifat Wirausaha Biar Jadi Orang Berhasil! Apa Saja Tantangan Kewirausahaan? Keuntungan hasil wirausaha dari memulai dan mengoperasikan usaha sendiri memang sangat menggiurkan akan tetapi dalam menggapai kesuksesan tersebut wirausahawan harus menghadapi banyak tantangan serta harus melakukan pengorbanan agar usaha yang dilakukan bisa berjalan dengan baik dan mampu menghasilkan keuntungan dari usaha yang dilakukan. Yakni, bisa dimulai untuk menjawab pertanyaan seperti pengertian tantangan dalam berwirausaha adalah apa? Apakah memiliki pengaruh tersendiri? Dan apakah harus membiarkan tantangan tersebut tanpa melakukan penanganan sama sekali.? Menggapai sebuah kesuksesan wirausahawan, hendaknya mengetahui betapa beratnya tantangan kewirausahaan yang harus dihadapi di awal rintisan wirausaha agar usaha yang dijalankan tidak sampai redup dan tidak berujung usaha tersebut bangkrut. Baik dengan mengetahui tantangan dalam berwirausaha adalah brainly mengenai berbagai kendala yang harus dihadapi wirausahawan. Untuk itu simak 18 tantangan kewirausahaan berikut yang akan dihadapi saat memulai sebuah usaha yang telah dirangkum dan bisa dijadikan sebagai bentuk makalah tantangan kewirausahaan. Kehilangan Banyak Waktu Tantangan kewirausahaan yang umum dihadapi seorang wirausahawan baru adalah kehilangan banyak waktu. Waktu yang dibutuhkan oleh wirausahawan baru tidak akan pernah cukup. Lantaran waktu yang dirasakan tidak akan sebebas dulu dan tidak bisa sesuka hati melakukan suatu hal. Banyaknya waktu yang telah hilang tersebut umumnya digunakan untuk memikirkan perencanaan perkembangan usaha yang dijalankan. Ditambah dalam membuat keputusan usaha akan dilakukan sematang mungkin dalam mempertimbangkan resiko yang akan diterima. Tantangan satu ini tidak begitu berpengaruh pada wirausahawan yang sukses, karena pekerjaannya akan diserahkan kepada karyawan ahli dan tinggal memantaunya. Selalu Dihantui Rasa Takut Rasa takut umumnya menghantui wirausahawan untuk menyerah dan takut menjalankan operasional usaha serta takut menghadapi resiko dari aktivitas usaha. Rasa takut umumnya muncul akibat kurangnya pengalaman untuk menghadapi suatu masalah, perencanaan dan lainnya. Siap Terima Resiko Tantangan wirausahawan selanjutnya adalah siap terima resiko yang ada. Seperti menyiapkan mental untuk menerima setiap resiko yang datang seperti kebangkrutan usaha. Siap terima resiko kecil juga seperti dibohongi klien, rencana bisnis dicuri, barang hilang dan lainnya yang bersifat merugikan wirausahawan. Kehilangan Penghasilan Tetap Seorang wirausahawan yang baru berhenti bekerja kantoran atau bekerja kepada orang lain perlu menyiapkan mental akan kehilangan penghasilan tetap yang diterima setiap bulannya. Karena saat merintis usaha baru memerlukan beberapa ilmu pengetahuan dari jurnal kewirausahaan di Indonesia. Wirausahawan baru tidak akan menerima penghasilan bulanan seperti dulu lagi sampai usaha yang dimiliki telah stabil dan sukses. Melainkan saat usaha yang dimiliki telah stabil dan sukses, barulah seorang wirausahawan menerima gaji atau penghasilan yang lebih besar dibanding penghasilan kerja pada orang lain. Baca juga 10 Karakteristik Wirausaha untuk Menuju Sukses Adalah? Mudah Merasa Jenuh Kenapa wirausahawan baru bisa mudah merasa jenuh? Karena seorang wirausahawan yang baru mulai merintis usaha baru akan melakukan aktivitas rutin yang berulang kali dan hampir sama tiap harinya lantaran usaha yang dijalankan belum menghasilkan keuntungan dan dibutuhkan kerja keras yang lebih. Merasa Malas Hal ini berkaitan dengan kejenuhan yang terus dialami seorang wirausahawan. Hal tersebut yang terus berkepanjangan akan menyebabkan usaha yang dijalankan tidak dapat berkembang serta berakhir mengalami proses kebangktutan lebih cepat. Kurangnya Dukungan Orang Sekitar Bagaimana bisa kurangnya dukungan orang sekitar bisa termasuk pada tantangan kewirausahaan? Hal itu bisa berpengaruh karena kurangnya dukungan akan mempengaruhi keyakinan seseorang berwirausaha, alhasil menyebabkan seseorang menjadi bimbang kembali untuk memulai suatu usaha baru. Kurangnya Pengetahuan Wirausahawan baru akan mempraktekkan secara tidak langsung akan teori-teori yang pernah dipelajari dari pendidikan formal kepada usaha yang akan dijalankan seperti mencontoh dari makalah tantangan kewirausahaan. Kalau kurang pengetahuan, akan terasa sulit untuk menjadi seorang wirausahawan yang berkomitmen tinggi. Kurangnya Akses ke Layanan Pinjaman Keterbatasan dalam mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan akan memiliki dampak ruang gerak operasional usaha menjadi sangat terbatas dan mengakibatkan usaha menjadi terhambat dan tidak dapat menjalankan usaha sebagaimana mestinya. Ketidakmampuan Manajemen Hal ini berkaitan pada poin kurangnya pengetahuan yang mana disini lebih menekankan kendala wirausaha pada kemampuan wirausahawan dalam pengambilan keputusan saat membuat usaha berjalan dengan baik. Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, Anda setidaknya harus memiliki kemampuan manajemen dasar. Kurangnya Pengalaman Semua ini akan dihadapi pertama kali oleh seorang wirausahawan karena saat memulai usaha akan mengalami berbagai kendala atau masalah dan perlu melakukan penyelesaian yang mana tindakan itu akan menambah pengalaman selanjutnya yang dibutuhkan dalam usaha. Lokasi Buruk Seorang wirausahawan harus memastikan lokasi berjalannya usaha telah strategis sesuai dengan usaha yang dijalankan supaya pertumbuhan bisnis berjalan dengan baik. Aspek pemasaran yang baik juga perlu diterapkan agar Anda bisa menjadi wirausahawan yang sukses. Baca juga Pengertian, Tujuan dan Penjelasan Mengenai Aspek Pemasaran Lemahnya Kendali Keuangan Seorang wirausahawan tidak dapat memanage keuangan usaha dengan baik serta tidak mampu mengalokasikan modal usaha. Berakibat kegagalan dalam mengelola keuangan hasil jualan serta menghancurkan kesehatan keuangan usaha yang dimulai tersebut. Tidak Mampu Melihat Potensi Masalah yang Meningkat Masalah yang terjadi pada usaha yang baru dirintis tidak mudah diprediksi kapan munculnya, bisa jadi masalah timbul dan melewati cela hingga tidak disadari yang berakibat masalah tersebut meningkat dengan kecepatan tidak terduga saat disadari telah memasuki fasenya dan sulit mengatasinya. Tidak Tahu Apa yang Sebaiknya Tidak Dilakukan Tidak mengetahui hal apa saja yang harus tidak dilakukan dalam bisnis dan hal apa yang harus dilakukan bisa menyebabkan salah perencanaan dalam melakukan aktivitas usaha. Tidak Mau Mengakui Kesalahan Saat memulai usaha seorang wirausahawan akan merasa keputusan yang dipilih telah benar dan sesuai padahal keputusan yang dibuat tersebut salah. Akibat keputusan tersebut, seorang wirausahawan harus mempersiapkan mental untuk menyelesaikan masalah. Sebelum itu harus terlebih dahulu berdamai dan mengakui kesalahan tersebut dan menyiapkan diri untuk melakukan aktivitas penyelesaian masalah bukan sebaliknya mencari kesalahan orang lain. Mencoba Memperbaiki Kelemahan Secara Instan Hal ini tidak pantas dilakukan karena tidak sesuai dengan moral dan prinsip berwirausaha, melainkan dibutuhkan kekuatan dan investasi. Kerja keras yang dilakukan tidak pernah menipu hasil dengan begitu akan menutupi kelemahan tersebut. Meyakini bahwa Semuanya Bisa Dikontrol Tantangan wirausahawan lain yang umum dihadapi seorang wirausahawan adalah meyakini bahwa semuanya bisa dikontrol dengan baik. Tantangan tersebut merupakan masalah klasik yang dihadapi pemula dalam dunia wirausaha. Dimana kepercayaan diri dan kesombongan saat memulai bisnis belum dipisahkan dengan baik. Bagaimana Cara Kita untuk Mengatasi Hambatan dan Tantangan dalam Berwirausaha Setelah mengetahui tantangan kewirausahaan yang harus dihadapi seorang wirausahawan baru di atas atau tantangan kewirausahaan dalam konteks global, selanjutnya ketahui pula bagaimana cara untuk mengatasi hambatan dan tantangan dalam berwirausaha. Yang mana bisa digunakan sebagai pendoman untuk menyelesaikan atau menghadapi tantangan tersebut saat ditemui dalam usaha. Berikut pendoman atau tips cara untuk mengatasi hambatan dan tantangan kewirausahaan yang bisa dijadikan referensi, yaitu Kenali terlebih dahulu persoalan yang dialami secara umum. Mengidentifikasi masalah-masalah utama terkait berjalannya usaha. Menentukan fakta dan data terkait masalah usaha. Mencari sebab terjadinya masalah terkait tersebut. Pertimbangkan berbagai jalan keluar masalah. Pilih jalan keluar masalah mana yang dapat ditempuh dan cocok untuk. menyelesaikan masalah tersebut. Memeriksa setiap jalan keluar permasalahan apakah sesuai dengan cara penyelesaian masalah. Berpikir ilmiah saat menyelesaikan masalah. Memeriksa jalan keluar berjalan sesuai dengan langkah-langkah sistematis dan berorientasi tujuan usaha. Ginee Omnichannel Mau tahu kunci sukses jadi wirausaha online yang sukses? Pintar berbisnis online bersama Ginee Omnichannel! Dengan Ginee, Anda bisa membuka toko online di banyak marketplace sekaligus dan mengelola semuanya hanya menggunakan satu dashboard saja! Keren banget, kan? Mau merasakan manfaat lainnya dari Ginee? Yuk, pakai fitur Ginee secara gratis selama 7 hari dengan cara daftar Ginee sekarang juga! Ginee Indonesia, Tool Bisnis Online Paling Kredibel Punya kesulitan mengelola toko online yang terdaftar di berbagai marketplace? No worries, Ginee Indonesia hadir untuk Anda! Ginee adalah sistem bisnis berbasis Omnichannel Cloud yang menyediakan berbagai fitur andalan lengkap guna mempermudah pengelolaan semua toko online yang Anda miliki hanya dalam satu platform saja!Fitur dari Ginee beragam, lho! mulai dari manajemen produk, laporan penjualan, Ginee WMS, yang artinya Anda dapat mengelola manajemen pergudangan dengan lebih mudah, Ginee Chat yang memungkinkan Anda mengelola chat pelanggan dari berbagai platform, hingga Ginee Ads untuk kelola semua iklanmu di berbagai platform. Yuk, daftar Ginee Indonesia sekarang FREE! Mengelola pesanan dan stok untuk semua toko online AndaUpdate secara otomatis pesanan dan stokMengelola stok produk yang terjual cepat dengan mudahMemproses pesanan dan pengiriman dalam satu sistemMengelola penjualan dengan sistem manajemen digitalMembership dan database pelanggan secara menyeluruhPrediksi bisnis dengan Fitur Analisa Bisnis di GineeMemantau laporan dengan menyesuaikan data, keuntungan, dan laporan pelanggan FormulasiSanksi Pidana Bersifat Ultimum Remidium dalam Hukum Pidana Administratif pada Tindak Pidana Perekonomian di Indonesia. by Grace Bintang. Download Free PDF Download PDF Download Free PDF View PDF. KEBIJAKAN SISTEM PEMIDANAAN DALAM UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN KORUPSI (DR. ALI DAHWIR, SH., MH) - Globalisasi memberi dampak positif dan negatif bagi Indonesia. Dampak ini dapat muncul di bidang pendidikan, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya. Kehadiran globalisasi menghilangkan batasan-batasan yang ada, sehingga masyarakat seluruh dunia dapat saling terhubung satu sama Setyaningsih dalam jurnal Dampak Globalisasi terhadap Moral Generasi Muda 2017, istilah globalisasi berasal dari kata global yang berarti universal. Globalisasi adalah proses antarindividu, antarkelompok, serta antarnegara yang saling terhubung, berinteraksi, tergantung, berkaitan, dan saling memengaruhi satu sama lain. Globalisasi juga sering dipandang sebagai perubahan sosial yang mengakibatkan perkembangan teknologi. Baca juga Pengaruh Globalisasi bagi Budaya DaerahDampak positif globalisasi bagi Indonesia Mengutip dari jurnal Dampak Pengaruh Globalisasi bagi Kehidupan Bangsa Indonesia 2015 karya Nurhaidah dan M. Insya Musa, globalisasi memberi dampak positif bagi Indonesia. Salah satunya peningkatan taraf hidup masyarakat. Berikut beberapa dampak positif globalisasi bagi Indonesia Adanya perubahan tata nilai dan sikap Globalisasi menimbulkan pergeseran atau perubahan nilai dan sikap di masyarakat ke arah yang lebih positif. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Globalisasi menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang jauh lebih modern dan semakin mudah digunakan masyarakat. Baca juga Mengapa Kerja Sama Antarnegara Diperlukan pada Era Globalisasi? Meningkatnya taraf kehidupan masyarakat Dampak positif lain globalisasi bagi Indonesia adalah meningkatnya taraf kehidupan masyarakat. Tidak hanya dari segi kemudahan penggunaan teknologi, tetapi juga dari sisi lapangan pekerjaan yang semakin terbuka luas dengan adanya globalisasi.
Eratrans-kultural di dalam konteks globalisasi khususnya pada komunitas Islam Indonesia, identitas menjadi persoalan yang semakin menguat pada dinamika masyarakat Islam. Potret terjadinya perubahan dalam sendi kehidupan sosial masyarakat muslim dilatar belakangi oleh era trans-kultural dalam konteks global yang dianggap bias tentang kebudayaan
As fases da globalização são quatro grandes marcos no processo de integração mundial. A primeira começou justamente com o início desse processo, o período das Grandes Navegações, até o marco histórico da Primeira Revolução Industrial. Já as duas fases posteriores tiveram como elementos característicos a evolução do processo de industrialização em nível mundial. A quarta fase é o momento atual da sociedade humana, marcado pelo capitalismo informacional. A globalização é um processo heterogêneo, marcado por desigualdades importantes entre as sociedades globais mas também pelos avanços econômicos e tecnológicos. Leia também Mundialização — a disseminação de hábitos culturais em nível mundial Resumo sobre as fases da globalização A globalização é um processo caracterizado pela integração mundial por meio do desenvolvimento de meios como os transportes e as comunicações. A primeira fase da globalização iniciou-se com as Grandes Navegações e foi até a Primeira Revolução Industrial. A segunda fase da globalização começou a partir da Segunda Revolução Industrial e perdurou até o início da Terceira Revolução Industrial. A terceira fase da globalização teve como marco inicial a Terceira Revolução Mundial e findou com o atual período do capitalismo informacional global. A quarta fase da globalização corresponde ao período atual da sociedade global, marcado pela dominância do período técnico-científico-informacional. A globalização não é um processo homogêneo, mas sim ocorre de forma desigual pelo espaço mundial, característica que resulta em vantagens e desvantagens. A atual fase da globalização é marcada pelo aumento com a preocupação ambiental, resultante do desenvolvimento econômico predatório da sociedade global. Quais são as fases da globalização? A globalização é um processo mundial marcado pelo desenvolvimento dos transportes e das comunicações. Ela é caracterizada pela difusão de diferentes redes e fluxos em nível mundial, tanto no âmbito econômico como no cenário cultural. As quatro fases da globalização são Primeira fase da globalização A primeira fase da globalização iniciou-se com o período das Grandes Navegações e foi até a Primeira Revolução Industrial. Esse período foi caracterizado pelo aumento do comércio em nível mundial, empreendido pelas grandes potências da época, que transportavam matérias-primas e produtos industrializados entre as suas possessões. Destaca-se ainda o papel de diferentes inovações tecnológicas no período, como o avanço nos transportes terrestres e marítimos e a modernização das linhas de produção industriais, que possibilitaram justamente a ampliação das trocas comerciais em nível global. Os avanços tecnológicos e industriais desse período possibilitaram o avanço ainda maior da integração mundial, resultando, assim, em um segundo momento do processo de globalização dos países. Não pare agora... Tem mais depois da publicidade ; Segunda fase da globalização A segunda fase da globalização começou a partir da Segunda Revolução Industrial e perdurou até o início da Terceira Revolução Industrial. Nessa época, houve um forte crescimento da industrialização e da urbanização, especialmente para além do território inglês, por meio da difusão de fábricas, principalmente nos países de industrialização clássica. Ademais, destaca-se ainda a modernização dos meios de produção, energia, transporte e comunicação, e também a mudança histórica, social e econômica, especialmente das cidades, em razão do intenso êxodo rural e do crescimento acelerado das áreas urbanas. Nessa mesma fase, ocorreu uma grande expansão imperialista mundial, especialmente nos territórios africano e asiático, com o intuito de explorar matérias-primas para subsidiar o crescimento econômico, visto em um terceiro momento da globalização. Terceira fase da globalização A terceira fase da globalização teve como marco inicial a Terceira Revolução Industrial e findou com o atual período do capitalismo informacional. Nesse momento, houve um forte crescimento das tecnologias de comunicação e informação, que permitiram ainda mais o avanço das trocas comerciais ao redor do mundo, além de consolidar a fase do capitalismo financeiro em nível global. O surgimento das empresas transnacionais, a consolidação das instituições financeiras e a modernização da produção industrial foram características desse período. Essa fase também foi caracterizada pela reorganização do espaço mundial, ao longo da Guerra Fria, e, posteriormente, com a Queda do Muro de Berlim, que marcou o fim do mundo bipolar e a volta de uma sociedade global multipolar, ou seja, com vários centros de poder. Quarta fase da globalização A quarta fase da globalização corresponde ao período atual da sociedade global, caracterizado pela dominância do chamado período técnico-científico-informacional, entendido por muitos especialistas como uma Quarta Revolução Industrial. Nessa fase, há a predominância de processos tecnológicos na produção e no consumo mundial, em razão do aumento das transações realizadas por redes artificias, como a internet. Ademais, esse período marca ainda a consolidação da lógica do sistema capitalista de produção ao redor do globo. Nessa fase, há um grande crescimento econômico ao redor do mundo, especialmente em países emergentes e em desenvolvimento, inaugurando assim uma nova divisão internacional do trabalho, com maior participação dos diferentes países do globo no processo de produção econômica mundial. Vantagens e desvantagens da globalização A globalização não é um processo homogêneo, mas sim ocorre de forma desigual pelo espaço mundial, elemento que ocasiona diversos impactos nas esferas históricas, políticas, econômicas e sociais. Assim, é um fenômeno que gera diferentes impactos positivos e negativos na realidade das sociedades humanas. Nesse contexto, destacam-se como vantagens e desvantagens da globalização VANTAGENS DESVANTAGENS A integração entre as diferentes economias do mundo, facilitando as trocas comerciais. O aumento da desigualdade socioeconômica entre os países do globo. A modernização dos setores de transporte, energia, infraestrutura e comunicação. O crescimento dos impactos ambientais registrados na superfície terrestre. A ascensão de novos meios de produção e consumo nas sociedades globais. O registro de fenômenos como o desemprego estrutural e o fluxo de emigração. A aceleração das inovações tecnológicas em diferentes áreas do conhecimento. O acentuado consumo de recursos naturais que compõem as matérias-primas. A elevação da produção de riqueza em nível mundial devido ao crescimento econômico. O enfraquecimento das legislações trabalhistas, ambientais e sociais no mundo. Curiosidades sobre as fases da globalização O telégrafo, inventado na primeira fase da globalização, promoveu um grande avanço em termos de comunicação no espaço global. Um marco do final da segunda fase da globalização foi a Segunda Guerra Mundial 1939-1945, que resultou em milhões de mortos. A terceira fase da globalização terminou com a ascensão de uma ordem multipolar de poder, especialmente com o fim da União Soviética 1991. A América Latina e o Sudeste Asiático são duas regiões economicamente emergentes que registram forte crescimento ao longo da quarta fase da globalização. A atual fase da globalização é marcada pelo aumento com a preocupação ambiental, resultante do desenvolvimento econômico predatório da sociedade global. Leia também Nova Ordem Mundial — o período que se iniciou com o fim da Guerra Fria Exercícios resolvidos sobre fases da globalização Questão 1 Unesp Com o fim da Guerra Fria, os EUA formalizaram sua posição hegemônica. Sem concorrência e se expandindo para as antigas áreas de predomínio socialista, o capitalismo conheceu uma nova fase de expansão tornou-se mundializado, globalizado. O processo de globalização criou uma nova divisão internacional do trabalho, baseado numa redistribuição pelo mundo de fábricas, bancos e empresas de comércio, serviços e mídias. Loriza L. de Almeida e Maria da Graça M. Magnoni orgs.. Ciências humanas filosofia, geografia, história e sociologia, 2016. Adaptado. Dentre as consequências do processo de globalização, é correto citar a o nascimento do governo universal e democrático. b a pacificação das relações internacionais. c o enfraquecimento dos Estados-nações. d a abolição da exploração social do trabalho. e o nivelamento econômico dos países. Resolução Alternativa C A globalização aumenta o poder de organizações supranacionais, como os blocos econômicos e as empresas transnacionais, portanto, enfraquece a atuação dos Estados em âmbito local e mundial. Questão 2 IFF Os jumbos permitem que consultores de computação coreanos visitem o Vale do Silício como se batessem na porta ao lado, e que empresários de Cingapura cheguem a Seattle em um dia. As fronteiras do maior oceano do mundo estão ligadas como nunca. E o Boeing une essas pessoas. Mas o que dizer daqueles povos sobre os quais eles voam, em suas ilhas situadas oito quilômetros abaixo? De que maneira o poderoso 747 traz para eles uma maior comunhão com aqueles cujas praias são lavadas pela mesma água? É claro que não traz. O transporte aéreo pode permitir que os homens de negócio atravessem velozmente o oceano, mas o declínio concomitante do transporte marítimo só aumenta o isolamento de muitas comunidades insulares... Pitcairn, como muitas outras ilhas do Pacífico, nunca se sentiu tão distante de seus vizinhos. BIRKETT 1990 apud MASSEY, Doreen. Um sentido global do lugar. Papirus, 2000. As considerações da autora sobre os avanços tecnológicos nos meios de transportes evidenciam que a atual fase da globalização é caracterizada pela a Desigual compressão do espaço-tempo. b Homogênea circulação dos fluxos materiais. c Redução dos fluxos imateriais. d Uniforme integração da população mundial em uma aldeia global. e Ausência de interação entre os fluxos e fixos no espaço globalizado. Resolução Alternativa A A globalização não é um processo homogêneo, mas sim bastante desigual, logo, é caracterizada pela diferente compressão espaço-tempo, visto que não são todas as sociedades humanas que têm acesso aos seus benefícios.
PeranIndonesia di Era Global melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) melalui setting kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas VI, (2) respon guru dan siswa kelas VI terhadap pembelajaran materi Peran Indonesia di Era Global, (3) kesulitan-kesulitan yang dialami siswa kelas VI dalam ketuntasan pelajaran
Perubahan yang terjadi di dalam lingkup masyarakat memang merupakan perubahan yang normal. Pengaruh perubahan tersebut sangat cepat masuk ke dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan perubahan tersebut dapat berdampak langsung dan mempengaruhi perubahan di satu tempat ke tempat yang lain. Ciri-ciri perubahan sosial yang terjadi dapat semakin berkembang seiring dengan kehidupan masyarakat di era moderninsasi atau di era global. Berikut adalah penjelasan dan Globalisasi Modernisasi merupakan segala bentuk perubahan masyarakat yang berpindah dari keadaan yang tradisional atau pra modern menuju masyrakat modern. Pengertian modernisasi menurut para ahli adalah Widjojo Nitisastro menyatakan modernisasi adalah suatu bentuk transformasi dari kehidupan yang lebih ekonomis dan politis. masyarakat yang tradisional dalam bentuk teknologi atau organisasi sosial ke arahSoerjono Soekanto menyatakan modernisasi merupakan bentuk bentuk hubungan sosial yang berubah namun direncakan terlebih dahulu atau yang biasa disebut dengan social planning. Atau dengan pengertian tersebut, maka secara umum istilah modern mengandung pengertian sebagai berikut Modern berarti kemajuan yang terjadi dalam seluruh bidang masyarakat untuk menambah taraf hiduo masyarakat secara merataModern berarti kemanusiaan yang tinggi akan nilai peradabannya dalam pergaulan hidup masyarakatSoerjono Soekanto menjelaskan persyaratan modernisasi adalah sebagau berikut Memiliki cara berpikir yang ilmiah dalam suatu masyarakatSistem administrasi baik mewujudkan birokrasiSistem mengumpulkan data yang baik teratur dan terpusatMenciptakan iklim manusia dan masyarakat yang menyenangkan terhadap modernisasiTingkat organisasi tinggi dimana satu pihak menyatakan disiplin sedangkan yang lain mengurangi kemerdekaanGlobalisasi merupakan proses menyebarnya usnur-unsur baru yang membawa informasi mendunia baik secara cetak maupun elektronik. Globalisasi ada karena disebabakan oleh kamjuan di bidang komunikasi. Masyarakat juga sering menyebut globalisasi sebagai penghapus batas ruang dan wakt. Berikut adalah unsur globalisasi yang sukar diterima oleh masyarakat Teknologi rumit dan mahalBudaya luar tidak bersifat ideologi dan religiDisesuaikan dengan kondisi masyarakatSetelah kita mengetahui unsur budaya tidak diterima masyarakat, berikut adalah unsur globalisasi yang mudah diterima anatara lain Unsurnya mudah disesuaikan dengan kondisi masyarakatMemiliki teknologi tepat gunaAdanya pendidikan formal di sekolahDampak Modernisasi dan Globalisasi terhadap Perubahan Sosial BudayaDampak positif modernisasi dan globalisasi pada perubahan sosial budaya Pergesera nilai-nilai dan sikap masyarakat yang irrasional menjadi rasionalIlmu pengetahuan dan teknologi menjadi lebih mudah dan berkembangIndustri alat-alat komunikasi dan transportasi yang muali berdiri mampu mengurangi pengangguran sehingga taraf hidup masyarakat menjadi lebih baikDampak negatif modernisasi dan globalisasi pada perubahan sosial budaya Perkembangan industri-industri membuat masyarakat membunyai pola hidup yang konsumtifPerkembangan teknologi yang semakin maju membuat masyarakat acuh tak acuh kepada orang lain sehingga muncul sikap individualistikBudaya Barat mulai masuk yang terkadang tidak cocok diterapkan di IndonesiaTimbulya kesenjangan sosial antara manusia yang satu dengan manusia yang lainSponsors LinkPerilaku Masyarakat dalam Perubahan Sosial Budaya di Era GlobalSikap konsumerismeMasyarakat menjadi tertarik dengan produk-produk terbaru yang dipromosikan melalui media elektronik dan juga media sosial sehingga sikap konsumerisme meningkat. Produk-produk tersebut meliputi produk makanan, kosmetik, minuman, pakaian dan lainnya. Media massa atau media elektronik seperti televisi, radio, koran , majalah selalu menyediakan berita dan promosi setiap harinya. Apalagi dengan media sosial juga sangat berpengaruh besar meningkatkan bentuk-bentuk perubahan sosial yakni hasrat konsumerisme masyarakat. Media sosial telah banyak menyediakan fasilitas mudah untuk memudahkan produsen dalam mempromosikan produknya. Kemudahan-kemudahan inilah yang semakin mempengaruhi konsumerisme masyarakat di seluruh kebersamaan diabaikanGlobalisasi menuntut masyarakat untuk lebih mengutamakan kepentingan sendiri yakni dengan berusaha menyejajarkan diri dengan negara-negara maju, namun mengabaikan rasa kebersamaan. Rasa kebersaman seperti tolong menolong atau gotong royong berubah menjadi rasa individualistis dan egoistis. Mereka tidak lagi memikirkan kepentingan-kepentingan kelompok, asalkan kepentingannya sendiri dapat terpenuhi. Mereka akan mengabaikan kepentingan orang rasa matrealistisMasyarakat saling berusaha mengejar materi hingga segala sesuatunya dinilai dalam bentuk uang. Rasa matrealistis ini semakin lama semakin meningkat. Mereka beranggapan seseorang yang berhasil di jaman globalisasi ini adalah mereka yang memiliki banyak dengan alat yang lebih mudahBahasa sebagai alat komunikasi sekarang tidak hanya disampaikan secara langsung dengn tatap muka, tanpa bertemu langsung pun seseorang bisa saling berkabar dengan orang lain. Jarak dan waktu bukan lagi menjadi penghalang. Masyarakat tak lagi bersusah payah mengirim surat, mereka dapat memanfaatkan teknologi yang ada seperti smartphone yang menyediakan berbagai fasilitas dan kemudahan sehingga kita dapat berkirim pesan, gambar melalui aplikasi mengikuti modelDahulu, seseorang memakai busana hanya sekedar untuk menutupi tubuh tanpa memperhatikan model. Namun sekarang dalam era global, cara berbusana seseorang mengikuti tren yang berkembanga. Mereka yang tidak mengikuti mode dikatakan sebagai orang yang kurang gaul. Padahal yang lebih penting, kita dapat mengikuti cara berbusana namun juga dengan mengikuti norma-norma yang berlaku sebab pada hakekatnya pakaian adalah sebuah tampilan diri yang menggambarkan karakter seseorang hidup kebarat-baratanBerubahnya unsur-unsur budaya di era global adalah akibat dari proses perubahan gaya hidup. Dengan adanya globalisasi ini, masyarakat bergaya hidup menjadi serba instan. Gaya hidup serba instan membuat seseorang menginginkan sesuatunya mnejadi lebih mudah dan praktis. Mereka akan cenderung lebih menirukan gaya kebarat-baratan yang terkadang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Oleh karena itu, remaja yang mengikuti gaya kebarat-baratan harus dibimbing dan diawasi agar saat mengadopsi gaya tersebut tidak ada penyimpangan sosial yang wanitaPeran wanita di era global hanya untuk kegiatan-kegiatan tertentu saja. Kedudukannya berada di bawah pria sehingga lebih diperhitungkan posisinya. Wanita hanya dibutuhkan untuk mengurus urusan dapur dan dilarang untuk berkerja. Di era global ini, banyak sekali wanita yang bekerja hingga menempati posisi tinggi seperti pria. Terjadi emansipasi wanita yang membuat wanita memiliki kesempatan menduduki posisi strategis di pekerjaan maupun pemikiran yang berubahPola pemikiran yang berubah juga akibat sikap masyarakat dalam menghadapi perubahan sosial budaya di era global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan berbagai informasi. Informasi tersebut dapat mudah dikritisi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Pola pemikiran masyarakat di era global menjadi lebih kritis terhadap berbagai isu-isu sosial. Pemikiran yang kritis tersebut dapat berupa kritik dan saran yang sesuai dengan nalar dan pengetahuan yang tradisional berkurangPermainan tradisional adalah proses pewarisan budaya dari nenek moyang. Permainan tradisional banyak sekali ragamnya yang dapat dimainkan oleh segala umur dimana setiap permainannya memiliki makna dan arti tertentu. Melalui permainan tradisional kita dapat menjalin persatuan dan kesatuan. Namun di era global, permainan tradisioanl jarang sekali dimainkan. Jaman sekarang permainan tradisional dianggap sebagai permainan yang ketinggalan jaman yakni hanya orang-orang jaman dahulu saja yang memainkannya. Permainan tradisional juga dianggap sebagai permainan orang pinggiran sehingga permainan ini kurang diminati khususnya oleh kaum muda. Saat ini, permainan tradisional diganti dengan permainan elektronik yang sudah disediakan di minat pada lagu dan alat musik daerahSponsors LinkIndonesia adalah negara pewarisan budaya memiliki banyak lagu dan alat musik daerah hingga menarik para warga dari negara lain untuk ikut mempelajarai alat musik daerah di Indonesia melalui kursus atau pendidikan formal. Namun sekarang masyarakat Indonesia lebih sering mendengarkan lagu modern daripada lagu-lagu daerah. Bagi anak-anak muda di Indonesia, lagu daerah hanya dipelajari melalui pendidikan formal di lagu daerah tersebut memiliki makna, arti atau nilai mendalam yang disampaikan melalui lirik-lirik lagunya. Dibandingkan dengan lagu modern sekarang, liriknya hanya mengandung makna percintaan dan jarang memberikan pelajaran bagi pendengarnya. Kurangnya ketertarikan kaum muda terhadap lagu daerah juga dipengaruhi alat musik yang mengiringinya. Alat musik tradisional dianggap tidak kekinian sehingga sangat mengurangi minat kaum muda untuk mendengarkan lagu daerah. Oleh karena itu memang dibutuhkan upaya yang lebih untuk melestarikan lagu daerah dan alat musik daerah di kalangan anak bahasa daerahBahasa adalah kebutuhan manusia sebagai alat komunikasi manusia. Dahulu bahsa daerah adalah bahasa yang sering digunakan manusia sebagai alat komunikasi. Saat Era global belum memasuki perkembangan yang peat, bahasa daerah masih digunakan sebagai alat komunikasi antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Apalagi Indonesia sendiri adalah negara dengan bahasa daerah terbanyak di dunia. Setiap provinsi di Indonesia sendiri saja memiliki bahasa daerah yang beragam dimana setiap bahasa di dalam suatu provinsi mewakili karakteristik sesuai dengan tipe masyarakat yang tinggal di daerah itu bahasa daerah juga berperan sebagai alat untuk menyatukan masyarakat di seluruh Indonesia. Namun di era globalisasi ini penggunaan bahasa daerah mulai tergeser. Masyarakat mulai sering menggunakan bahasa Indonesia. Mereka beranggapan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, seseorang akan lebih mudah memaahami apa yang ingin kita bicarakan. Memang hal ini benar, namun penggunaan bahsa daerah juga perlu. Para generasi muda harusnya dapat mengenali bahasa daerah mereka sendiri-sendiri. Untuk itu perlu adanya upaya dari orang tua untuk ikut andil mengajarkan bahasa daerah ke anak-anaknya. Sehingga para generasi mudah tidak lupa dengan bahasa daerah mereka perilaku masyarakat dalam perubahan sosial budaya di era global serta modernisasi yang membawa dampak positif dan negatif perubahan sosial. Semoga hal ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan sosial dan bermanfaat di kehidupan selanjutnya.
Bab8 Kode Etik Profesi Akuntan Menuju Era Global. June 2020. October 2020. November 2019. December 2019. April 2020. December 2020.
Guerra modernizou medicina e cirurgia plástica. E tornou populares algumas invenções como o lenço de papel, o relógio de pulso e o zíper. A grande guerra não só redesenhou as relações entre os países, mas também trouxe várias transformações para a sociedade. A Primeira Guerra Mundial foi a guerra dos impérios e das alianças. Em 1914, o mapa da Europa era diferente. Estados gigantes que englobavam vários países e tinham acordos com vizinhos para que um protegesse o outro em caso de conflito. Quando o império alemão, parceiro da Áustria-Hungria, invadiu a Bélgica em 4 de agosto, há exatos 100 anos, começou, nos campos de batalha europeus, a guerra contra os Aliados França, Reino Unido e Império Russo. Nos anos seguintes, outras forças estrangeiras se juntaram aos dois lados. Já quase no fim dos conflitos, os Estados Unidos ajudaram os aliados, que venceram em 1918. A guerra se modernizou, ficou mais letal, com aviões, tanques e armas químicas. Dezesseis milhões de pessoas morreram. Impérios desapareceram e deram lugar a países que conhecemos hoje. Mas não foi só a geografia que mudou. As casas reais daquele tempo eram todas misturadas. Príncipes e princesas se casavam com nobres de outros reinos e impérios justamente para manter o poder e o prestígio da aristocracia. Mas o que era motivo de orgulho, diante de tantas mortes e perseguições, acabou virou um estigma. A casa real britânica, por exemplo, teve que mudar de nome. Era “saxe-coburg-gotha”, de origem alemã. Foi inventado então a dinastia dos Windsor, cujo membro mais novo, o pequeno príncipe George, comemorou um ano no mês passado. Entre os plebeus, as transformações foram mais profundas. Quando uma geração inteira de homens foi para o front, muitas mulheres, até então confinadas aos serviços domésticos, começaram a trabalhar fora. Ao fim da guerra, elas mantiveram um espaço mais ativo na sociedade e, em países como a Inglaterra e a Alemanha, conquistaram o direito de votar. A guerra modernizou a medicina e a cirurgia plástica, que começava. As trincheiras protegiam os combatentes, mas eles erguiam a cabeça para observar o inimigo e eram desfigurados pelas explosões. A Grande Guerra não fez surgir, mas tornou populares várias outras invenções, como o lenço de papel, o saquinho de chá, o horário de verão, o relógio de pulso, o zíper. A Primeira Guerra abriu caminho para a Segunda, contra a Alemanha de Hitler, poucos anos depois. Com a União Europeia, no fim do século XX, a Europa viveu seu mais longo período de paz e prosperidade. Ainda assim, hoje, a tensão está no ar.
Moh Muslim: "Urgensi Etika Bisnis di Era Global" 152 didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) yang telah diadakan pada tanggal 25-28 Juli 1996 beberapa tahun lalu di Tokyo, Jepang. Dalam merumuskan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah: 1. Pengendalian diri (self control) 2.
Di n domestik kegiatan berlatih terdahulu Anda telah mempelajari bahwa globalisasi itu tidak bisa dihindarkan. Globalisasi itu sudah melanda Indonesia dan meretas-robek atma makhluk. Ia hinggap mengirimkan muatan-muatan positif dan merusak, nan bakal sementara basyar mengkhawatirkan akan menghilangkan patriotisme atau negara nasion nation state. Memang terserah nan menarik untuk dikaji intern proses globalisasi ini, seperti yang disebut oleh J. Naisbitt sebagai Paradoks1. John Naisbitt, Mondial Paradoks. Antara lain ia mengamati The more universal we become, the more tribal we act, which in the Menyeluruh Ketidakteraturan also means more and smaller parts hal. 50. Selanjutnya, anda mengatakan The development of power is shifting from state to the individual. From vertical to the horizontal. From hierarchy to networking. Kejadian. 51. Charles Handy dalam bukunya Era Paradoks mengaram kehidupan bumi modern internal serba paradokssal kejadian. 12. Gejala-gejala paradoks itu misalnya dapat kita lihat dalam proses globalisasi yang berefek pada diferensiasi pada suatu pihak terdapat suatu budaya munculnya subbudaya etnis, doang plong pihak tidak atau bersamaan waktunya muncullah gejala homogenisasi bagan budaya terutama yang disebabkan maka dari itu komunikasi antarmanusia yang semakin intens. Negara-negara yang terdiri mulai sejak berbagai jenis etnis yang dahulunya secara lestari diikat oleh negara, masa ini seakan-akan ikatan itu mulai encer dengan munculnya budaya kesukuan. Masalah ini untuk bangsa Indonesia memang sudah disadari sejak semula maka itu pembina republik ini founding fathers. Semboyan Bhinneka Spesial Ika berarti pengakuan terhadap nilai-nilai subbudaya etnis dari bangsa Indonesia nan bhinneka, belaka keseluruhannya diikat oleh satu cita-cita yaitu bangsa Indonesia yang berupaya menciptakan budaya nasional Indonesia sebagai puncak budaya etnis. Intensifnya media waktu menarafkan daerah-daerah yang dahulunya terpencil, namun sangat eksotis membuat daya tarik bagi perpelancongan internasional. Tatap saja CNN setiap malam mencitrakan berbagai jenis tontonan berasal berbagai diversifikasi budaya di seantero dunia. Proses ini sudah lalu menyebabkan perubahan dari negara nasion nan homogen ke arah suatu multikulturalisme. Kemajuan pesat teknologi dalam wujud Triple “T” Revolution, telekomunikasi atau informasi, transportasi dan Trade bazar bebas membuat hubungan umat anak adam antarnegara menjadi terlampau intens seakan-akan menggilas negara nasion dan membangun citra global. Kemajuan pesat teknologi ini membawa barang bawaan isu mondial seperti mana pendemokrasian, hak asasi manusia dan kelestarian mileu hidup. Umpama bangsa Indonesia, dengan berpegang pada budaya Pancasila, kita harus siap menghadapi arti global tersebut, agar kukuh eksis sebagai suatu bangsa dalam pergaulan dunia. Untuk menghadapi globalisasi tersebut kita harus luang kekuatan dan kelemahan nan kita miliki dalam seberinda aspek kehidupan bangsa astagatra sebagai berikut. Geografi Potensi kewedanan darat, laut, udara dan iklim tropis perumpamaan ulas hidup suntuk baik dan strategis, namun di sebelah lain terwalak kelemahan dalam pendayagunaan daerah darat, laut, dirgantara, dan supremsi manajemen ruangnya. Sumber Khazanah Liwa Potensi sumber harta benda bendera SKA di daratan, samudra, dan dirgantara, baik nan berperilaku hayati maupun nonhayati, serta yang dapat diperbarui alias yang bukan dapat diperbarui sangat besar. Hal ini merupakan modal dan kekuatan kerumahtanggaan pembangunan. Doang, kelemahannya belum sepenuhnya potensi sumur kekayaan alam tersebut dimanfaatkan secara optimal. Kalaupun ada yang sudah lalu dimanfaatkan masih terserah di antaranya kerumahtanggaan pemanfaatannya abnormal memperhatikan kelestarian dan distribusi hasilnya. Kejadian ini tidak sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Di sisi lain juga sumur kekayaan alam yang terserah tak seluruhnya bisa dijaga keamanannya dengan baik atau dengan prolog lain rawan pencurian. Demografi Jumlah penduduk Indonesia terjadwal nomor 4 di mayapada. Pertumbuhannya dapat ditekan akibat makin meningkatnya tingkat pemberitaan masyarakat melalui program KB Pertumbuhan 1,9%. Begitu juga tingkat kesehatan harapan hidup, dan kualitas fisik semakin meningkat. Kelemahannya, sebagian penduduk Indonesia antarwilayah atau area atau antarpulau tidak sebabat, pertumbuhan belum mencapai hampa growth dan kualitas nonfisik nan masih adv minim. Ideologi Dalam jiwa berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat kita berpegang pada ideologi Pancasila. Pancasila sudah diterima laksana semata asas internal kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Pembudayaan Pancasila internal usia sehari-waktu nilai praktis sudah lalu dan sedang digalakkan. Kelemahannya, pengamalan alias pembudayaan Pancasila tersebut belum sepenuhnya terkabul. Ini adalah tantangan kerjakan seluruh bangsa Indonesia dan jika ideologi Pancasila tersebut tidak bisa memberikan maksud hidup bertambah baik bukan tidak mungkin akan ditinggalkan makanya masyarakat. Politik N domestik pelaksanaan strategi sudah diciptakan lembaga landasan sistem Ketatanegaraan Demokrasi Pancasila dan sudah tertata terutama struktur politik dan mekanismenya. Kendatipun demikian, keadaan ini perlu dikaji dan disempurnakan sesuai dengan aspirasi dan perkembangan masyarakat demikian kembali pelaksanaan-nya terus memerlukan penyempurnaan sesuai dengan permintaan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Kelemahannya, budaya politik masih perlu perombakan dan peningkatan. Suprastruktur masih tinggal dominan apabila dibandingkan dengan infrastruktur dan substruktur. Sedemikian itu juga komunikasi politik dan partisipasi politik perlu berkat perhatian bagi diperbaiki. Ekonomi Kekuatan perekonomian Indonesia terletak pada struktur perekonomian yang makin sejajar antara sektor pertanaman dengan sektor industri dan jasa. Pertumbuhan perekonomian sepan tinggi rata-rata ± 7%. Kelemahannya, perindustrian Indonesia belum begitu kokoh karena masih tersidai pada impor bulan-bulanan baku atau komponen. Impor bahan baku maupun komponen serta impor bahan-alamat lainnya sampai kepada barang konsumsi membentuk cadangan devisa yang semakin ambruk. Belum kembali ditambah utang asing negeri, kerjakan membiayai pembangunan, harus dicicil dengan devisa yang kita miliki. Darurat itu, dalam proses pembangunan terjadi ekonomi biaya tinggi high cost economy yang membentuk inefisien biaya pembangunan. Ketakseimbangan ekonomi juga berorientasi semakin strata boleh membangatkan dan memicu destabilisasi ekonomi dan ketatanegaraan nan berkarisma terhadap perturutan pembangunan tersebut. Perpajakan kembali masih lemah dan terlazim mendapat perhatian n domestik upaya meningkatkan biaya pembangunan yang sedang dijalankan detik ini. Sosial Budaya Khasiat nasion Indonesia terletak pada kebhinnekaannya, andai kumpulan anakan bercelup-warni kerumahtanggaan sebuah ujana. Tetapi apabila kebhinnekaan alias multiplisitas tersebut tidak dapat dibina dengan baik bukan tidak siapa bisa menjadi bibit perpecahan. Kerumahtanggaan kegiatan berlatih terdahulu kemajemukan Indonesia disebut sekali lagi rawan perpecahan. Sementara perumpamaan hasil pembangunan nan kita lakukan selama PJPT I di era orde baru ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan kecerdikan rakyat serta meningkatkan harkat status dan jati diri sebagai nasion Indonesia nan tidak absolusi bersumber akar tunggang kebudayaannya. Namun demikian, masih banyak kelemahan yang terlazim diperbaiki di antaranya, berkembangnya primordialisme, kolusi, korupsi, dan nepotisme nan membudaya dan disiplin kewarganegaraan nan semakin merosot. Kehidupan masyarakat nyana cenderung ke arah individualistis dan materialistis dan makin berkurangnya keteladanan para pemimpin. Pertahanan dan Keamanan Internal rataan pertahanan dan keamanan sudah ditata sistem. Pertahanan dan keamanan rakyat segenap, doktrin Hankamrata serta diundangkannya UU No. 20 Tahun 1982 tentang Pertahanan dan Keamanan Negara. Di jihat lain bangsa Indonesia mewarisi adat istiadat sebagai bangsa pejuang yang merebut kemerdekaan dari kolonialis adalah sumber kemujaraban. Kelemahannya sishankamrata tersebut belum sepenuhnya tersalurkan. Pemahaman bela negara belum memasyarakat. Tentatif itu tingkat keamanan masyarakat masih terganggu dengan makin meningkatnya kriminalitas. Berpijak pada kekuatan dan kelemahan nan kita miliki menghadapi era kesejagatan. Faktor yang berwibawa sangat dominan yaitu perekonomian, khususnya perbisnisan trade untuk memperoleh keuntungan untuk kesentosaan rakyat masing-masing negara. Semua kegiatan atau upaya gelojoh dikaitkan dengan manfaat ekonomi alias perdagangan. Kondisi sekarang negara-negara maju membereskan sebagian segara modal, teknologi atau skill. Kondisi ini sangat menguntungkan negara-negara maju intern liberalisasi perdagangan dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Hal ini merupakan tantangan buat bangsa Indonesia kerjakan mensejajarkan diri dengan bangsa ataupun negara maju tersebut, menerobos peningkatan tannas Indonesia. Kunci privat pertambahan tannas Indonesia itu merupakan peningkatan kualitas sumber pokok manusia Indonesia menuju ke penguasaan guna-guna pengumuman dan teknologi yang dilandasi oleh iman dan taqwa. TANNAS YANG DIHARAPKAN DI ERA GLOBALISASI Sebagaimana Anda sudah pelajari pada bagian terdahulu bahwa Tannas Indonesia harus congah menerimakan tanda jadi, terhadap identitas dan integritas Kewarganegaraan; kerelaan bangsa Indonesia dan negara kesatuan Republik Indonesia; tercapainya harapan dan cita-cita Kewarganegaraan. Bikin semua itu, bangsa Indonesia mengerjakan pembangunan kewarganegaraan Bangnas. N domestik pembangunan nasional tersebut diupayakan dengan pendekatan tannas nan dilandasi oleh Wasantara. Oleh karena itu sekali lagi, Wasantara seumpama wawasan dalam pembangunan nasional. Penerapan pendekatan tannas dalam pembangunan nasional sejalan dengan kelemahan dan faedah yang kita miliki seperti mana diutarakan maka diperlukan kontrol privat segenap aspek kehidupan nasion Astagrata. Aspek Trigatra Intern kekuasaan aspek Trigatra nan teradat mendapat habuan manah ialah Pengaturan tata ruang wilayah kewarganegaraan nan serasi antara faedah kedamaian dan kepentingan keamanan. Kehangatan ini sangat penting karena kita tidak cak hendak membayar risiko yang sangat ki akbar apabila terjadi keadaan darurat perang atau bencana. Sumber-sumber perekonomian dan permukiman harus dilindungi. Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan harus menimang-nimang kepentingan keamanan tersebut dalam kepentingan luas, selain mempertimbangkan aspek kesejahteraan bakal umum luas. Manajemen sumur aset alam dengan kecam asas manfaat, sosi sangir dan abadi serta keadilan sosial untuk seluruh rakyat. Asas maslahat berkaitan dengan upaya pengelolaan sumur mal duaja itu, digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Mempunyai daya saing berkaitan dengan “mutu” nan tinggi standar sesuai dengan kebutuhan pasar dan pelayanan yang menyenangkan. Sonder loklok yang janjang dan pelayanan yang prima produk kita tidak bisa berlomba di pasar antarbangsa di era kesejagatan ini. Selain itu tata sumber kekayaan alam kita hendaknya bukan melihat keuntungan semu jangka pendek, tetapi juga melihat keuntungan jangka panjang dengan memperhatikan kelestarian dalam pengelolaannya. Begitu pula hasil pembangunan hendaknya mencerminkan pemerataan keadilan sosial bikin seluruh rakyat Indonesia. PEMBINAAN KEPENDUDUKAN Penduduk Indonesia dewasa ini termasuk 4 terbesar di mayapada. Jumlah yang terus berkembang ini karena pertumbuhan yang masih janjang buat itu perlu dikendalikan pertumbuhannya melalui program KB Keluarga Berencana. Program KB ini tidak hanya ditujukan kepada pengendalian tersebut belaka bertambah luas dari itu, adalah peningkatan kedamaian dan dur kehidupan. Sekaligus dengan itu mesti diupayakan peningkatan kualitasnya menerobos program pendidikan dan keterampilan intern arti luas untuk memulihkan kualitas sumber daya sosok Indonesia yang menuntaskan ilmu maklumat, teknologi dan dilandasi iman dan takwa. Di sisi bukan sirkuler yang enggak ekuivalen di biji kemaluan pulau wajib diupayakan agar menjadi sebaran yang sekelas, melalui program peluasan atau pembangunan wilayah luar Pulau Jawa. Pada tahap semula transmigrasi boleh jadi menjadi alternatif, tetapi pada tahap berikutnya terlazim dipikirkan relokasi industri-industri di Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa serta ekspansi potensi-potensi perekonomian di negeri luar Pulau Jawa tersebut. Aspek Pancagatra Pemahaman penghayatan dan pengamalan Pancasila ideologi Pancasila sebagai satu-satunya ideologi kerumahtanggaan vitalitas berbangsa, bernegara dan bermasyarakat harus dibudayakan n domestik nyawa sehari-perian. Upaya ke arah itu mutakadim dilakukan melampaui penataran P4, Pembentukan BP7 di tingkat Pusat dan Daerah. Penataran dan pengajaran Pancasila di umum dan sekolah-sekolah masih dianggap kurang efektif karena merentang menuju kepada keterampilan kognitif dan formalitas. Dalam pelaksanaan P4 ini keteladanan dan panutan masih dibutuhkan buat umum. Agaknya plus sulit mencari panutan intern pelaksanaan P4. Ini sebuah tantangan yang harus dihadapi dan hambatan yang harus disingkirkan dalam upaya pelaksanaan P4 dalam kehidupan kita berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Dalam konteks ini satu kejadian yang teristiadat dan harus Anda sadar bahwa P4 adalah norma yang mengandung nilai-ponten luhur dalam sukma kita berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, tanpa diamalkan n domestik kehidupan sehari-hari oleh para penganutnya warga negara Indonesia dia akan kehilangan makna sebagai norma. Dan kalaupun ada kelemahan, kekurangan dalam pengamalannya, itu adalah kesalahan oknum, bukan kesalahan P4-nya. Oleh karena itu, kita harus bergaya membumi. Jangan hingga kita mau menyembelih seekor tikus di lumbung padi, adv amat lumbung padinya dibakar maupun dihancurkan. Penghayatan budaya Pancasila Budaya politik political culture merupakan limbung dilaksanakan sistem politik. Maka dari itu karena sistem pemerintahan Indonesia, strukturnya terletak dalam UUD 1945 yang berlandaskan Pancasila maka yang menjadi, political culture Indonesia adalah sejauh mana pemerintah dan rakyat Indonesia, baik yang berada di suprastruktur, infrastruktur maupun substruktur menghayati dan berbuat budaya politik Pancasila internal praktik kehidupan politik sehari-hari. Peningkatan dan pengamalan budaya kebijakan Pancasila ini sangat mutlak untuk memantapkan penstabilan politik di kewedanan tercinta ini. Gabungan dua arah antarlembaga negara, antarpemerintah dan rakyat teristiadat ditingkatkan. Suasana harmonis, terpadu dan bersinergi perlu diciptakan sehingga setiap keputusan garis haluan nan diambil sesuai dengan aspirasi nan berkembang privat umum berlandaskan syariat-hukum yang berperan. Jika keputusan yang diambil sesuai dengan aspirasi yang berkembang internal masyarakat maka itulah pencerminan dari demokrasi. Keseleo satu karakter negara demokrasi adalah adanya UU alias syariat yang ditegakkan Rule of law yang mengatasi sistem politik, mudahmudahan politik atau kekuasaan bukan disalahgunakan lihat penjelasan UUD 1945. Negara Indonesia berdasar atas hukum rechstaat bukan berdasar kekuasaan belaka machhstaat. Rule of law berasaskan supremacy of law, persamaan di muka hukum ataupun equality before the law tatap Pasal 27 ayat 1 UUD 1945. Kepunyaan Asasi manusia Human right dan social equality atau kedudukan yang sama laksana anggota masyarakat. N domestik supremacy of law, hukum alias UU menjadi yang tertinggi, dengan demikian kekuasaan takluk pada hukum ataupun undang-undang. Apabila hukum tunduk kepada supremsi maka kekuasaan dapat membatalkan syariat atau mengubah hukum, dan hukum dijadikan perabot untuk membenarkan kekuasaan. Dengan demikian, segala tindakan penguasa walaupun melanggar kepunyaan asasi basyar dapat dibenarkan maka itu hukum atau undang-undang. Intern negara syariat kedudukan warga negara adalah sederajat di tampang hukum. Apabila tidak ada persamaan di roman hukum maka orang nan mempunyai kelebihan atau kekuasaan akan n kepunyaan kekebalan hukum sehingga dapat merusak atau memperkuda manusia yang lemah. Kerumahtanggaan peruntungan asasi orang human right n kepunyaan pokok yaitu kepunyaan kedaulatan pribadi, hak kemerdekaan berdiskusi dan hak berapat. Hak kemerdekaan pribadi adalah hak-hak untuk melakukan apa yang dianggap baik oleh dirinya tanpa merugikan orang tidak dan menimbulkan bujukan terhadap awam sekelilingnya. Hak kedaulatan berdiskusi yakni hak bakal babaran pendapat dan mengamati, hanya harus bersedia mendengar atau memperhatikan pendapat dan kritik orang bukan. Bagi nasion Indonesia pengajuan pendapat atau kritik tersebut harus sesuai dengan resan atau adab etika budaya garis haluan Pancasila. Hak cak bagi berrapat, properti ini ada yang membatasinya, yakni apabila rapat itu menyebabkan kekusutan sehingga perdamaian menjadi busuk maka rapat itu merupakan tindakan melawan maupun menumbuk syariat unlaw full. Jadi, dalam human right itu ada batasnya, yaitu hak-hak orang lain. Pelanggaran terhadap hak-eigendom anak adam tidak merupakan pelanggaran terhadap milik-kepunyaan dirinya karena hak independensi dirinya dengan hak kemerdekaan orang bukan adalah sama. Dalam asas social equality di mana kursi setiap anggota publik yakni sekufu. Apabila masih ada perbedaan geta sosial, yang disebabkan oleh macam tiang penghidupan, keberagaman kelamin, warna kulit maupun ras maka rule of law akan mengalami obstruksi karena yang membentuk masyarakat itu adalah orang-orang yang memiliki asal yang setimbang warga negara dan wujud nan sama pula. Jika rule of law dengan asas-asasnya dapat kita lakukan dengan baik diiringi dengan makin meningkatnya “kecerdikan” rakyat, pemerintahan nan bersih dan berpengaruh maka “partisipasi” politik rakyat akan meningkat. Takhlik perekonomian yang efisien, pemerataan dan pertumbuhan yang tinggi Pembangunan nasional yang sedang kita lakukan adalah perekonomiannya atau beratnya pada rataan ekonomi karena bidang ekonomi ini sebagai pemicu dan pemacu kemajuan bidang-parasan lainnya. Kendatipun struktur perekonomian Indonesia makin separas antara sektor pertanaman dengan sektor industri dan jasa, namun oleh sementara pengamat melihatnya belum efisien. Adanya kebocoran, korupsi, rekayasa, nepotisme, pungutan liar dan lain-tidak yang sejenis dianggap menodai perekonomian Indonesia. Praktik monopoli, oligopoli dan sejenis lainnya, etatisme dan persaingan bebas free fith libralisme harus dihilangkan internal sistem perekonomian Indonesia sesuai dengan yang diamanatkan kerumahtanggaan UUD 1945. Puas pelita-pelita nan silam pertumbuhan yang kita prioritaskan provisional pemerataan dikebelakangkan. Saat ini telah waktunya kita meletakkan pemerataan menjadi prioritas, tanpa mengenyampingkan pertumbuhan. Dengan kata enggak, dengan pemerataan kita akan mencapai pertumbuhan. Konsep ini mengarah kepada empowerment pemberdayaan masyarakat, dan enggak konglomerasi pada sekelompok kecil anggota umum. Sepanjang ini paradigma yang dominan intern pembangunan adalah teladan yang menurunkan peranan negara atau pemerintah lega posisi rahasia dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan. Paradigma ini telah banyak mendapat aduan bersumber para pakar dan pengamat pembangunan karena terlampau tidak mempercayai kemampuan rakyat dalam pembangunan diri dan masyarakat mereka seorang. Selain itu, paradigma itu menghambat tumbuhnya kearifan lokal sebagai unsur rahasia n domestik perencanaan pembangunan masyarakat nan berkesinambungan. Perlunya kearifan tempatan n domestik perencanaan pembangunan menginjak dirasakan ketika orang melihat semakin banyaknya proyek dan programa pembangunan yang lain dimanfaatkan makanya umum karena tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat setempat. Negara dan aparatnya lampau dianggap dapat menjadi “pendorong” pembangunan. Sebagai alternatif diajukan paradigma baru nan dikenal dengan konseptual empowerment atau pemberdayaan masyarakat. Paradigma ini dilandasi oleh pemikiran bahwa pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarakat mengurus sendang trik alam yang mereka miliki dan memperalat bikin pembangunan masyarakat. Hal ini dianggap lebih berpunya mencapai harapan pembangunan ialah menghilangkan kemiskinan. Menurut para pakar, kekosongan pembangunan di negara-negara sedang berkembang disebabkan oleh komplet pembangunan yang diterapkan enggak memberikan kesempatan kepada rakyat miskin untuk timbrung intern proses pemungutan keputusan yang mencantol pemilihan, perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Konseptual pemberdayaan mau mengubah kondisi ini dengan prinsip menjatah kesempatan pada kelompok orang miskin cak bagi merencanakan dan kemudian melaksanakan program pembangunan yang kembali mereka pilih sendiri, serta diberi kesempatan untuk ikutikutan dana pembangunan baik yang berpokok dari pemerintah maupun dari pihak lain. Cak bertanya yang muncul kemudian yakni segala perbedaan antara teladan pembangunan yang “partisipatif dengan model pemberdayaan rakyat maupun empowerment”. Perbedaannya terletak dalam peristiwa model empowerment rakyat miskin, enggak sekadar aktif berpartisipasi n domestik proses seleksi program, perencanaan dan pelaksanaannya, tetapi mereka lagi menguasai dana pelaksanaan program itu. Sementara kerumahtanggaan model partisipasi keterlibatan rakyat dalam proses pembangunan saja sampai lega penyortiran, perencanaan dan pelaksanaan, sedang pemerintah tetap menguasai dana guna mendukung pelaksanaan program itu. Transendental empowerment menciptakan pula satu metodologi penimbunan data yang akan digunakan untuk merencanakan programa pembangunan yaitu metodologi Participation Action Research PAR. Model ini sebagai halnya model community managed development maka PAR kembali mendomplengkan rakyat, khususnya rakyat miskin dalam mengumpulkan data, menjelaskan kejadian-hal yang mereka anggap menjadi penyebab keterbelakangan masyarakat dan bagaimana cara menyelesaikan masalah itu. Dengan kata lain, PAR masyarakat merupakan rekanan dari pemeriksa bukan laksana objek. Teladan empowerment dapat dijumpai dalam dua versi yang farik dan perbedaan ini akan mempengaruhi garis haluan yang akan dipakai internal pelaksanaan pembangunan. Kedua varian empowerment tersebut adalah varian dari Paulo Freire dan versi yang berasal dari Schumacher. Persamaan antara kedua varian itu terletak sreg penggalian pentingnya setiap agen pembangunan publik mereka sendiri. Adapun yang melepaskan kedua versi tersebut terletak plong amatan dan metodologi yang digunakan oleh masing-masing versi. Versi Paul Freire berinti pada satu metodologi nan dia sebut laksana metodologi conscientization, yakni satu proses sparing untuk melihat kontradiksi sosial, ekonomi, dan ketatanegaraan yang ada dalam satu masyarakat dan menyusun mandu untuk meredakan kondisi opresif dalam awam. Bikin Paul Freire empowerment bukanlah cuma hanya membagi kesempatan rakyat memperalat perigi trik standard dan dana pembangunan saja semata-mata lebih mulai sejak itu empowerment yakni upaya bagi menyorong umum dalam mencari pendirian menciptakan kebebasan dari struktur-struktur yang opresif. Dengan kata lain, empowerment berarti kerja sama masyarakat kerumahtanggaan politik, sedangkan varian Schumacher tentang empowerment kurang beraroma strategi, ia bertambah menggarisbawahi sreg hal-hal yang dikatakan beliau umpama berikut. Pembangunan ekonomi akan berhasil jika dilaksanakan secara meluas, propaganda pembangunan nan merakyat dengan mengistimewakan kepada pengendalian, pemanfaatan secara optimal, terencana dan bersemangat, dengan menempatkan personel yang berpotensi dengan tepat. Pemerintah tidak pernah dididik jadi enterpreuner, inovator, tetapi jadi regulator. Schumacher beriktikad bahwa individu itu mampu kerjakan membangun diri mereka sendiri tanpa mengharuskan lebih-lebih dulu menghilangkan ketakseimbangan sistemis yang ada internal masyarakat. Schumacher menyatakan bahwa ketatanegaraan yang paling tepat untuk menolong si miskin adalah memberi kail pada ikan dengan demikian mereka mandiri. Seperti sudah disebut dua versi empowerment itu akan menentukan pendekatan yang digunakan oleh saban simpatisan dan tingkat keberhasilannya. Empowerment versi Paul Freire telah bisa diduga akan sulit berhasil apabila empowerment itu dihadapkan puas interest-interest yang kuat dan dominan dalam suatu masyarakat. Para elite domestik pasti akan menentang empowerment versi Freire karena keradikalannya. Namun, empowerment varian Schumacher nan menonjolkan pada pembentukan kelompok mandiri juga tidak akan banyak mempunyai arti sonder cak semau dukungan politik. Contohnya, dalam upaya kondusif orang miskin dengan menjatah kail, namun apabila kaum miskin itu tidak diberi hak kerjakan mengail di sungai maka pastilah mereka tidak akan dapat hidup dengan lebih baik. Andaikan juga diberikan hak buat memepas, tetapi ikan-lauk yang dikail telah lewat dijaring maka dari itu penangkap ikan besar, tentu tidak ada artinya. Dengan kata lain, varian empowerment apapun nan akan kita pilih dibutuhkan “dosis” kebijakan untuk menjadi obat yang ampuh cak bagi penyakit kemiskinan. Empowerment sebagai suatu strategi pembangunan memiliki unsur transformatif. Apabila zarah ini tidak dapat dikembangkan maka empowerment tidak akan kaya menjadikan dirinya laksana politik nan ampuh dan hanya lalu menjadi slogan dalam upaya memberantas kefakiran. Kita tidak akan mampu memberdayakan petani Indonesia apabila mereka lain diizinkan mendirikan suatu organisasi baru yang mendalam dibentuk makanya pekebun dan untuk petani. Dengan pembukaan lain, model empowerment itu sangat berkait dengan upaya kita membentuk suatu civil society umum madani. Kendatipun kita harus berupaya keras lakukan memberdayakan rakyat n domestik proses pembangunan, namun upaya tersebut harus dilaksanakan secara sensibel dalam arti kita perlu memahami rintangan-kendala yang suka-suka kerumahtanggaan diri keramaian rakyat itu seorang. Amatlah ki akbar risiko kekesalan apabila kita demi memberdayakan rakyat menyerahkan sejumlah dana yang cukup ki akbar kepada gerombolan masyarakat nan belum kekeluargaan punya pengalaman mengelola uang sebesar itu ataupun pengalaman lain yang akan bisa membantu memperkokoh keberdayaan kelompok itu. Para pengamat pembangunan di Amerika Latin merasa adv amat pening atas keputusan organisasi sambung tangan pembangunan Amerika untuk memasrahkan dana bantuan simultan lega organisasi “akar rumput” yang kebanyakan belum punya camar duka intern pengelolaan dana. Hal nan dikhawatirkan ialah pil organisasi itu melaksanakan tugasnya akan menciptakan amunisi bagi mereka-mereka yang pro pendekatan pembangunan yang topdown lakukan menembak jatuh model pemberdayaan itu bottom up. Satu masalah berarti internal proses pembangunan di negara yang menengah berkembang adalah adanya asas “the government can do not wrong”. Asas ini menyebabkan sulitnya bertaruk sikap akomodatif dan bertanggung jawab di landasan aparat negara. Karena pemerintah tidak dapat bersalah, aparatnya pun tidak dapat disalahkan. Pemerintah Indonesia sudah lalu mendirikan Pidana Tata Usaha Negara bikin menggantikan asas the government can do not wrong termasuk aparatnya menjadi asas the government can do wrong. Memberdayakan rakyat adalah suatu konsep politis yang berarti menata kembali kontak antara negara dan rakyat dan antara kaya dan miskin, dan bukan hanya doang memberi mata pancing pada rakyat. Meskipun diberi kail rakyat enggak akan boleh banyak berbuat apabila iwak-ikan di sungai telah tinggal ditangkap nelayan besar. Dengan kata lain, pemberdayaan rakyat tidak akan berdampak apabila tidak didukung suatu sistem strategi dan ekonomi yang demokratis. Empowerment tidak akan unjuk kalau masih terserah floating mass, birokrasi yang gemar material dan tak sebagainya. Dengan kata lain, reformasi ekonomi dengan model pemberdayaan ini harus disertai dengan reformasi di bidang politik. Harus disadari bahwa empowerment ini mengarah pada transformasi hubungan antara arti-kekuatan sosial, ekonomi dan kebijakan dalam negara ini. Pemahaman seperti ini yaitu syarat pertama untuk menjamin keberhasilan contoh itu. Ini berjasa kita harus berani meninjau juga berbagai undang-undang, peraturan pemerintah dan lain-enggak yang diperkirakan dapat menghalangi pelaksanaan kamil ini. baca kelongsong 5 UU politik. Hipotetis empowerment tidak akan banyak kondusif memperkuat posisi kerubungan bani adam miskin kalau kita tidak menghapus pendekatan “massa mengambang” dalam membangun kehidupan berpolitik rakyat pedesaan. Demikian pula model empowerment tak akan berjalan apabila lain didukung suatu sistem peradilan yang mandiri. Model empowerment hanya dapat melanglang dengan baik apabila digerakkan oleh kelas ilmuwan desa. Pemerintah telah punya kelas bawah akademikus desa yaitu para Kader Pembangunan Desa KPD meskipun jumlahnya masih kecil dan kemampuan perencanaan pembangunan mereka masih suntuk minim sekali lagi. Kita wajib meningkatkan mutu dan fungsi KPD di desa. Pelecok satu masalah privat pembangunan pedesaan di negara kita ialah bagaimana desa mampu mengakumulasi modal yang dapat digunakan bikin membayari pembangunan desa secara mandiri. Mudahmudahan LKMD diberikan status hukum sehingga LKMD bisa menjadi pelaksana dana kerjakan pembangunan desa. Lembaga Ketahanan Awam Desa LKMD yang berbadan hukum dapat timbrung mengerjakan pekerjaan pembangunan di daerah pedesaan andai kontraktor. Dana Pembangunan Pedesaan dengan demikian dapat terus terakumulasi di daerah pedesaan. Terakumulasinya modal di pedesaan kembali akan menunjang keberhasilan model empowerment itu. Kenaikan kapasitas aparat pemerintah daerah, khususnya dalam hal kemampuan mereka n domestik mendengar aspirasi dan menyervis umum. Birokrasi negara harus memiliki sikap mental baru yakni sikap memfasilitasi masyarakat dan berkewajiban pada awam terhadap segala kebijaksanaannya. Pemerintah sesungguhnya telah menyiapkan sebuah institusi yang boleh menafsirkan mentalitas aparat negara yang menghambat proses pemberdayaan umum yakni gambar PTUN Mahkamah Tinggi Aksi Negara. Tulang beragangan PTUN pula akan menghilangkan sikap atau mentalis government can do not wrong yang sejauh ini menjadi radiks interaksi antara pemerintah dan mahajana. Itulah riuk satu pendekatan privat menciptakan menjadikan perekonomian yang efisien, pemerataan, dan pertumbuhan yang pangkat. Untuk Anda ketahui pula bahwa di era kesejagatan ini tidak ada satu Negara pun nan bukan terkait perekonomiannya dengan negara lain. Karena keterkaitan itu melangkaui perbelanjaan maka godaan perekonomian di suatu negara akan berpengaruh terhadap negara mitranya kerumahtanggaan perdagangan. Oleh karena itulah, perlu dilakukan kolaborasi antara negara yang saling membantu dan ganti menguntungkan satu sama lain. Jatuhnya nilai rupiah terhadap Rupe ataupun Mata uang akan mempengaruhi daya beli kita terhadap produk-produk asing import. Oleh karena itu, bukan usah heran negara-negara yang mempunyai asosiasi kulak dengan Indonesia negara mitra mengulurkan tangannya cak bagi masuk menstabilkan perekonomian Indonesia, hendaknya terjadi kesinambungan kooperasi yang saling menguntungkan tersebut. Memantapkan identitas nasional Bhinneka Distingtif Ika Identitas kewarganegaraan bangsa Indonesia ialah Pancasila. Pancasila menjadi pedoman umur kita dalam praktik semangat berbangsa bernegara dan bermasyarakat harus betul-betul diterapkan. la tidak tetapi sekadar dihafal atau menjadi kesigapan kognitif, doang mudah-mudahan menjadi perilaku ponten praktis setiap bangsa Indonesia, tulang beragangan pemerintah dan bentuk negara. Inilah yang harus dimantapkan moga benar-benar menjadi kalis diri bangsa Indonesia. Di sisi lain nasion kita adalah bangsa yang majemuk. Perlu disadari n domestik diversitas itu terletak kerawanan yaitu gampang dipecah belah. Memori perpecahan bangsa Indonesia telah cukup menjadi latihan. Jangan sebatas kita kesuntukan tongkat dua kali kata anak adam bijak. Oleh karena itu, perlu diciptakan iklim yang kontributif untuk roh bersama privat suasana kebhinnekaan tersebut. Lenyapkan premordialisme. Kondisi-kondisi nan mengarah kepada sambutan SARA Suku Agama Ras dan antara golongan/aliran harus dihilangkan. Selain itu, menegakkan hukum rule of law dengan asas-asasnya mutlak diterapkan. Di era globalisasi ini pula, kita teradat membangatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan kondisi sekarang, kita sulit untuk atma di dunia yang penuh persaingan ini. Kita bukan bisa mengandalkan label komparatif yang kita miliki, tetapi harus mengandalkan keunggulan kompetitif. Dengan kualitas sumur kiat manusia nan unggul tersebut dapat diciptakan bervariasi lapangan kerja dan tidak kalah bersaing dengan bangsa tidak, paling kecil di kandang seorang. Bakal itu, kita mesti pemodalan yang ki akbar n domestik dunia pendidikan privat fungsi yang luas. Bangsa yang maju sreg umumnya adalah bangsa yang kualitas sumber kunci manusianya tinggi yang menguasai iptek, disiplin dan mempunyai etos kerja. Kita harus mengarah ke situ sekiranya mau mensejajarkan diri dengan nasion-bangsa nan telah maju. Memantapkan pemahaman bela negara Bela negara adalah kewajiban nasib baik dan kesucian bagi setiap penghuni negara. Bela negara dalam pengertian yang luas bukan sekadar menyangkut komplikasi kemiliteran atau Hankam, tetapi pada seluruh aspek arwah nasion dan negara ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan Hankam. N domestik konteks Hankam sudah lalu diciptakan Sistem Pertahanan Rakyat Seberinda yang perlu terus diwujudkan. Kondisi negara detik ini dan lingkungan kebijakan tak memfokuskan kepada pembangunan Hankam, tetapi kepada pembangunan bidang ekonomi. Eskalasi alokasi prediksi pada bidang kesejahteraan akan mengurangi alokasi perincian pada bidang keamanan. Ia dapat melihatnya pada kurva Jahkam pada Modul 3. Namun nan sangat terlazim Engkau ingat di sini adalah masalah keamanan tidak hanya datang dari luar invasi negara enggak, hanya dapat pula keluih terbit intern kawasan, yang dipicu oleh penyakit-masalah ideologi, ketatanegaraan, ekonomi dan sosial budaya SARA. Cak bagi itu, dahulu berfaedah dijaga dan dimantapkan penstabilan keamanan dan aspek kehidupan lainnya. Stabilitas ini merupakan syarat mutlak kerumahtanggaan pembangunan. Tidak terserah investor yang ingin ki memasukkan modalnya seandainya stabilitas di negara ini terguncang. Begitu sekali lagi enggak suka-suka ketahanan bagi rakyat buat ikut berpartisipasi kerumahtanggaan pembangunan kebangsaan. Perut Anda dapat kenyang, saja tetap dihantui oleh ketakutan, tak akan membuat nyaman hidup Dia. Bukankah seperti itu? Selain diperlukan stabilitas keamanan dalam pembangunan nasional maka nan lebih esensial harus dipadukan atau dimantapkan yakni kesamaan kamil pikir, model sikap dan contoh tindak kita untuk menyentuh karsa n domestik cita-cita nasional, harapan nasional, tujuan Pembangunan Nasional, incaran pembangunan nasional, dan kelebihan Nasional. Begitu sekali lagi di kerumahtanggaan gerak pembangunan nasional yang intensif kita untuk waktu ini adalah penyakit keterpaduan yang masih perlu mendapat manah, baik itu antara pemerintah masyarakat, antar ki akal daerah, antar sektor-sektor pembangunan maupun di dalam sektor pembangunan. Keadaan ini harus diupayakan oleh para elit kepemimpinan kebangsaan pada suprastruktur dan prasarana baik di tingkat anak kunci maupun kewedanan. Dengan konsep keterpaduan ini pendekatan tannas, kita praktikkan dalam sikap gerak pembangunan kebangsaan, tak hanya kesangkilan yang dapat kita peroleh, tetapi juga hasil pembangunan kewarganegaraan tersebut akan lebih berguna atau lebih meningkatkan taraf usia umum kesejahteraan dan keamanan, sehingga n kepunyaan dampak nan luas dalam meningkatkan tannas dalam barang apa aspek kehidupan bangsa Indonesia ideologi politik, ekonomi sosial budaya dan hankam. Maka dengan memperhatikan konsepsi tannas dan hakikat ponten-angka pembangunan kewarganegaraan yang dijabarkan dalam objek-target pembangunan kewarganegaraan nan kepingin kita capai, sangat mungkin kita melaksanakan pembangunan dengan pendekatan tannas. Ini berfaedah tannas tidak hanya sebagai “kondisi”, tetapi juga seumpama “metode” bagi menjelaskan dan meramalkan ki kesulitan-problem pembangunan. Setiap masalah yang ada dalam pembangunan nasional mengakibatkan kondisi tertentu n domestik tannas. Dengan tannas yang terus meningkat di segala aspek roh bangsa, nasion Indonesia akan tetap “Survive”, betapa pula besarnya prahara kehidupan yang datang menghantamnya di era kesejagatan ini. Badai tersebut karuan akan dapat kita atasi dan pasti berpulang. Buat bisa mengoperasionalkan pendekatan tannas kita perlu mengerti pendekatan kesisteman karena tannas yaitu suatu sistem. Kriteria suatu sistem dipenuhi oleh tannas, yakni adanya komponen-komponen yang ganti berinteraksi satu sekufu lain Astagrata untuk menyentuh intensi yang mutakadim ditetapkan yakni peningkatan ketenteraman dan keamanan. Secara garis lautan pendekatan tannas dalam pembangunan nasional bisa dimodelkan sebagai berikut. Lembaga Abstrak Pendekatan Tannas dalam Pembangunan Kebangsaan Dalam model tersebut kedelapan aspek kehidupan astagrata ditempatkan atau dianggap sebagai onderdil proses yang akan memproses baik sedarun ataupun lain refleks input baru ki aib masyarakat menjadi output berupa kondisi tannas sesaat itu kesejahteraan dan keamanan. Seterusnya, dengan menggunakan pendekatan multidisiplin dan interdisiplin pecah kedelapan gatra/aspek tadi, kondisi tannas sesaat bisa diukur. Dengan mengarifi tingkat tannas sesaat maka kita dapat memilih kebijaksanaan dan strategi bakal mencapai tujuan kewarganegaraan yang diinginkan. Pembangunan menggunakan pendekatan tannas dan keterpaduan intern pola pikir, sikap dan tindakan sesuai dengan konsepsi tannas tersebut maka dengan sendirinya akan meningkatkan tannas nasion Indonesia di era percaturan global dewasa ini. Gambar Tulang beragangan Skematis Pembangunan dengan Pendekatan Tannas menghadapi Tantangan Globalisasi Tingkat tannas yang kita ciptakan tersebut melintasi pembangunan kebangsaan dengan pendekatan tadi mengarah kepada kebangkitan bangsa Indonesia untuk menyejajarkan dirinya dengan bangsa-bangsa yang telah maju national rivival, tannas yang tangguh national resiliencies dan kelangsungan hayat bangsa dan negara maupun kejayaan bangsa dan negara national survival nan bebas semenjak berbagai macam kerangka penjajahan.
Jikabicara tentang kebaikan, maka akan ada keburukan. Adalah hal yg lumrah kalau bentuk kebaikan harus sering dilakukan, & bentuk keburukan cenderung harus dihindari. Namun, bagaimana kalau beberapa orang di dunia memiliki pendapat bahwa tidak semua kejahatan yg dinilai merupakan sebuah

Sejumlah Upaya bakal Menghadapi Globalisasi Sosiologi Papan bawah 9 Artikel ini menjelaskan tentang segala yang harus kita bagi dalam menghadapi globalisasi yang terjadi. — Pastinya kalian tahu jikalau globalisasi adalah fenomena yang tidak bisa dihindari. Kesejagatan hinggap seiring dengan pesatnya laju perkembangan ilmu pengetahuan. Kesejagatan mempengaruhi berbagai aspek, start berpunca teknologi komunikasi dan informasi, ekonomi, sosial, budaya, bahasa, dan masih banyak lainnya. Sreg artikel ini, kita akan telaah beberapa upaya bikin menghadapi kesejagatan dalam memperkokoh spirit kewarganegaraan kita. Globalisasi membawa dampak positif dan merusak lega umur bermasyarakat dan bernegara. Pada setiap aspek yang tergerak makanya rotasi globalisasi, selalu memunculkan kedua dampak tersebut, baik secara riil maupun destruktif. Lalu, upaya apa yang harus dilakukan maka dari itu negara juga kita sebagai masyarakat intern menghadapi dan menyikapi dampak-dampak globalisasi dengan baik? Baca juga Dampak aktual dan negatif globalisasi ekonomi dan sosial budaya Globalisasi faktanya mengirimkan dampak nan samudra untuk hayat kelompok masyarakat juga pada setiap cucu adam. Kenapa bisa begitu? Karena di era kesejagatan seperti masa ini, seorang taruna seperti mana kalian dapat dengan mudah mengakses berita-berita, irama, bioskop, dan gaya hidup masyarakat di negara lain melalui internet. Percepatan dan keterusterangan revolusi informasi inilah yang kemudian mengubah gaya hidup dan mandu pandang seseorang. Globalisasi membawa masyarakat pada keadaan culture shock ataupun gegar budaya, di mana publik dalam kejadian tidak siap atau terkejut dengan kebudayaan yunior yang turut di kehidupan sehari-tahun mereka. Akibatnya, aturan-kebiasaan dan norma-norma lama yang berlaku berangkat seput karena masuknya budaya asing. Ada beberapa hal ataupun upaya yang bisa kita lakukan sebagai remaja privat menghadapi globalisasi. Aksi ajakan menganakemaskan produk-produk tempatan Sumber 1. Menyayangi produk n domestik negeri Mencintai komoditas dalam negeri adalah sikap nan bisa dikembangkan kerjakan menjauhi gaya semangat ala Barat yang berlebihan. 2. Menapis budaya luar sesuai dengan panduan nilai, norma, dan leluri lokal Bagi menghadapi globalisasi dan kemajemukan budaya, semua individu harus bisa menyaring tamadun luar sesuai dengan kultur tempatan. 3. Memahami nilai-angka kebangsaan dan pancasila dengan baik Cinta akan nilai-nilai pancasila akan kontributif kita untuk teguh memuliakan budaya Indonesia meski sudah banyak budaya asing nan masuk ke kehidupan sehari-hari kita. Sangat apakah sahaja kita doang yang harus berupaya menghadapi distribusi globalisasi? Hmm tentunya tidak, karena negara dengan pemerintahannya pun turut bertanggung jawab. Cak semau beberapa keadaan nan harus jadi perhatian pemerintah nih. Teladan usaha mikro Perigi Baca pun Faktor Kerumahtanggaan dan Eksternal Penyebab Perubahan Sosial 4. Meningkatkan muslihat potensi nasional Dengan sumber muslihat bendera dan manusia nan subur, sudah seharusnya negara kita menjadi negara yang produktif memenuhi segala kebutuhannya secara mandiri. Tentunya dengan kualitas sumber daya bani adam yang mampu mendidik sendang taktik alam nan kita miliki, tak lagi bergantung plong pihak luar. 5. Memasukkan kemajuan teknologi internal pembangunan Contohnya dengan menyediakan jaringan informasi yang merintih berbagai pihak, berangkat dari pemerintah, BUMN, pula swasta baik semenjak kerumahtanggaan maupun luar daerah. Tujuannya cak bagi meningkatkan daya gigi asu produk dalam negeri kita. 6. Meningkatkan ekspansi usaha mikro Indonesia mempunyai potensi dan kekuatan lega ranah usaha mikro. Manuver-manuver mikro memiliki beberapa keunggulan, seperti menjadi penyedia barang-barang murah bagi rumah tangga maupun ekspor, efisiensi dan fleksibilitas yang tinggi, nyawa kampanye janjang, daya laba yang tinggi, serta kemampuan pengembalian pinjaman nan janjang. 7. Memanfaatkan forum-forum kerja sama Alam semesta Tujuannya guna memperdalam kerja sama untuk saling menguntungkan, menolak proses globalisasi bursa dan pemodalan, serta kolaborasi ekonomi dan teknologi. Mutakadim jelaskan masa ini barang apa yang harus kalian lakukan? Ya, mencintai produk-produk dalam negeri adalah keseleo satu prinsip terlambat yang bisa kalian bakal, andai upaya menghadapi kesejagatan. Dengan begitu kita bisa membantu pemerintah untuk memperkokoh roh kebangsaan kita. Tapi kalian jangan lupa, ilmu pengetahuan kalian juga harus terus meningkat. Bagaimana caranya? Kalian dapat belajar melalui aplikasi Ruangguru. Dengan produk ruangbelajar, kalian dapat belajar dengan praktis, efektif, dan efisien. Membiasakan bisa di mana saja, dan kapanpun kalian mood. Kaprikornus, jangan sampai mantra pesiaran kalian segitu-gitu aja, malar-malar di era globalisasi seperti mana ini. Referensi Setiawan, Iwan, Retno Kuning Dewi Pusparatri, Suciati, dan Ach. Mushlih. 2022. Ilmu Pengetahuan Sosial lakukan SMP/MTS Kelas IX. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sumber Foto Invitasi bagi mencintai komoditas lokal. Tautan Pengrajin usaha mikro. Tautan Fahri Abdillah Tertarik dengan isu pendidikan, literasi wahana, dan budaya. Suka jalan-jalan ke medan baru, fotografi, dan menulis.

Search Makalah Tentang Covid 19 Terhadap Pendidikan. Disease 2019 (Covid-19) Maka dalam penulisan skripsi ini, yang akan penulis teliti adalah kesadaran masyarakat tentang pentingnya kelanjutan pendidikan bagi anak-anak, yaitu khususnya masyarakat petani yang ada di desa Bontongan Kec risalah jenis ini adalah yang paling acap kali di Pada tahun 2020 ini, dunia diguncangkan oleh munculnya
No dia 28 de julho de 2014, a Primeira Guerra Mundial completa 100 anos. O conflito envolveu praticamente o mundo inteiro por um simples motivo as potências que iniciaram a guerra eram grandes Impérios. De uma lado, os aliados ou Tríplice Entente, com o Império Britânico, Império Russo e França. De outro, o Império Austro-Húngaro, Império Alemão e Itália que depois acabou mudando de lado – e ainda, o apoio do Império Turco Otomano, aliado à Alemanha contra a Rússia. Com o fim da guerra, em 1918, muitas mudanças ocorreram, não só políticas, mas também geográficas 4 impérios deixaram de existir, além do surgimento de vários países. Conheça as 5 maiores mudanças no mapa europeu após a Primeira Guerra Mundial. 5. Império Britânico O Império Britânico foi, em seu auge, o maior império da história, com 33,7 milhões de km² em 1920. Porém, nessa mesma época, já tinha perdido boa parte de seu poderio. No final do século XIX, a ascensão da Alemanha e dos Estados Unidos afetou a liderança econômica do Reino Unido. Os britânicos permaneceram neutros nos meses iniciais da Primeira Guerra Mundial, mas acabaram entrando no conflito quando a Alemanha invadiu a Bélgica. Os domínios do Império Britânico participaram da guerra ao lado da Inglaterra, mas o esforço financeiro para sustentar a vitória diminuiu muito seu poderio industrial e militar. Assim, pouco a pouco, nos primeiros anos pós-guerra, ocorreu uma reorganização dos territórios do Império, com algumas colônias conquistando independência. Na Europa, a Irlanda estabeleceu o Estado Livre Irlandês, separando-se do Reino Unido, através do Tratado Anglo-Irlandês, assinado no pós-guerra, em 1921. A Irlanda do Norte decidiu manter-se unida ao Império Britânico. 4. Império Turco Otomano Império Otomano 1914 Fundado em 1299, o Império Turco Otomano foi a única potência muçulmana a desafiar o poderio da Europa Ocidental. Eles disputavam os Balcãs com o Império Austro-Húngaro e com os russos, envolvendo-se em guerras com os últimos nos séculos XVIII e XIX. Porém, no século XIX, o poderio dos Turcos Otomanos estava diminuindo e seu império entrou em declínio. Os primeiros a conquistar a independência foram os gregos, em 1821, seguidos por Sérvia, Bulgária, Romênia e Montenegro. Na mesma época, os povos mulçulmanos que viviam ali fugiram e foram se refugiar no território da atual Turquia. Em 1908, a Revolução dos Jovens Turcos limitou o poder do sultão com a convocação do parlamento otomano e a restauração da Constituição – um dos marcos na dissolução do Império. Durante a guerra civil turca, o Império Austro-Húngaro anexou a Bósnia e Herzegovina. Se seguiram várias disputas na região ao longo dos anos, como conflitos contra os italianos, a guerra dos Balcãs e a Ferrovia Berlim-Bagdá, uma das causas da Primeira Guerra. O governo dos Jovens Turcos tinha um tratado secreto com a Alemanha contra a Rússia, o que os incluía no lado da Tríplice Aliança. Após a guerra, o Tratado de Sèvres, assinado entre os Aliados e o Império Otomano em 1920, desmantelou o império de uma vez por todas. Além dos territórios do Oriente Médio, todos os territórios turcos na Europa foram entregues à Grécia, com a exceção de Constantinopla. A república da Turquia foi formada após a guerra de independência turca. Hoje são 40 novos países criados a partir daquele antigo Império Turco Otomano. 3. Império Alemão ou Império Prússio Império Alemão antes da guerra Esse império surgiu em 1871 com a tardia unificação alemã. O “atraso” fez com que a Alemanha se ressentisse de não ter participado da divisão dos territórios africanos. Além disso, havia uma forte rivalidade e alguns conflitos com os vizinhos França, Rússia e Áustria-Hungria. Na segunda metade do século XIX, eles se envolveram em guerras entre si disputando territórios. Continua após a publicidade Na mesma época, o país passou por uma rápida industrialização e crescimento populacional, tornando-se uma potência econômica. Ainda assim, mesmo com o investimento na militarização e os esforços coloniais, o Império Alemão tinha pouco tamanho, se comparado a outras potências como Reino Unido e França. A Alemanha era aliada do Império Austro-Húngaro desde 1879, e deu seu apoio quando ele declarou guerra à Sérvia, devido ao assassinato do Príncipe Francisco Ferdinando. Com isso, Rússia e França entraram no conflito, iniciando a Primeira Guerra Mundial. A derrota da Alemanha na guerra foi consolidada pelo Tratado de Versalhes, assinado em junho de 1919. O Império Alemão não só perdeu todos os seus territórios ultramar, mas também parte de suas terras para a França, Bélgica e Polônia país que se restaurou após a guerra. Além da grande perda de seus domínios, a Alemanha também precisou pagar indenizações por sua responsabilidade pela guerra, o que causou uma séria crise econômica no país. Tais acontecimentos contribuíram para a ascensão nazista ao poder alemão e, consequentemente, para a eclosão da Segunda Guerra Mundial. 2. Império Russo Império Russo 1914 O Império Russo, que durou de 1721 a 1917, cobriu o Leste Europeu, a Ásia Central e até a América do Norte Alasca, sendo um dos maiores impérios da história. Pouco antes da Primeira Guerra, a Rússia era uma das últimas monarquias absolutistas na Europa, com uma riqueza de mais de 250 bilhões de dólares. Porém, isso não conseguiu evitar crises econômicas e problemas sociais e políticos, gerados pela insatisfação da população com o autoritarismo do sistema czarista. Em 1898, surgiu o Partido Operário Social-Democrata Russo, o primeiro partido político baseado nas ideias marxistas. Em 1905, ocorreu uma grande marcha, com um milhão e meio de pessoas indo em direção ao Palácio de Inverno reclamar por mais direitos sociais e políticos. A resposta do Czar foi uma ordem para atirar nos protestantes, evento que ficou conhecido como Domingo Sangrento. O resultado disso foi ainda mais agitação e mais movimentos anti-governo. A entrada do Império Russo na Primeira Guerra Mundial só piorou as coisas. Eles tinham como objetivo conquistar novos territórios e obter acesso ao mar Mediterrâneo e, por isso, se juntaram à Tríplice Entente. Porém, durante o conflito, a Rússia perdeu muitas terras, viu metade do seu efetivo militar morrer e sofreu com uma paralisação da indústria, que acarretou a diminuição da produção agrícola e, consequentemente, uma inflação generalizada. A Revolução de Fevereiro que no calendário ocidental ocorreu em março de 1917 derrubou o Czar e estabeleceu uma república. Depois, na Revolução de Outubro novembro, no nosso calendário, o Partido Bolchevique tomou o poder e impôs o governo socialista soviético. Uma das prioridades do novo governo foi a retirada da Rússia da guerra, e daí a assinatura do Tratado de Brest-Litovsk, em 1918. Com o tratado, a Rússia abriu mão de territórios, formando novos países Finlândia, Estônia, Letônia, Lituânia, Polônia, Bielorrússia e Ucrânia os dois últimos, porém, passaram a integrar a recém formada União das Repúblicas Socialistas Soviéticas. 1. Império Austro-Húngaro Império Austro-Húngaro 1914 O Império Austro-Húngaro, ou Áustria-Hungria, surgiu em 1867, sucedendo o Império Austríaco que fez um acordo com a nobreza Húngara. Entre suas principais cidades estavam Viena, Budapeste, Praga, Cracóvia, Zagreb, entre outras. Antes da Primeira Guerra Mundial e de sua dissolução, o Império chegou a ter mais de 670 mil km² e 52,5 milhões de habitantes. O problema era que as minorias étnicas eslavas, uma parcela significativa da população, não tinham plenos direitos aos olhos dos governantes, e isso contribuiu bastante para a desintegração do império. Havia também um grande interesse desse império na região dos Balcãs, o que gerava conflitos com as nações vizinhas, principalmente a Rússia, mas também com nações menores – que também tinham seus projetos expansionistas -, como Bulgária e Sérvia. O assassinato do herdeiro do trono do Império Austro-Húngaro por um nacionalista sérvio em Saravejo, foi a gota d’água para o início da Primeira Guerra Mundial. O sistema de alianças entre os países europeus e as várias tensões no continente só precisavam de uma faísca para o conflito de maiores proporções explodir. A Áustria-Hungria declarou guerra à Sérvia, que foi apoiada pela Rússia. Os alemães entraram no conflito por conta de um acordo anterior com os austro-húngaros, e a França por causa de uma aliança com a Rússia. E assim, mais e mais nações foram se posicionando e ampliando as dimensões da guerra. No final da Primeira Guerra, quando já estava claro que a Tríplice Entente venceria, os grupos étnicos que queriam mais direitos e autonomias passaram a exigir independência. Surgiram vários estados sucessores a Áustria e a Hungria se tornaram repúblicas separadas, com parte de seus territórios transferidos para países vizinhos, como a Transilvânia, que passou a fazer parte da Romênia. Também surgiram a Tchecoslováquia e a Iugoslávia tomando o território que pertencia à Sérvia e Montenegro. A Albânia passou a fazer parte do mapa, em uma região que continuou vivendo conflitos muito depois da Primeira Guerra. Continua após a publicidade EuropaHistóriaprimeira guerra mundial 5 grandes mudanças na Europa com a Primeira Guerra Mundial Com o fim da guerra, muitas mudanças políticas e geográficas aconteceram 4 impérios deixaram de existir, além do surgimento de vários países A ciência está mudando. O tempo todo. Acompanhe por SUPER e também tenha acesso aos conteúdos digitais de todos os outros títulos Abril* Ciência, história, tecnologia, saúde, cultura e o que mais for interessante, de um jeito que ninguém pensou. *Acesso digital ilimitado aos sites e às edições das revistas digitais nos apps Veja, Veja SP, Veja Rio, Veja Saúde, Claudia, Superinteressante, Quatro Rodas, Você SA e Você RH. * Pagamento anual de R$ 96, equivalente a R$ 2 por semana. .
  • fsj1v60x7o.pages.dev/108
  • fsj1v60x7o.pages.dev/311
  • fsj1v60x7o.pages.dev/207
  • fsj1v60x7o.pages.dev/431
  • fsj1v60x7o.pages.dev/955
  • fsj1v60x7o.pages.dev/843
  • fsj1v60x7o.pages.dev/578
  • fsj1v60x7o.pages.dev/70
  • fsj1v60x7o.pages.dev/70
  • fsj1v60x7o.pages.dev/439
  • fsj1v60x7o.pages.dev/61
  • fsj1v60x7o.pages.dev/895
  • fsj1v60x7o.pages.dev/335
  • fsj1v60x7o.pages.dev/344
  • fsj1v60x7o.pages.dev/580
  • beberapa tindakan di era global