BacaSurat An Nahl lengkap dengan bacaan arab, latin & terjemah Indonesia. Website cepat, ringan & hemat kuota. Azab itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari. Apabila Kami ganti suatu ayat di tempat ayat yang lain, padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata, “Sesungguhnya engkau (Nabi
۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini! Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Tatkala kaum Mukminin dicela oleh Allah bila tidak ikut ke medan perang kemudian Nabi saw. mengirimkan sariyahnya, akhirnya mereka berangkat ke medan perang semua tanpa ada seorang pun yang tinggal, maka turunlah firman-Nya berikut ini Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi ke medan perang semuanya. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan suatu kabilah di antara mereka beberapa orang beberapa golongan saja kemudian sisanya tetap tinggal di tempat untuk memperdalam pengetahuan mereka yakni tetap tinggal di tempat mengenai agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya dari medan perang, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama yang telah dipelajarinya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya dari siksaan Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Abbas memberikan penakwilannya bahwa ayat ini penerapannya hanya khusus untuk sariyah-sariyah, yakni bilamana pasukan itu dalam bentuk sariyah lantaran Nabi saw. tidak ikut. Sedangkan ayat sebelumnya yang juga melarang seseorang tetap tinggal di tempatnya dan tidak ikut berangkat ke medan perang, maka hal ini pengertiannya tertuju kepada bila Nabi saw. berangkat ke suatu ghazwah. Tidak seharusnya semua orang-orang Mukmin itu mendatangi Rasulullah apabila keadaan tidak menuntut untuk itu. Tetapi hendaknya ada satu golongan yang memenuhi seruan Rasul untuk memperdalam pengetahuan agama dan berdakwah dengan memberi peringatan dan kabar gembira kepada kaum mereka saat mereka kembali, agar kaum mereka itu tetap dalam kebenaran dan menjaga diri dari kebatilan dan kesesatan1. 1 Pada ayat suci ini terdapat keterangan tentang satu kaidah penting dalam al-Qur'ân, yaitu bahwa orang-orang Mukmin tidak patut pergi semuanya ke medan perang atau pergi semua untuk menuntut ilmu, sebagaimana tidak dibenarkan pula untuk berfrustasi. Maka dari itu, sebaiknya ada dari setiap golongan satu kelompok yang menuntut ilmu dan memperdalam pengetahuan agama, dan kemudian kembali untuk memberi petunjuk kepada kaumnya. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir
Artiperkata surat at taubah ayat 105. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya. Alfatih a5 al quran ayat terjemah perkata tajwid arab tanpa takwil a5 sedang. Listen surah taubah audio mp3 al . Surat at taubah ayat 105 adalah ayat tentang motivasi amal dan etos kerja. Per ayat per halaman per kata.
وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً ۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٍ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً ۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٍ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ orang-orang mukmin لِيَنفِرُواْ untuk mereka pergi كَآفَّةٗۚ seluruhnya/semuanya فَلَوۡلَا maka mengapa tidak مِّنۡهُمۡ diantara mereka طَآئِفَةٞ kelompok/beberapa orang لِّيَتَفَقَّهُواْ untuk mereka memperdalam وَلِيُنذِرُواْ dan untuk memperingatkan رَجَعُوٓاْ mereka kembali لَعَلَّهُمۡ supaya mereka يَحۡذَرُونَ mereka menjaga diri/hati-hati ٱلۡمُؤۡمِنُونَ orang-orang mukmin لِيَنفِرُواْ untuk mereka pergi كَآفَّةٗۚ seluruhnya/semuanya فَلَوۡلَا maka mengapa tidak مِّنۡهُمۡ diantara mereka طَآئِفَةٞ kelompok/beberapa orang لِّيَتَفَقَّهُواْ untuk mereka memperdalam وَلِيُنذِرُواْ dan untuk memperingatkan رَجَعُوٓاْ mereka kembali لَعَلَّهُمۡ supaya mereka يَحۡذَرُونَ mereka menjaga diri/hati-hati Terjemahan Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi tinggal bersama Rasulullah untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya? Tafsir Tatkala kaum Mukminin dicela oleh Allah bila tidak ikut ke medan perang kemudian Nabi ﷺ mengirimkan sariyahnya, akhirnya mereka berangkat ke medan perang semua tanpa ada seorang pun yang tinggal, maka turunlah firman-Nya berikut ini Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi ke medan perang semuanya. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan suatu kabilah di antara mereka beberapa orang beberapa golongan saja kemudian sisanya tetap tinggal di tempat untuk memperdalam pengetahuan mereka yakni tetap tinggal di tempat mengenai agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya dari medan perang, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama yang telah dipelajarinya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya dari siksaan Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Abbas memberikan penakwilannya bahwa ayat ini penerapannya hanya khusus untuk sariyah-sariyah, yakni bilamana pasukan itu dalam bentuk sariyah lantaran Nabi ﷺ tidak ikut. Sedangkan ayat sebelumnya yang juga melarang seseorang tetap tinggal di tempatnya dan tidak ikut berangkat ke medan perang, maka hal ini pengertiannya tertuju kepada bila Nabi ﷺ berangkat ke suatu ghazwah. Topik
pedomansegala aspek termasuk metode pembelajaran, misalnya surat an-Nahl/16 ayat 125. Ayat tersebut dipahami oleh ahli tafsir sebagai ayat yang terkait dengan dakwah. Di samping itu, ada beberapa tokoh pendidikan yang mengkaitkan ayat ini dalam dimensi metode pembelajaran, atas dasar itulah peneliti ingin
۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ, Wa maa kaanal mu’minoona liyanfiroo kaaaffah; falaw laa nafara min kulli firqatim minhum taaa’ifatul liyatafaqqahoo fiddeeni wa liyunziroo qawmahum izaa raja’ooo ilaihim la’allahum yahzaroon section 15 English Translation Here you can read various translations of verse 122 And it is not for the believers to go forth [to battle] all at once. For there should separate from every division of them a group [remaining] to obtain understanding in the religion and warn their people when they return to them that they might be cautious. Yusuf AliNor should the Believers all go forth together if a contingent from every expedition remained behind, they could devote themselves to studies in religion, and admonish the people when they return to them,- that thus they may learn to guard themselves against evil. Abul Ala MaududiIt was not necessary for the believers to go forth all together to receive religious instruction, but why did not a party of them go forth that they may grow in religious understanding, and that they may warn their people when they return to them, so that they may avoid erroneous attitudes? Muhsin KhanAnd it is not proper for the believers to go out to fight Jihad all together. Of every troop of them, a party only should go forth, that they who are left behind may get instructions in Islamic religion, and that they may warn their people when they return to them, so that they may beware of evil. PickthallAnd the believers should not all go out to fight. Of every troop of them, a party only should go forth, that they who are left behind may gain sound knowledge in religion, and that they may warn their folk when they return to them, so that they may beware. Dr. GhaliAnd in no way should the believers march out, as a whole; so, had only a section of every grouping marched out, another section would have stayed to comprehend for themselves in the religion, to study the religion and to warn their people when they return to them, that possibly they would beware. Abdel HaleemYet it is not right for all the believers to go out [to battle] together out of each community, a group should go out to gain understanding of the religion, so that they can teach their people when they return and so that they can guard themselves against evil. Muhammad Junagarhiاور مسلمانوں کو یہ نہ چاہئے کہ سب کے سب نکل کھڑے ہوں سو ایسا کیوں نہ کیا جائے کہ ان کی ہر بڑی جماعت میں سے ایک چھوٹی جماعت جایا کرے تاکہ وه دین کی سمجھ بوجھ حاصل کریں اور تاکہ یہ لوگ اپنی قوم کو جب کہ وه ان کے پاس آئیں، ڈرائیں تاکہ وه ڈر جائیں Quran 9 Verse 122 Explanation For those looking for commentary to help with the understanding of Surah Taubah ayat 122, we’ve provided two Tafseer works below. The first is the tafseer of Abul Ala Maududi, the second is of Ibn Kathir. Ala-Maududi 9122 It was not necessary for the believers to go forth all together to receive religious instruction, but why did not a party of them go forth that they may grow in religious understanding, and that they may warn their people when they return to them, so that they may avoid erroneous attitudes?[120] 120. In order to comprehend the meaning of this verse, Ayat 97 with which it is connected, should be kept in view These bedouins are most stubborn in unbelief and hypocrisy, and, in all probability, will remain ignorant of the laws of the way which Allah has sent down to His Messenger. In Ayat 97, the Quran merely diagnosed the disease and pointed out its symptoms. The bedouins were suffering from the disease of hypocrisy because of their ignorance of the laws of the Way of Allah. This was so because they had not had any connections with the center of that knowledge. Here in this concluding portion of the Surah, the remedy of that disease has been prescribed so that they should have an understanding of Islam and its implications. It is not necessary that for this purpose all of them should leave their homes and come to Al-Madinah to learn that knowledge, but some of them should come from each habitation, clan and region to the centers of the knowledge Al-Madinah, Makkah and the like and understand Islam. Then they should go back to their own habitations and create its understanding among the common people. This was a very important instruction that was given at the opportune moment to strengthen the Islamic movement. For, at that time, the people were entering into the fold of Islam in large numbers without its proper understanding. Obviously, this instruction was not needed in the initial stages of the movement, for at that time everyone who embraced Islam did so with its full understanding. No one would think of becoming a Muslim without this as this was an invitation to persecution. When the movement became successful and won power in the land, the clans and the habitations began to enter en bloc into the fold of Islam. Naturally very few of them understood the full implications of the faith before accepting it, but the majority of them were being carried into the fold, as it were, by the strong current that had been generated by the movement. Outwardly this immense increase in numbers appeared to be a source of strength to Islam, but in reality such people as had no true understanding of Islam and were, therefore, not prepared to fulfill its moral obligations, were not only useless for the Islamic system but were actually harmful to it. This side of the matter became quite apparent during the preparations for the Tabuk expedition. That is why Allah sent down the instruction that necessary steps should be taken for the integration of the Islamic community so that it may keep pace with the immense increase in its number. Therefore some people should be brought out from every habitation and taught and trained in the requirements of Islam and these in their turn should teach and train their own people so that the whole Muslim population should understand Islam and obtain the knowledge of the limits prescribed by Allah. In this connection, it should also be clearly understood that the command about mass education given in this verse is not merely about literacy but it had the definite aim of imparting the understanding of the way of Islam among the masses and enabling them to refrain from un-Islamic ways. This is the real and permanent aim of education that has been set before the Muslims by Allah himself. Therefore every system of their education shall be judged by this criterion and shall be regarded Islamic only to the extent it fulfills this aim. It does not, however, mean that Islam is against the spreading of literacy and teaching of the purely mundane subjects to the masses, but it simply means that the primary aim of the Islamic education should be the achievement of the objective which has been mentioned above in italics. Without this, it does not consider any education to be education at all, even if it were to produce Einsteins and Freuds of the age. It will be worthwhile to consider the true significance of the words used in the context, for they created a strange misunderstanding among the people of the later period, and produced lasting poisonous effects on the religious education of the Muslims, nay, on their whole religious life in general. It is obvious that Allah used these words in order to lay down the objective of education before the Muslims, which was this to understand the Islamic way of life and have an insight into its system to be familiar with its true nature and spirit so as to be able to judge and differentiate between the Islamic and the un-Islamic ways of thought and conduct in every aspect of life. But later on when the knowledge of the Muslim law was given the technical name of fiqh, it gradually developed into the science of the details of external form as opposed to the spiritual aspect of the Islamic law. As the word fiqh is of the same root as used in this verse, a misunderstanding was created that this command of the Quran was about acquiring the knowledge of fiqh in the above-mentioned sense. It is true that this knowledge is of great importance in the Islamic system of life, but it is not all that is required by the Quran but only a part of the objective. It is not possible to recount here all the damages that the Muslim community has suffered because of this misunderstanding, but suffice it to say that this is the thing, which is responsible for reducing the religious education of the Muslims to the knowledge and interpretation of the external form of Islam without paying any attention to the spirit of Islam. This inevitably resulted in making lifeless formalism the ultimate goal of the life of the Muslims. Ibn-Kathir 122. And it is not proper for the believers to go out to fight – Jihad all together. Of every troop of them, a party only should go forth, that they may get instructions in religion, and that they may warn their people when they return to them, so that they may beware of evil. Allah the Exalted here explains His order to Muslims to march forth with the Messenger of Allah for the battle of Tabuk. We should first mention that a group of the Salaf said that marching along with the Messenger , when he went to battle, was at first obliged on all Muslims, because, as they say, Allah said, ﴿انْفِرُواْ خِفَافًا وَثِقَالاً﴾ March forth, whether you are light or heavy ﴿941﴾, and, ﴿مَا كَانَ لأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِّنَ الاٌّعْرَابِ﴾ It was not becoming of the people of Al-Madinah and the bedouins of the neighborhood… ﴿9120﴾. However, they said, Allah abrogated this ruling 941 and 9120 when He revealed this Ayah, ﴿9122﴾. However, we could say that this Ayah explains Allah’s order to participate in battle on all Arab neighborhoods, that at least a group of every tribe should march for Jihad. Those who went with the Messenger would gain instructions and studies in the revelation that came down to him, and warn their people about that battle when they returned to them. This way, the group that went with the Prophet will achieve both goals ﴿Jihad and learning the revelation from the Prophet ﴾. After the Prophet , a group of every tribe or neighborhood should seek religious knowledge or perform Jihad, for in this case, Jihad is required from at least a part of each Muslim community. `Ali bin Abi Talhah reported from Ibn `Abbas about the Ayah, ﴿وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً﴾ And it is not proper for the believers to go out to fight – Jihad all together. “The believers should not all go to battle and leave the Prophet alone, ﴿فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ﴾ Of every troop of them, a party only should go forth in the expeditions that the Prophet sent. When these armies returned to the Prophet, who in the meantime received revealed parts of the Qur’an from Allah, the group who remained with the Prophet would have learned that revelation from him. They would say, `Allah has revealed some parts of the Qur’an to your Prophet and we learned it.’ So they learned from them what Allah revealed to His Prophet in their absence, while the Prophet sent some other men into military expeditions. Hence Allah’s statement, ﴿لِّيَتَفَقَّهُواْ فِى الدِّينِ﴾ that they may get instructions in religion, so that they learn what Allah has revealed to their Prophet and teach the armies when they return, ﴿لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ﴾ so that they may beware.” Mujahid said, “This Ayah was revealed about some of the Companions of the Prophet who went to the desert and were helped by its residents, had a good rainy year and called whomever they met to guidance. The people said to them, `We see that you left your companions and came to us.’ They felt bad in themselves because of this and they all came back from the desert to the Prophet . Allah said, ﴿فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ﴾ Of every troop of them, a party only should go forth, those who seek righteousness ﴿such as to spread the call of Islam, while others remain behind﴾, ﴿لِّيَتَفَقَّهُواْ فِى الدِّينِ﴾ that they may get instructions in Islamic religion, and learn what Allah has revealed, ﴿وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ﴾ and that they may warn their people, when those who went forth returned to them, ﴿لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ﴾ so that they may beware of evil.” Qatadah said about this Ayah, “It is about when the Messenger of Allah sent an army; Allah commanded them to go into battle, while another group remained with the Messenger of Allah to gain instructions in the religion. Another group returns to its own people to call them to Allah and warn them against Allah’s punishment of those who were before them.” It was also said that this verse, ﴿وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً﴾ And it is not proper for the believers to go out all together. is not about joining Jihad. They say that the Messenger of Allah invoked Allah against Mudar to try them with years of famine, and their lands were struck by famine. The various tribes among them started to come, entire tribes at a time, to Al-Madinah, because of the hardship they faced and they would falsely claim that they are Muslims. This caused hardship for the Companions of the Messenger and Allah revealed to him that they are not believers. The Messenger of Allah sent them back to their tribes and warned their people not to repeat what they did. Hence Allah’s statement, ﴿وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ إِلَيْهِمْ﴾ and that they may warn their people when they return to them, Quick navigation links
AtTaubah/9: 122 dan hadits yang terkait beserta artinya. Menyampaikan isi kandungan QS. At-Taubah/9: 122 dan hadits yang terkait. Terjemahkanlah ayat QS. At-Taubah/9:122 perkata! RUBRIK PENILAIAN. NO. NAMA SURAT. KRITERIA. SKOR. FASIH. TARTIL. KURANG TARTIL. TIDAK TARTIL. 1. QS. At-Taubah/9:122.
۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ࣖ 122. Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. Share Copy Copy
Artiperkata surat yunus ayat 40-41 - Brainly.co.id. Surah Yunus ayat 40 [QS. 10:40] » Tafsir Alquran (Surah nomor 10 ayat 40) Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 122 dan Terjemahan. √ Doa Nabi Ibrahim : Bacaan Arab, Latin dan Artinya At Taubah 40 Artinya ~ 35+ images at taubah ayat 103 artinya, q s al, al yunus ayat 40 41
Surat At Taubah ayat 122 adalah salah satu ayat tentang menuntut ilmu. Berikut ini terjemah per kata dan isi kandungan ayat tersebut. وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. QS. At Taubah 122 Baca juga Ayat Kursi Terjemah Per Kata Berikut ini terjemah per kata Surat At Taubah ayat 122 dan tidaklahوَمَاadalah, patutكَانَorang-orang mukminالْمُؤْمِنُونَuntuk mereka pergiلِيَنْفِرُواseluruhnyaكَافَّةًmaka mengapa tidakفَلَوْلَاpergi, keluarنَفَرَdariمِنْtiap-tiapكُلِّgolonganفِرْقَةٍdari merekaمِنْهُمْkelompok, beberapa orangطَائِفَةٌagar mereka memperdalamلِيَتَفَقَّهُواdi dalamفِيagamaالدِّينِdan untuk memperingatkanوَلِيُنْذِرُواkaum merekaقَوْمَهُمْapabilaإِذَاmereka kembaliرَجَعُواkepada merekaإِلَيْهِمْsupaya merekaلَعَلَّهُمْmenjaga diri, hati-hatiيَحْذَرُونَ Baca juga Surat Al Maidah Ayat 48 Terjemah Per Kata Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 122 Berikut ini isi kandungan surat At Taubah Ayat 122 yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir, Fi Zilalil Quran, dan Tafsir Al Azhar. Isi kandungan ini juga telah dimuat di WebMuslimah dalam judul Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 122. 1. Ayat ini menunjukkan pentingnya menuntut ilmu tafaqquh fiddin. 2. Harus selalu ada segolongan umat yang konsentrasi menuntut ilmu. Bahkan dalam kondisi perang sekalipun, ketika perangnya adalah fardhu kifayah. 3. Di setiap kaum, kabilah atau perkampungan, wajib ada yang menuntut ilmu tafaqquh fiddin sehingga perkampungan itu tidak dilanda kebodohan. 4. Di setiap kaum, kabilah atau perkampungan, juga harus ada yang berdakwah dan memberikan peringatan. 5. Misi orang yang menuntut ilmu tafaqquh fid din adalah mengajarkan ilmu itu kepada orang lain. Tak hanya belajar untuk dirinya sendiri tetapi memiliki misi dakwah dan tarbiyah. Demikian terjemah per kata dan isi kandungan Surat At Taubah Ayat 122. Tafsir lebih lengkap bisa dibaca di artikel Surat At Taubah Ayat 122. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbiyah]
Artiperkata surat at taubah ayat 122 beserta latin plus terjemah bahasa indonesia dan inggris. At taubah ayat 122 latin. وما كان المؤمنون لينفروا كآفة Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang Dan meninggalkan kota Madinah kosong. Demikian Surat At Taubah ayat 122 mulai dari tulisan Arab dan
۞ وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ Arab-Latin Wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja'ū ilaihim la'allahum yaḥżarụnArtinya Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. At-Taubah 121 ✵ At-Taubah 123 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Mendalam Terkait Dengan Surat At-Taubah Ayat 122 Paragraf di atas merupakan Surat At-Taubah Ayat 122 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir mendalam dari ayat ini. Tersedia pelbagai penjelasan dari para mufassirin terkait makna surat At-Taubah ayat 122, sebagiannya sebagaimana tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan tidak patut bagi kaum mukminin semuanya keluar memerangi musuh mereka, sebagaimana yang tidak dibenarkan bagi mereka untuk tinggal semua. Mengapa tidak keluar untuk berperang dan berjihad dari setiap golongan sejumlah orang yang memadai dan mewujudkan mashlahat;tujuannya agar orang-orang yang tinggal bisa mendalami agama Allah dan mengetahui apa yang terbaru dari hokum-hukum agama Allah dan wahyu yang diturunkan pada rasulNya, agar mereka nanti memperingatkan kaum mereka dengan ilmu yang mereka pelajari tatkala mereka kembali kepada kaumnya itu. Mudah-mudahan mereka takut kepada siksaan Allah dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram122. Tidak semestinya orang-orang mukmin itu berangkat semua ke medan perang, karena mereka bisa ditumpas habis apabila musuh mereka berhasil mengalahkan mereka. Semestinya sebagian dari mereka pergi ke medan jihad dan sisanya tinggal di rumah untuk menemani Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan memperdalam ilmu agama melalui ayat-ayat Al-Qur`ān dan ketentuan-ketentuan hukum syariat yang mereka dengar dari nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, kemudian mereka bisa mengajarkan ilmu yang telah mereka pelajari kepada kaum mereka setelah kembali ke rumah mereka, agar mereka dapat menghindari azab dan hukuman Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Hal ini terkait dengan pasukan-pasukan yang dikirim oleh Rasulullah ke berbagai daerah dan beranggotakan sejumlah sahabat pilihan.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah122. Umat Islam membutuhkan pemahaman agama dalam segala perkara, maka tidak seharusnya orang-orang beriman yang mampu berjihad pergi berjihad seluruhnya, dan meninggalkan kaum muslimin yang lain tanpa ada orang faqih yang dapat dipilih Imam untuk mengajarkan urusan agama mereka. Namun seharusnya setiap pasukan terdiri dari utusan setiap kabilah, dan beberapa orang tetap tinggal untuk belajar ilmu syariat, dan untuk memberi pelajaran dan peringatan kepada pasukan ketika telah kembali ke negeri mereka, agar mereka takut terhadap azab Allah jika menyelisihi dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah122. وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang Dan meninggalkan kota Madinah kosong. مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang Yakni berangkat berperang sebagian dari tiap-tiap golongan. Dan selebihnya tetap tinggal. لِّيَتَفَقَّهُوا۟ untuk memperdalam pengetahuan mereka Yakni orang-orang yang tidak ikut berperang itu agar memperdalam ilmu mereka. فِى الدِّينِtentang agama Yakni sekelompok dari golongan ini pergi untuk berperang dan sisanya tetap tinggal di dalam negeri untuk menuntut ilmu dan agar mereka dapat mengajari para pasukan perang apabila telah kembali dari peperangan. Bisa juga maknanya adalah agar orang-orang yang pergi bersama Rasulullah itu mendalami ilmu tentang agama lewat apa yang mereka dengarkan dari Rasulullah dan yang mereka pelajari dari beliau seperti al-Qur’an, hukum-hukum agama dalam jihad, perang, interaksi dengan orang lain, dan lain sebagainya; sehingga mereka dapat mengajarkan kaumnya setelah ia kembali.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Ayat ini memberikan pemahaman bahwasanya menjadi tugas seseorang yang faham masalah agama adalah istiqomah diatasnya dan mendirikan segala syari'at yang ditetapkan, tidak untuk merasa tinggi diantara ummat manusia. 2 . Pada ayat ini ada pesan yang cukup sederhana namun memberikan dampak faidah yang sangat penting, yaitu semestinya setiap muslimin mempersiapkan segala mashlahat yang ia dapatkan untuk kebaikan seluruh ummat, dan mempersiapkan waktu untuk menebarkan kemaslahatan itu, senantiasa berusaha untuknya, dan tidak perpaling kepada hal-hal yang menjauhkannya darinya, agar semua kebaikan dapat dirasakan oleh semua ummat, dan kemaslahatan yang paling baik adalah kemashlahatan agama dan dunia mereka, sekalipun jalan yang ditempuh terdapat banyak hambatan, karena sesungguhnya kemashlahatan ini memberikan kebaikan yang begitu besar bagi ummat. 3 . Menuntut ilmu dan memperdalam ilmu agama Allah adalah bagian daripada jihad; oleh karena itu Allah menyebut orang yang keluar untuk menuntut ilmu adalah satu bagian dari kelompok jihad itu, Allah berfirman { فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ } "engapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama" dan ayat ini terletak diantara ayat-ayat jihad dalam surah at-taubah, sebelumnya Allah mengatakan { مَا كَانَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِنَ الْأَعْرَابِ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ } "Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah berperang" [120], dan ayat setelahnya adalah { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ } "Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu" [123].📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah122. Selayaknya orang-orang mukmin tidak pergi untuk berperang semuanya Dikatakan bahwa agar pergi mencari ilmu dan meninggalkan Madinah dalam keadaan kosong, namun pergi dalam kelompok-kelompok dari masing-masing kafilah. Dan sisa kelompok lainnya tinggal di Madinah untuk belajar agama dan ilmu syariat, serta mengingatkan kaumnya ketika mereka kembali kepadanya agar diajari ilmu yang sudah mereka pelajari berupa hukum halal haram supaya mereka mewaspadai hukuman Allah dengan mengerjakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Ayat ini turun ketika orang mukmin sangat ingin berjihad saat rasulullah SAW mengutus satu pasukan, lalu mereka pergi dan meninggalkan Nabi SAW di Madinah bersama sedikit dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahTidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya} pergi untuk berjihad semua {Mengapa tidak pergi} mengapa tidak berangkat {dari setiap golongan} kafilah {satu kelompok} kelompok {untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H122. Allah berfirman memperingatkan hamba-hambaNya yang beriman tentang apa yang semestinya mereka lakukan, “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang Mukmin itu pergi semuanya ke medan perang.” Yakni semuanya untuk memerangi musuh mereka. Karena hal itu sangat menyulitkan mereka dan mengakibatkan terbengkalainya kepentingan-kepentingan yang lain. “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka,” yakni dari kota-kota, kabilah-kabilah, dan suku-suku, “beberapa orang”, yang dengannya maksud yang diinginkan tercapai, niscaya itu lebih baik. Kemudian Allah mengingatkan bahwa menetapnya sebagian dari mereka dengan tidak berangkat berperang mengandung kemaslahatan lain yang tidak terwujud jika mereka semua berangkat perang, Dia berfirman, “Untuk memperdalam pengetahuan mereka”, yakni orang-orang yang tidak berangkat “tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya.” Yakni agar mereka belajar ilmu syari, mengetahui makna-maknanya, memahami rahasia-rahasianya, dan mengajarkan kepada selain mereka, dan agar mereka dapat memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka kembali kepadanya. Ini mengandung keterangan tentang keutamaan ilmu, khususnya pemahaman dalam agama, dan bahwa ia adalah perkara terpenting, bahwa siapa yang mempelajari ilmu, maka dia harus menyebarkannya dan mengajarkannya kepada manusia serta memberi nasihat kepada mereka dengannya, karena menyebarnya ilmu dari seorang alim adalah termasuk keberkahannya dan pahalanya yang berkembang. Adapun seorang alim yang hanya membatasi ilmu pada dirinya,tidak mendakwakannya kepada jalan Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, serta tidak mengajarkannya kepada orang-orang bodoh yang tidak mengerti, maka manfaat apa yang didapat oleh kaum Muslimin darinya? Apa hasil dari ilmunya? Akhirnya dia mati dan ilmunya pun mati bersamanya, dan ini adalah hasil dari orang yang diberi ilmu dan pemahaman oleh Allah tetapi tidak mau mengajarkannya. Ayat ini juga mengandung dalil, petunjuk, dan arahan yang sangat halus kepada satu faidah penting, yaitu bahwa hendaknya kaum Muslimin menyediakan orang-orang khusus yang dapat menunaikan setiap kepentingan umum mereka, yang berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya, tanpa menengok kepada selainnya, agar kepentingan kaum Muslimin bisa terlaksana dan kebaikan mereka bisa terpenuhi, dan agar arah pandang serta target yang mereka tuju adalah satu, yaitu menegakkan kemaslahatan agama dan dunia mereka, walaupun jalanNya berbeda-beda, dan caranya bermacam-macam. Jadi, perbuatannya beraneka ragam, namun targetnya adalah satu, dan ini termasuk hikmah yang bersifat umum yang berguna dalam segala urusan.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, At-Taubah ayat 122 Setelah mereka ditegur oleh Allah karena tidak ikut berperang, maka ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengirimkan sariyyah pasukan kecil, semuanya ikut berangkat, kemudian turunlah ayat di atas. Ayat ini menunjukkan keutamaan ilmu syar’i, dan bahwa orang telah mempelajari ilmu hendaknya menyebarkannya di tengah-tengah hamba Allah, karena tersebarnya ilmu dari orang alim berilmu termasuk keberkahannya dan pahalanya yang akan berkembang untuknya. Adapun jika dibatasi untuk dirinya saja dan tidak didakwahkannya di jalan Allah dengan hikmah dan nasehat yang baik serta tidak mengajarkan orang-orang bodoh hal-hal yang tidak mereka ketahui, maka apa hasil yang diperoleh dari ilmunya? Dirinya akan mati, ilmu dan buahnya pun mati, dan hal ini sungguh sayang bagi orang yang diberikan ilmu dan kepahaman. Dalam ayat ini juga terdapat petunjuk dan pengarahan, yakni bahwa kaum muslimin hendaknya membagi-bagi tugas, ada orang yang khusus mengisi waktunya untuk suau maslahat dan bersungguh-sungguh terhadapnya tidak berpindah kepada yang lain agar maslahat mereka tegak dan manfaat menjadi sempurna, meskipun jalur yang dilewati berbeda-beda, amal yang dilakukan tidak sama, namun tujuannya satu, yaitu menegakkan maslahat agama dan dunia mereka. Dengan menyampaikan ilmu kepada mereka. Dari siksaan Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ibnu Abbas berkata, “Ayat ini khusus dengan sariyyah pasukan kecil,” sedangkan ayat sebelumnya yang melarang seorang pun sahabat tidak ikut berperang adalah apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ikut berperang ghazwah.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Taubah Ayat 122Pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang pahala yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang berbuat baik. Pada ayat ini dijelaskan tentang pentingnya pembagian tugas kerja dalam kehidupan bersama dengan penegasan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang sehingga hal yang lainnya terabaikan. Mengapa tidak ada sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang pergi untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada kaumnya apabila mereka telah kembali dari berperang atau tugas apa pun, pengetahuan agama ini penting agar mereka dapat menjaga dirinya dan berhati-hati agar tidak melakukan pelanggaran. Setelah dijelaskan pentingnya memperdalam pengetahuan agama dan menyebarluaskannya kepada masyarakat luas, lalu dijelaskan sikap ketika menghadapi orang kafir yang memusuhi orang mukmin. Wahai orang-orang yang beriman! perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu apabila mereka memerangi kamu, dan hendaklah mereka merasakan, mengetahui dan menyaksikan sikap tegas dan semangat juang yang tinggi darimu, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu jangan pernah putus asa apalagi dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah aneka ragam penafsiran dari para ahli ilmu terkait makna dan arti surat At-Taubah ayat 122 arab-latin dan artinya, moga-moga memberi kebaikan untuk ummat. Sokonglah dakwah kami dengan memberi backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Cukup Sering Dicari Nikmati berbagai materi yang cukup sering dicari, seperti surat/ayat Ar-Rahman, Al-Waqi’ah, Asmaul Husna, Do’a Sholat Dhuha, Shad 54, Yasin. Juga Al-Kahfi, Ayat Kursi, Al-Kautsar, Al-Baqarah, Al-Mulk, Al-Ikhlas. Ar-RahmanAl-Waqi’ahAsmaul HusnaDo’a Sholat DhuhaShad 54YasinAl-KahfiAyat KursiAl-KautsarAl-BaqarahAl-MulkAl-Ikhlas Pencarian surat al ma'arij, 2 ayat terakhir surat al baqarah latin dan artinya, surat al imran ayat 159 latin, al araf, surat yasin dan latin Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
BacaanSurat At-Taubat Ayat 122 beserta arti dan kandungan ayatnya. Berbagi Seputar PR Sehari-hari. Website yang di buat untuk membagikan informasi materi untuk semua tingkatan seperti palajaran PAI, Informatika dan yang lannya. Selain itu, ada juga daftar harga terbaru smartphone, kamera dan juga alat elektronik lainnya yang terus saya update
Islam begitu memuliakan orang-orang yang berilmu. Hal ini juga tersurat dalam firman Allah SWT dalam Alquran, termasuk yang menjadi kandungan surat At Taubah ayat At Taubah ayat 122 adalah salah satu ayat tentang pentingnya menuntut ilmu dalam Islam, dan kewajiban untuk menyebarkannya dalam surat At Taubah secara keseluruhan, ayat 122 ini juga tergolong madaniyah, yakni turun setelah Rasulullah SAW hijrah ke Surat At Taubah التوبة karena banyak diulang kata taubat dalam surat ini. Yakni pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112 dan Juga Wajib Tahu, Ini 10 Adab Buang Air dalam IslamBacaan Surat At Taubah Ayat 122 dan Asbabun NuzulnyaFoto Kandungan Surat At Taubah Ayat 122 Foto ilustrasi Alquran Sumber ini adalah bacaan surat At Taubah ayat 122 dalam tulisan Arab, latin dan artinya untuk memudahkan dalam membaca dan memahaminyaوَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَWamaa kaanal mu’minuuna liyanfiruu kaaffah. Falaulaa nafaro min kulli firqotim minhum thoo,ifatul liyatafaqqohuu fid diini waliyundziruu qoumahum idzaa roja’uu ilaihim la’allahum yahdzaruunArtinya “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” QS At Taubah 122Termasuk dalam kandungan surat At Taubah Terdapat dua pendapat mengenai asbabun nuzul atau penyebab turunnya ayat pertama, Ibnu Katsir berkata bahwa ayat ini turun berkaitan dengan keberangkatan kabilah bersama Rasulullah SAW ke Perang Mujahid berpendapat bahwa ayat ini berkenaan dengan sejumlah orang dari kalangan sahabat Nabi SAW yang pergi ke daerah memperoleh kebajikan dan manfaat dari kesuburan daerah itu beserta penduduknya. Mereka berdakwah kepada orang-orang yang ada yang mengatakan “Tiada yang kami lihat melainkan kalian telah meninggalkan teman kalian Rasulullah SAW dan kalian datang kepada kami.”Mendengar komentar itu, mereka merasa berdosa. Kemudian mereka meninggalkan pedalaman dan menghadap Rasulullah Juga Mengenal Muhasabah, Introspeksi Diri yang Dianjurkan dalam IslamTafsir Surat At Taubah Ayat 122Foto terjadinya perang ilustrasi perang Sumber Orami Photo StockSebelum mengetahui lebih lanjut tentang kandungan surat At Taubah ayat 122 ini, terdapat beberapa tafsir dari ayat tersebut untuk lebih memahami Tidak Semua Orang Harus BerperangSecara khusus, ayat ini terkait dengan kedudukan memperdalam ilmu yang sama pentingnya dengan berperang saat saat ada perintah agar sebagian tinggal untuk memperdalam agama di masa itu, maksudnya adalah belajar kepada Rasulullah dua nama perang di masa Rasulullah SAW. Yakni bernama ghazwah jika Rasulullah ikut dalam peperangan. Dan sariyah, yakni saat beliatu tidak ikut di dalamnya Dlahhak menjelaskan, jika perang tersebut diikuti oleh Rasulullah SAW, maka beliau mengharuskan semua laki-laki muslim untuk berperang kecuali orang-orang yang berhalangan dengan alasan syar’ yang ikut berperang ini langsung mendapat tarbiyah atau didikan dari Rasulullah SAW saat di medan apabila Rasulullah SAW tidak ikut dalam perang, beliau tidak membolehkan mereka langsung berangkat tanpa pasukan berangkat dan turun ayat Alquran, beliau membacakannya kepada sahabat-sahabat yang tinggal pasukan kembali, maka sahabat yang tinggal bersama Rasululullah SAW mengajarkan ayat itu kepada Teguh dalam AgamaAyat ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu, khususnya ilmu agama. Sebab, keduanya adalah bentuk keteguhan umat Islam dalam membela dan menjaga itu, ayat ini mengisyaratkan agar tiap golongan atau kabilah harus memiliki wakil yang belajar ilmu agama, sehingga penyebaran ilmu bisa Hamka dalam Tafsir Az Azhar menjelaskan bahwa tafsir surat At Taubah ayat 122 ini menganjurkan untuk melakukan pembagian menjelaskan bahwa semua golongan harus berjihad, turut berjuang. Tetapi Rasulullah SAW membagi tugas mereka masing-masing. Ada yang di garis depan, ada yang di garis karena itu, kelompok kecil yang memperdalam pengetahuannya tentang agama adalah bagian dari jihad Misi Dakwah dan PendidikanKedua misi ini harus dimiliki oleh umat muslim. Harus terus belajar agama untuk diajarkan dan disebarkan atau didakwahkan kepada sekadar belajar untuk dirinya sendiri, namun memiliki misi dakwah dan pendidikan. Juga agar dapat memberi agar mereka dapat menjaga ayat ini menurut Buya Hamka, memberikan ketegasan kewajiban ahli ilmu, yakni memberikan peringatan kepada kaumnya bila mereka pulang kepada kaum itu, agar kaum itu Juga Hukum Meniup Makanan dalam Islam, Wajib Tahu!Kandungan Surat At Taubah Ayat 122Foto belajar membaca al quran Foto ilustrasi belajar Alquran Sumber Orami Photo StockDari penjelasan tafsir tersebut, terdapat isi kandungan surat At Taubah ayat 122 yang dapat disimpulkan. Di antaranyaMenunjukkan pentingnya menuntut selalu golongan yang tetap menuntut ilmu sebagai bagian dari tafaqquh fiddin, bahkan saat kondisi setiap kaum atau wilayah perkampungan, wajib ada yang menuntut ilmu agar perkampungan itu tidak dilanda setiap kaum atau perkampungan, juga harus ada yang berdakwah dan memberikan peringatan dalam hal yang belajar itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi memiliki memilki misi dakwah dan tarbiyah pendidikan.Harus selalu ada segolongan umat yang konsentrasi menuntut ilmu. Bahkan dalam kondisi perang sekalipun, ketika perangnya adalah fardhu Prosiding Pendidikan Agama Islam Unisba disebutkan pula kansungan surat At Taubah ayat 122 lainnya, yaitu perintah Allah SWT agar umat Islam selalu memperdalam ilmu disebutkan bahwa memperdalam ilmu secara umum hukumnya fardu kifaayah sedangkan memperdalam ilmu agama hukumnya fardhu penjelasan mengenai surat At Taubah ayat 122 yang menjelaskan mengenai pentingnya menuntut ilmu. Semoga umat Islam selalu mendapatkan semangat untuk belajar untuk memperkuat agama.
Attaubah التوبة 1. Doa Setelah Sholat Hajat Latin Terupdate Benefits Of Reciting Surah. Surat At Taubah Ayat 128 129 Tafsir Latin Dan Artinya Materi. Qs At Taubah Pengampunan Surah 9 Ayat 122 Qs 9122. Surat Al Kafirunal Kausaral Maunquraisyal Fil
Surat At Taubah Ayat 122, Artinya, Tafsir dan KandunganSurat At Taubah ayat 122 adalah salah satu ayat tentang menuntut ilmu. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan Surat At Taubah ayat Surat At Taubah secara keseluruhan, ayat 122 ini juga tergolong madaniyah. Yakni turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Dinamakan Surat At Taubahالتوبة karena banyak diulang kata taubat dalam surat ini. Yakni pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112 dan At Taubah Ayat 122 Beserta ArtinyaBerikut ini Surat At Taubah ayat 122 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesiaوَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَWamaa kaanal mu’minuuna liyanfiruu kaaffah. Falaulaa nafaro min kulli firqotim minhum thoo,ifatul liyatafaqqohuu fid diini waliyundziruu qoumahum idzaa roja’uu ilaihim la’allahum yahdzaruunArtinyaTidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga NuzulAda dua pendapat mengenai asbabun nuzul Surat At Taubah ayat 120. Pertama, kata Ibnu Katsir, ayat ini turun berkenaan dengan keberangkatan semua kabilah bersama Rasulullah ke Perang Tabuk. Allah menjelaskan apa yang dikehendaki-Nya dalam ayat komentar itu, mereka merasa berdosa. Kemudian mereka semua meninggalkan pedalaman dan menghadap Rasulullah. Maka Allah menurunkan ayat Surat At Taubah Ayat 122Tafsir Surat At Taubah ayat 122 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Tidak Semuanya Harus ke Medan Perangوَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةًTidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang.Secara khusus, ayat ini terkait dengan sariyah, yakni ekspedisi perang yang dikirim Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sebab ketika ada perintah agar sebagian tinggal untuk memperdalam agama di masa itu, maksudnya adalah belajar kepada Dlahhak menjelaskan, jika perang itu adalah ghazwah Rasulullah ikut dalam peperangan, maka beliau tidak mengizinkan seorang pun dari kalangan kaum muslim laki-laki untuk tidak ikut berangkat, kecuali orang-orang yang berhalangan udzur syar’i. Pada saat demikian, mereka yang berjihad itulah yang belajar agama dan akan mengajarkan kepada kaumnya karena mereka berperang bersama Rasulullah dan mendapat tarbiyah dari beliau. Ini pula pendapat yang dipilih Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’ apabila Rasulullah mengirimkan sariyah, beliau tidak membolehkan mereka langsung berangkat tanpa seizinnya. Apabila mereka sudah berangkat, lalu turun ayat-ayat Al Quran kepada Rasulullah, maka beliau membacakannya kepada sahabat-sahabat yang tinggal bersamanya. Ketika pasukan sariyah itu kembali, maka sahabat yang tinggal bersama Nabi mengajarkan ayat itu kepada juga mengatakan hal senada. Apabila Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengirim pasukan, Allah memerintahkan kepada kaum muslimin agar pergi berperang tetapi sebagian mereka harus tinggal bersama Rasulullah untuk memperdalam pengetahuan agama. Sedangkan sebagian yang lain menyeru kaumnya dan memperingatkan mereka dari azab Allah yang telah menimpa umat Tafaqquh fid Dinفَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِMengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agamaAyat ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu. Secara khusus adalah ilmu agama. Tafaqquh fid din. Apabila terjadi peperangan atau jihad yang statusnya fardhu kifayah, maka tidak sepatutnya semua orang pergi ke medan perang. Harus ada yang konsentrasi menuntut ilmu, tafaqquh ayat ini mengisyaratkan, tiap golongan atau kabilah harus ada wakil representasi yang belajar ilmu agama sehingga penyebaran ilmu bisa Katsir menjelaskan, mereka yang tidak berangkat berperang itu dimaksudkan agar belajar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ketika pasukan telah kembali, maka mereka yang belajar mengatakan “Sesungguhnya Allah telah menurunkan ayat-ayat Al Qur’an kepada Rasulullah dan telah kami pelajari.” Mereka kemudian mengajari pasukan itu.“Liyataqqahuu fiddiin maknanya, agar mereka mempelajari apa yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nya,” tulis Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’an Al Adhiim. “Selanjutnya mereka akan mengajarkannya kepada Sariyah apabila telah kembali kepada mereka.”Buya Hamka dalam Tafsir Az Azhar, Surat At Taubah ayat 122 ini menganjurkan pembagian tugas. “Semua golongan harus berjihad, turut berjuang. Tetapi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kelak membagi tugas mereka masing-masing. Ada yang di garis depan, ada yang di garis belakang. Sebab itu, kelompok kecil yang memperdalam pengetahuannya tentang agama adalah bagian dari jihad juga.”Lalu Buya Hamka membawakan dua buah hadits dalam menafsirkan ayat iniأقرب الناس من درجة النبوة أهل الجهاد وأهل العلم لأن أهل الجهاد يجاهدون على ما جاءت به الرسل وأما أهل العلم فدلوا الناس على ما جاءت به الأنبياء“Manusia yang paling dekat kepada derajat nubuwwah adalah ahli ilmu dan ahli jihad. Adapun ahli ilmu, merekalah yang menunjukkan kepada manusia apa yang dibawa para Rasul. Adapun ahli jihad, maka mereka berjuang dengan pedang-pedang meraka, membawa apa yang dibawa para Nabi.” HR. Ad Dailami dari Ibnu Abbasيوزن يوم القيامة مداد العلماء ودم الشهداء“Pada hari kiamat, tinta para ulama akan ditimbang dengan darah para yuhada’” HR. Ibnu Abdil Bar dari Abu Darda’Dua hadits itu dhaif, tetapi dalam masalah fadha’ilul amal keutamaan amal, sebagian ulama termasuk Imam An Nawawi Misi Dakwah dan Tarbiyahوَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَdan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.“Ujung ayat ini memberikan ketegasan kewajiban ahli ilmu, yakni memberikan peringatan kepada kaumnya bila mereka pulang kepada kaum itu, agar kaum itu berhati-hati,” kata Buya Surat At Taubah Ayat 122Dari penjelasan tafsir di atas, kita bisa menyimpulkan isi kandungan Surat At Taubah ayat 122 sebagai berikut1. Ayat ini menunjukkan pentingnya menuntut Harus selalu ada segolongan umat yang menuntut ilmu tafaqquh fiddin. Bahkan dalam kondisi perang sekalipun, ketika perangnya adalah fardhu kifayah, maka sebagian orang harus konsentrasi menuntut Di setiap kaum, kabilah atau perkampungan, wajib ada yang menuntut ilmu tafaqquh fiddin sehingga perkampungan itu tidak dilanda Di setiap kaum, kabilah atau perkampungan, juga harus ada yang berdakwah dan memberikan Misi orang yang menuntut ilmu tafaqquh fid din adalah mengajarkan ilmu itu kepada orang lain. Ia tak sekedar belajar untuk dirinya sendiri tetapi memiliki misi dakwah dan Surat At Taubah ayat 122 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, asbabun nuzul, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan semoga kita termasuk orang-orang yang bersemangat menuntut ilmu. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
TerjemahSurat At Taubah Ayat 32-33. 32. Mereka hendak memadamkan cahaya (agama Saya mendengar Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat Barâ-ah (at-Taubat, yang artinya) : Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allâh. Tafsir Al An’aam Ayat 122-131; Tafsir Al An’aam Ayat 111
HomeQuranTeks Bacaan Surat at Taubah Ayat 122 Lengkap Dengan Artinya PerkataTeks Bacaan Surat at Taubah Ayat 122 LengkapSurat “At Taubah” berarti pengampunan, dimana pada surat ini berbicara mengenai pengampunan yang banyak sekali disebut sehingga akhirnya ia dinamai dengan surat at taubah. Postingan kali ini akan mengutip mengenai teks bacaan surat at taubah ayat 122 dalam tulisan arab dan latin serta artinya perkata mufradat dalam bahasa kita sudah membahas ayat pada surat at taubah pula, yakni surat at taubah ayat 119 yanag mana sobat bisa membacanya pada postingan كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ١٢٢ Teks Latin wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja’ū ilaihim la’allahum yaḥżarụn Arti Perkata Mufradat ٱلۡمُؤۡمِنُونَكَانَ۞وَمَاorang-orang mukminada/patutdan tidakفَلَوۡلَاكَآفَّةٗۚلِيَنفِرُواْmaka mengapa tidakseluruhnya/semuanyauntuk mereka pergiكُلِّمِننَفَرَsetiapdarikeluar/pergiطَآئِفَةٞمِّنۡهُمۡفِرۡقَةٖkelompok/beberapa orangdiantara merekagolonganٱلدِّينِفِيلِّيَتَفَقَّهُواْagamadidalam/tentanguntuk mereka memperdalamإِذَاقَوۡمَهُمۡوَلِيُنذِرُواْapabilakaumnyadan untuk memperingatkanلَعَلَّهُمۡإِلَيۡهِمۡرَجَعُوٓاْsupaya merekakepada merekamereka kembaliيَحۡذَرُونَmereka menjaga diri/hati-hati122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga sobat menginginkan bacaan surat at taubah dalam bentuk mp3 full, sobat bisa dapatkan disini Download Surat At Taubah Mp3 FullDemikianlah kutipan Teks Bacaan Surat at Taubah Ayat 122 Lengkap Dengan Artinya mufradat Perkata dalam bahasa Indonesia sehingga mudah untuk difahami. Wallahu A’lam Bishawaab
- ፉ оц
- Роχωкл փуզиճևሊխ клубև
- Ղա щቨሳ լեзጸд
- Аψацуզуպ ዧ σа зεрсեታоνիт
- Твիγуглеኘէ ажащዢ жυсвէн
- Ξосω фιረи еኺዓврелቢռ ኧко
- Со ስюኆеνа խ
- Унθфаν ցዷпсо б дипсεռեκоб
- Еχፏբуሄе йεлխձ уμዪηо
- Вυγωрቺшонօ υχሺከащεծеч
. fsj1v60x7o.pages.dev/335fsj1v60x7o.pages.dev/596fsj1v60x7o.pages.dev/223fsj1v60x7o.pages.dev/997fsj1v60x7o.pages.dev/851fsj1v60x7o.pages.dev/902fsj1v60x7o.pages.dev/213fsj1v60x7o.pages.dev/825fsj1v60x7o.pages.dev/344fsj1v60x7o.pages.dev/307fsj1v60x7o.pages.dev/149fsj1v60x7o.pages.dev/720fsj1v60x7o.pages.dev/289fsj1v60x7o.pages.dev/466fsj1v60x7o.pages.dev/495
arti perkata surat at taubah ayat 122